Jaya Setiawan Gulo, ASN Muda Berjuang Mengubah Citra
Jaya Setiawan Gulo boleh disebut ASN keren. Ia memiliki banyak prestasi internasional dan aktif di berbagai komunitas sosial. Ia melakukan itu untuk mengubah citra negatif ASN dan birokrasi.
Jaya Setiawan Gulo (30) memulai karier sebagai aparatur sipil negara (ASN) pada 2010 dengan perasaan galau. Dia tak menyangka, beberapa tahun kemudian, dia meraih banyak penghargaan penting. Kini, ia berjuang menghimpun ASN muda di Tanah Air untuk mengubah citra ASN yang masih negatif.
Setelah lulus dari D-1 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, pria yang akrab disapa Gulo ini awalnya merasa menjadi ASN bukanlah karier yang membanggakan. Telanjur tercebur ke dalam birokrasi, Gulo bertekad untuk menjadi ASN yang berbeda dan menginspirasi.
Selama 10 tahun, Gulo bertugas di Kantor Bea Cukai Polonia dan Kualanamu, Medan, Sumatera Utara. Lalu, sejak 1 Juli 2019, dia pindah ke Kementerian Keuangan di Jakarta. Sebagai ASN muda, prestasinya cukup mentereng. Ia pernah menjadi wakil anak muda Indonesia di Youth Assembly di Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, pada 2017.
Bersama tim di Kantor Bea Cukai Kualanamu, Gulo berhasil menerapkan custome declaration online (CDO). Gulo yang beberapa kali ke luar negeri karena prestasinya tersebut merasa sudah saatnya pengisian formulir dari Bea Cukai di Bandara Kualanamu diubah dari kertas menjadi digital.
Tahun 2018, Gulo dan tim memberikan ide CDO sehingga penumpang dari luar negeri sebelum sampai ke Bandara Kualanamu sudah dapat mengisi secara daring dengan memasukkan nomor penerbangan. Petugas tinggal memindai barcode. Jika ada pajak yang harus dibayar, orang tersebut tinggal menggesek di mesin pembayaran yang terkoneksi ke sistem. Cara ini untuk mendukung transparansi dan efisiensi anggaran kertas.
Kesetiaan Gulo sebagai ASN muda yang menunjukkan kinerja baik dan inovatif membuat dia meraih penghargaan sebagai Pegawai Berprestasi Kementerian Keuangan (2018) serta Pegawai Inspiratif Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (2017). Deretan prestasi bertambah di tingkat nasional saat ia meraih 3 Terbaik Kategori PNS Inspiratif Anugerah ASN 2019. Penghargaan ketiga yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk memotivasi ASN agar menjadi teladan bagi masyarakat.
”Saat menerima penghargaan, aku di Golongan IIC, satu-satunya yang usianya di bawah 30 tahun. Aku masih staf. Pemenang yang lain sudah punya posisi strategis. Bahkan, berpendidikan S-2 hingga S-3, ada yang lulusan luar negeri,” kata Gulo yang berdarah Nias, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (5/10/2020).
Dia tak menyangka bisa terpilih menjadi ASN inspiratif. Pasalnya, di pemerintahan jarang anak muda yang bisa bersaing dengan senior. Penghargaan ini memberikan inspirasi bagi ASN muda lainnya untuk yakin kinerja mereka diperhitungkan.
”Begitu saya menang penghargaan dari Menpan dan RB, anak muda jadi semangat karena Bang Gulo saja bisa dapat penghargaan. Pasti, kan, mereka jadi mencari tahu apa yang sudah saya kerjakan. Ini seperti membuka jalan supaya anak muda, khususnya ASN muda, melakukan banyak hal positif dalam hidup dan pengabdiannya,” kata Gulo.
PNS Saja
Bagi Gulo, menjadi ASN inspiratif memberikan tanggung jawab besar. Dia semakin terpanggil untuk menunjukkan kiprah ASN muda yang mendorong ke perubahan baik. Salah satunya, dia menggagas Komunitas Jadi PNS Saja sejak awal 2020.
”Saya merasa masyarakat masih banyak yang memandang PNS negatif. Saya ingin menunjukkan secara tidak langsung kalau ASN muda sama seperti anak muda lainnya, inovatif dan kreatif, serta memegang nilai-nilai baik. Negara ini perlu banyak ASN muda yang pintar dan berintegritas,” ujar Gulo.
Gulo mengisahkan, ketika mendapat kerja sebagai PNS seharusnya ada perasaan bangga. Namun, ia mendapati citra PNS di mata orang banyak negatifnya, seperti korupsi, kinerja rendah, dan jam kerja seenaknya.
”Saya pun saat itu orang berpikir saya punya uang banyak dan pasti sudah punya rumah, mobil, dan investasi karena kerja di Bea Cukai. Anggapan itu kalau dulu ada benarnya. Tapi, sekarang saya lihat banyak perubahan. Saya merasa ingin menjadi pribadi ASN yang berbeda,” kata Gulo.
Lewat Komunitas Jadi PNS Saja yang kini memiliki lebih dari 31.000 pengikut di Instagram, Gulo membangun citra dan jejaring di kalangan anak muda. Dia ingin membuat anak muda penasaran dan ingin tahu siapa di balik sosok Jadi PNS Saja yang memberikan berbagai macam acara daring dari soal kiprah PNS, dunia kampus, hingga gerakan kerelawanan.
Gulo dan temannya yang juga ASN muda, Zemy Prabowo, pun merogoh kocek dari gaji mereka untuk menggelar diskusi dengan siapa saja. ”Kami bersyukur di masa pandemi, gaji PNS tetap stabil. Jadi, kami ingin berkontribusi dengan membuat acara daring yang menghadirkan banyak pembicara inspiratif yang mau berbagi,” ujar Gulo.
Saat ini, dia bertugas di bagian komunikasi di Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Sekretariat Jenderal, Kemenkeu. Gulo bekerja di bidang pembuatan konten situs dan media sosial, utamanya terkait literasi keuangan negara. ”Kami ingin membuat isu ini menjangkau pelajar dan mahasiswa supaya sadar dan mau bayar pajak. Wajib pajak Indonesia rendah, bahkan di bawah Afrika,” kata Gulo.
Di sela-sela bekerja, Gulo masih menyempatkan diri terlibat dalam beragam aktivitas. Salah satunya, menyiapkan acara daring Komunitas Jadi PNS Saja setiap malam. Semua pekerjaan diselesaikannya sambil kuliah di S-1 ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Indonesia. Selain itu, ia juga aktif sebagai sukarelawan dengan menggagas School Projects untuk membantu pendidikan sekitar 2.000 siswa SD di Sumatera Utara, Banten, dan Papua.
Lewat komunitas PNS Saja, Gulo berharap akan muncul banyak PNS muda yang cerdas dan berintegritas. Birokrasi juga mesti membaik dan profesional. Dia mengaku telah melihat tren ke arah itu. ”Kalau saya tidak melihat perubahan, seperti yang saya lihat di Bea Cukai dan Kementerian Keuangan, jujur saya memilih cabut sebagai PNS,” ujarnya.
Masih primadona
Di antara banyak profesi, menjadi ASN atau PNS masih menjadi impian bagi banyak anak muda. Tidak heran dalam setiap seleksi penerimaan calon PNS, jutaan anak muda berebut untuk melamar.
Hal ini tampak dalam seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada 2019 di berbagai instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, dibuka. Sampai pendaftaran ditutup, pelamar yang sudah mempunyai akun menembus angka 5,05 juta. Angka ini terbesar sepanjang sejarah penerimaan CPNS. Bandingkan dengan angka pelamar pada 2018 yang berjumlah 4,4 juta pelamar dan 2017 sebanyak 2,4 juta pelamar. Sebagian besar pelamar adalah anak muda dan mahasiswa.
Animo mahasiswa untuk menjadi PNS juga terekam dalam jajak pendapat Kompas pada November 2019. Sebanyak 47 persen responden mengaku masih berminat menjadi PNS. Angka ini masih mungkin bertambah karena ada sekitar 16,8 persen responden yang menyatakan masih pikir-pikir.
Meski demikian, menjadi PNS bukan profesi utama yang dicita-citakan generasi muda. Dari dua kali jajak pendapat, yaitu pada 2019 dan 2017, profesi utama yang diinginkan anak muda adalah menjadi wirausaha atau entrepreneur. Persentasenya pada 2019 sekitar 39,1 persen atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 32,2 persen (Kompas, 27/12/2019).
Gulo termasuk anak muda yang bercita-cita menjadi wiraswasta dan karyawan swasta. Namun, tetap menyimpan keinginan menjadi PNS. Nyatanya, sejak 2010 lulusan D-3 STAN ini menjadi PNS.
Meski menjadi PNS atau ASN, Gulo tetap berusaha untuk mengejar impiannya, yakni aktif berkecimpung dalam aneka kegiatan sosial. Ia pernah menjadi sukarelawan di Bill & Melinda Gates Foundation 2017 dan lembaga lain. Baginya, yang penting bukan status ASN, melainkan bagaimana menjadi sosok ASN yang inspiratif.
Berbagi ilmu
Sejak Oktober 2020, rangkaian International Volunteer Day 2020 (IDV Festival) menghadirkan sepak terjang beragam komunitas, lembaga, atau individu inspiratif yang aktif dalam kegiatan kerelawanan. Setiap malam, acara bincang-bincang itu hadir di akun Jadi PNS di Youtube.
Seusai menjalani rutinitas kerja dari rumah atau kantor, Zemy Prabowo (30), Senin (9/11/2020), bersiap mengudara saat jarum jam menunjukkan angka 7 di malam hari. Zemy sebagai salah satu Co-founder Komunitas Jadi PNS menjadi host untuk bincang-bincang soal kiprah dokter muda yang menggagas gerakan sosial bagi desa.
Saat akhir pekan, giliran Jaya Gulo, Founder Komunitas Jadi PNS, yang mengambil alih jadi host. Tak pernah absen menemani anak-anak muda yang haus akan tayangan bermanfaat dari soal dunia kampus hingga kerelawananan. ”Menurut rencana, ada 50 webinar soal kerelawanan yang kami buat sampai puncak acara 5 Desember nanti. Jadi, ya harus kerja keras, nih. Setelah itu, kami buat lagi webinar lain yang menarik,” jelas Gulo.
Gulo dan Zemy bertekad menghadirkan platform Jadi PNS ini sebagai rujukan bagi anak-anak muda untuk bisa mencari informasi soal dunia kampus. Tema yang diutamakan adalah beasiswa ke luar negeri dan gerakan kerelawanan sosial. Kedua pemuda ini merupakan aparatur sipil negara (ASN) di bawah Kementerian Keuangan dan alumni Politeknik Keuangan Negara STAN yang punya perhatian dengan masalah pendidikan.
Sejak dulu, Gulo ingin membangun jejaring dan berkolaborasi dengan beragam kalangan anak muda untuk saling menginspirasi. Mereka yang bergiat di birokrasi ingin terhubung dengan banyak gerakan sosial dan gerakan anak muda lainnya guna sama-sama memperkuat gerakan baik di Tanah Air.
Bincang-bincang untuk mewujudkan Komunitas Jadi PNS muncul pada akhir 2019. Gulo dan Zemy tadinya masing-masing di luar kota dan mengenal lewat media sosial. Pertengahan tahun, mereka berdua sama-sama dipindah ke Jakarta. Seakan menemukan chemistry, keduanya sepakat membuat gerakan sosial untuk menginspirasi anak muda.
Zemy mengatakan, awalnya Jadi PNS ini memberikan mentoring bagi anak muda yang mau tembus kuliah ke Politeknik Keuangan Negara STAN. Lalu, semasa pandemi Covid-19, dikembangkan menjadi kegiatan webinar tentang dunia kampus, geliat anak muda di kampus, dan kerelawanan. ”Awalnya enggak yakin, apa acara kami bakal ditoton dan berdampak. Ada naik dan turun gitu semangat melakukannya. Namun, responsnya di luar dugaan. Banyak yang kirim pesan/DM nanyain kalau tidak ada webinar,” kata Zemy yang sebelumnya bertugas di Kantor Bea Cukai di Pontianak, Kalimantan Barat.
Sementara itu, Gulo yang tengah sibuk menjalani kuliah S-1 di kampus impiannya, Universitas Indonesia, kebagian menjadi host di akhir pekan. Dia mengembangkan strategi untuk membuat Komunitas Jadi PNS lebih bermakna.
Baca juga: Inspirasi ASN Muda Berjejaring
”Kami ingin orang lain melihat ASN muda bisa melakukan hal-hal inspiratif. Kami ingin menggandeng banyak anak muda, talenta muda, bersama-sama berbuat kebaikan bagi negeri ini. Harapannya, dari talenta muda terbaik ini ada yang mau menjadi ASN muda inspiratif seperti yang kami perjuangkan,” ujar Gulo.
Tak sekadar rutin menggelar webinar. Gerakan sosial juga diwujudkan Gulo dan Zemy dengan membuat program Beasiswa Jadi PNS. Dengan merogoh kocek berdua, beasiswa diberikan untuk siswa SMA dan mahasiswa berupa uang dan mentoring. ”Kami ingin menginspirasi anak muda untuk bisa menjadi pemimpin negeri yang berintegritas dan cerdas di masa depan,” ujar Gulo.
Jaya Setiawan Gulo
Lahir: Pematangsiantar, 8 Mei 1990
Pendidikan:
- PKN STAN Jurusan Diploma I Kepabeanan dan Cukai (2008-2009)
- PKN STAN Diploma III Akuntansi (2013-2015)
- Edmonds Community College, Amerika Serikat (2015-2016)
- S-1 Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (2019-sekarang)Penghargaan:
- ASN Inspiratif Nasional Republik Indonesia dari Kementerian PANRB (2019)
- Pegawai Berprestasi Kementerian Keuangan (2018)
- Pegawai Inspiratif Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (2017)
- United Nations Youth Assembly, New York, AS (2016)
- United Nations FAO di Roma, Italia (2017)
- United Nations Environment Programme di Bangkok, Thailand (2016)
- Penghargaan 150 jam relawan dalam 10 bulan di Amerika Serikat, jam relawan terbanyak sepanjang beasiswa CCIP per 2016
- Tulisan pernah dimuat di Huffington Post, Bill & Melinda Gates Foundation, Education Comission.
Organisasi/Kerelawanan:
- Pendiri Komunitas Jadi PNS (2020-sekarang)
- Penggagas The School Projects (2016-2019)
- Ketua Indonesia Nederland Youth Society (2014-2015)
- Direktur Komunikasi Indonesia Mengglobal (2013-2014)