Semangat Anak Muda Berkomunitas untuk Mencari Solusi
Beragam komunitas hadir untuk memberikan solusi dari masalah-masalah sosial. Saat pandemi, mereka bertemu dalam Kongres Komunitas Nasional 2020 secara daring.
Momen perayaan Sumpah Pemuda tahun 2020 dalam suasana pandemi Covid-19 tak hanya soal peringatan yang berubah jadi virtual atau daring. Semangat membara anak-anak muda negeri ini di masa lalu dibawa juga dalam gelora bergiat anak-anak muda masa kini yang berjuang bagi negeri lewat gerakan di beragam komunitas.
Hadirnya beragam komunitas dengan mengawal beragam isu yang juga jadi perhatian global semakin jadi tren para anak muda. Gerakan anak-anak muda masa kini punya semangat yang sama dengan para anak muda dari berbagai penjuru negeri saat Kongres Pemuda Kedua tanggal 28 Oktober 1928. Anak-anak muda berkomunitas punya semangat untuk membawa perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.
Mengambil momen perayaan 92 tahun Sumpah Pemuda, Kongres Komunitas Nasional 2020 atau #KKN2020 bertema ”Komunitas Bangkit, Bersatu untuk Indonesia Maju” digelar secara daring, Jumat (30/10/2020). Peristiwa KKN 2020 ini dijadikan momentum bersejarah untuk bersatunya komunitas lintas bidang dalam perjuangan menjadi solusi bagi bangsa.
Founder Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, salah seorang yang terlibat menggagas KKN 2020, mengatakan, suatu kebanggaan dan kehormatan kalau sudah berurusan komunitas. ”Saya merinding. Kegiatan ini baru disebar dini hari ke berbagai kounitas, tetapi responnya langsung antusias di banyak komunitas,” kata Asep.
Di tahun 2013, sejumlah anak muda yang tergabung di Indonesia Community Network menggagas Hari Komunitas Nasional pada 28 September. Perayaan yang besar untuk merangkul tumbuhnya komunitas di Indonesia dilakukan tahun 2015 di JHCC. ”Baru di tahun 2020 ini ada lagi perayaan Hari Komunitas Nasional dalam bentuk Kongres Komunitas Nasional. Dari database, ada sekitar 1.300 komunitas yang berupaya melakukan gerakan sosial untuk memberikan solusi bagi negeri,” ujar Asep.
Tercetusnya KKN 2020, kata Asep, berawal dari kegiatan Community Hub yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sejumlah komunitas yang digandeng menyepakati untuk menggelar pertemuan komunitas nasional.
”Karena di masa pandemi, KKN bisa diwujudkan secara virtual. Ke depan mau ada kopi darat dan kongres komunitas yang lebih meriah lagi,” ujar Asep yang mendirikan Komunitas Historia Indonesia yang bergerak di bidang sejarah tahun 2003.
Asep mengatakan, satu komunitas itu ibarat puzzle, satu solusi untuk persoalan yang ada di negeri ini. Setiap komunitas diharapkan datang membawa solusi. Kolaborasi membuat solusi bagi negeri semakin utuh dengan menyatunya kepingan puzzle dari beragam komunitas yang bergerak di hobi, sosial, ekonomi, sejarah, pemuda, pendidikan, kesehatan, dan masih banyak lagi.
”Kalau ingin negara tetap jaya di masa depan, kita mesti menjaga semangat Sumpah Pemuda di atas perbedaan. Komunitas dengan gerakan sosial yang berbeda tetap menyatakan sumpah untuk berkelanjutan demi Indonesia,” kata Asep.
Acara KKN 2020 ini pun jadi ajang bagi sebagian kecil komunitas untuk berbagai inspirasi perjuangan anak muda di masa kini. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, geliat komunitas menjadi semakin bermakna.
Ketua Bike To Work Indonesia (B2W) Putut Sudiryanto menyatakan, komunitas pesepeda ini mengajak masyarakat untuk peduli pada dampak transportasi darat pada lingkungan, seperti polusi udara. Pilihan bersepada sebagai alat transportasi perlu dimasyarakatkan secara luas untuk menggugah kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Sementara itu, founder Waste Solution Hub, Ranitya Nurlita, memilih bergerak untuk mengatasi sampah. Tiap hari ada 175.000 ton sampah. Indonesia jadi negara penyumbang nomor dua di dunia untuk sampah plastik. ”Kami sejak 2011 membentuk inovasi sosial Waste Solution Hub untuk mengatasi sampah secara berkelanjutan di Tangerang Selatan, Banten. Kami gandeng pemulung untuk menjadi solusi mengatasi sampah berkelanjutan,” ujar Ranitya.
Ada pula Komunitas KitoRato yang memberdayakan penyandang disabilitas untuk mandiri lewat kewirausahaan. Sementara itu, co-founder Indonesia Youth Diplomacy, Gracia Paramitha, mengatakan, komunitas ini mengajak pemuda-pemudi belajar teknik diplomasi guna menyampaikan pendapat dengan musyawarah mufakat.
”Kami mengajak anak muda Indonesia untuk berpartisipasi diplomasi internasional dalam memeperjuangkan isu pembangunan, finansial, ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan,” kata Gracia.
Founder Indonesia Berkebun dan Ayah Asi, Shafiq Pontoh, mengatakan, komunitas yang digagas anak muda bisa berskala nasional ataupun di tingkat lokal. Dengan berkolaborasi dan berjejaring, peran komunitas semakin terasa di masyarakat dan negara.
”Membangun komunitas dari yang kecil pun tidak apa-apa asal memberi dampak positif di mana komunitas berkegiatan. Lewat ajang KKN 2020, komunitas bangkit untuk berjejaring supaya bisa mengeksplorasi dan menemukan peluang berkontribusi bagi kebaikan bersama,” kata Shafiq.
Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Agustini Rahayu mengatakan, kehadiran komunitas lintas bidang yang bersatu di KKN 2020 menunjukkan perbedaan menjadi kekuatan.
”Ini menujukkan anak muda tetap menghayati semangat Sumpah Pemuda, bersatu meskipun berbeda. Apalagi, di masa sulit karena pandemi Covid-19, menunjukkan anak muda tetap mau bersatu dan bekerja sama antarkomunitas untuk menjaga Indonesia, merawat keindonesiaan, dengan menjaga semangat solidaritas,” kata Agustini.
Membangun komunitas dari yang kecil pun tidak apa-apa asal memberi dampak positif di mana komunitas berkegiatan.
Penghargaan bagi komunitas
Kiprah komunitas yang menawarkan solusi secara sukarela ini terus mendapatkan penghargaan. Momen Sumpah Pemuda ke-92 dipakai sebagai momentum bagi anak muda Indonesia menunjukkan peran dalam menciptakan keadaan sosial yang lebih baik.
Berkaitan dengan hal ini, Indonesia pun memiliki rekam jejak positif dalam hal kerelawanan. Laporan Charities Aid Foundation (CAF): World Giving Index pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara paling dermawan, yakni skor untuk membantu orang lain sebesar 46 persen, berdonasi materi 78 persen, dan melakukan kegiatan sukarelawan 53 persen.
Untuk itu, Campaign.com mengajak anak muda Indonesia merayakan pentingnya peran pemuda untuk bangsa dengan menginisiasi A Better World Prize FUNthering Day Awarding Night. Sejak Juni 2020, Campaign.com menginisiasi A Better World Prize, ajang bagi komunitas sosial di Indonesia untuk memperluas dampak sosialnya dengan diberikan pelatihan dan pendanaan.
Lebih dari 400 pendaftar dari seluruh Indonesia, 39 komunitas lolos sebagai finalis dalam inisiatif ini. Tak hanya mendapatkan pelatihan pengembangan kapasitas, komunitas terpilih juga menginisiasi program dalam aplikasi Campaign #ForChange dengan fokus isu masing-masing: Pendidikan, Kesetaraan, Kesehatan, dan Lingkungan. Setiap satu program yang diselesaikan telah dikonversikan menjadi donasi sebesar Rp 10.000.
Pada perayaan A Better World Prize FUNthering Day Awarding Night secara daring, Rabu (28/10/2020), lima komunitas terpilih dari seleksi tahap pertama dan kedua melakukan presentasi mengenai program sosialnya untuk mendapatkan pendanaan sebesar Rp 50 juta. Hadiah utama ini diberikan oleh Danpac Pharma melalui Yayasan Dunia Lebih Baik.
William Gondokusumo selaku Chief Executive Officer Campaign.com memaparkan, Campaign.com mempertemukan anak muda dari sejumlah daerah di Indonesia untuk andil dalam pengentasan beragam isu sosial, khususnya selama masa pandemi ini. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-92, perayaan A Better World Prize FUNthering Day Awarding Night menjadi simbolis perjuangan anak muda melalui komunitasnya masing-masing.
”Kami berharap A Better World Prize juga memantik semangat anak muda untuk memperluas dampak sosialnya melalui berbagai platform yang mereka miliki, termasuk secara digital,” kata William.
Stefani Putri dari Kita Beraksi sebagai komunitas peraih A Better World Grand Prize memaparkan, program A Better World Prize ini memiliki konsep yang sangat komprehensif. Ada sisi pembelajaran dan tantangan untuk komunitas.
”Melalui program ini, kami belajar melalui mentor dalam sesi lokakarya, kemudian ditantang untuk membuat program di aplikasi Campaign #ForChange, juga mendapatkan pendanaan. Bagi anak muda Indonesia, selamat merayakan Hari Sumpah Pemuda ke-92 dengan semangat berkarya dan kolaborasi,” kata Stefani.
Adapun empat komunitas lain yang memperoleh apresiasi berupa pendanaan yakni Life Learner (A Better World Rising Star Prize sebesar Rp 5 juta), Kita Progresif (A Better World Rising Star Prize sebesar Rp 5 juta), Gajahlah Kebersihan (A Better World Social Influencer Prize sebesar Rp 10 juta), dan BINE (A Better World Sustainable Impact Prize sebesar Rp 20 juta).