Drumer Perempuan Indonesia Semakin Banyak
Ajang C The Drum Girls (CTDG) akan dibuka mulai 1 Agustus 2020. Kali ini ajang pencarian drumer perempuan itu bakal dilakukan secara daring, mulai dari audisi hingga puncak final.
JAKARTA, KOMPAS — Bermain instrumen drum sering dikaitkan dengan laki-laki. Padahal, bermain instrumen musik semestinya general atau lintas jender. Seiring waktu, kini semakin bertambah jumlah drumer perempuan, baik di Indonesia maupun di dunia.
Guna memfasilitasi berkembangnya jumlah perempuan yang berminat instrumen drum, ajang C The Drum Girls (CTDG) dihadirkan di Indonesia sejak tahun lalu. Kompetisi CTDG kedua yang dibuka mulai 1 Agustus 2020 bakal dilakukan secara daring, mulai dari audisi hingga puncak final.
Fany Lahithany, Head of C Channel Media Indonesia, pada acara konferensi pers daring CTDG Season 2, Kamis (30/7/2020), mengatakan, musim kedua kembali dihadirkan untuk memunculkan lebih banyak lagi drumer perempuan Indonesia yang berbakat. Sebagai media perempuan digital, tentunya C Channel Indonesia mendukung kegiatan positif yang mendorong perempuan mengembangkan minat dan potensinya, termasuk menjadi pemain drum profesional untuk mendukung dunia entertainment.
”Bermain drum untuk perempuan itu asyik lho. Semua tubuh bergerak, jadi sehat dan penghilang stres. Nah, kami ingin mendorong lebih banyak perempuan yang suka main drum. Dari yang tidak bisa, bahkan yang sudah punya skill, sama-sama dapat kesempatan untuk dikembangkan skill bermain drum hingga skill untuk bisa terjun di dunai entertainment,” ujar Fany.
Franky Boseke, National Sales Manager PT Citra Intirama, distributor instrumen musik Roland di Indonesia, sebagai salah satu sponsor CTDG, mengatakan, perkembangan tren permainan drum oleh perempuan di kota-kota besar mulai meningkat dan potensial berkembang.
”Kelihatannya banyak orangtua di Indonesia mulai merekomendasikan anak perempuan untuk bermain drum. Jadi, ajang CTDG ini bisa dimanfaatkan sebagai kegiatan positif,” ujar Franky.
Survei yang dilakukan tim Roland Indonesisa pada tahun lalu menemukan perempuan pemain drum masih di bawah 10 persen. Data dikumpulkan dari diler Roland di sejumlah kota besar dengan melihat jumlah pembeli perempuan dan pria yang membeli drum. Data lain dari survei minat pelajar untuk kursus di sekolah musik yang mengambil instrumen drum.
”Yang ikut kursus instrumen drum antara perempuan dan laki-laki bisa 1 banding 10 atau lebih banyak laki-laki,” ujar Frank.
Frank mengatakan, meskipun perempuan masih sedikit memainkan drum, potensi pengembangan minat bakat instrumen drum bagi perempuan semakin terbuka pada masa depan. ”Jadi, kegiatan CTDG ini untuk menjaring minat drumer wanita,” ujar Franky.
Menurut Franky, di Indonesia masih ada pemahaman yang sempit di kalangan orangtua jika bermain drum dipahami sebagai dunianya laki-laki. ”Banyak kami temukan anak perempuan minat main drum, orangtua melarang. Anak perempuan dianggap lebih cocok main instrumen piano. Sebenarnya isntrumen musik itu general atau lintas jender. Tidak ada batasan drum untuk laki-laki atau piano untuk perrmepuan. Nah, pada masa kini anak perempuan mulai menyadari main drum itu asyik,” papar Franky.
Fany menambahkan, masih ada anggapan keliru jika perempuan bermain drum secara profesional bakal terlihat maskulin. ”Kita bisa lihat perempuan tetap cantik dan feminin ketika main drum. Karena coach-nya punya trik khusus untuk membuat drumer perempuan tetap cute,” ujar Fany.
Sementara itu, Shigeru Kimoto, Marketing dari Roland Corporation di Asia Tenggara, mengatakan, Roland mendukung CTDG di Indonesia karena jumlah perempuan yang menikmati drum mulai meningkat di dunia, termasuk di Indonesia. ”Bermain drum mulai dirasa menyenangkan bagi perempuan. Jika ada yang mau mulai main drum, tetapi merasa cemas bagaimana mengembangkan potensi, di ajang CTDG ada coach yang bisa membantu,” ujar Shigeru.
Shigeru mengatakan, kini hadir drum elekttik untuk melengkapi drum akustik. Ada kemudahan yang dihadirkan drum elektrik yang bisa memikat hati perempuan yang meminta instrumen drum. Perlengkapan drum elektrik yang lebih kecil ukurannya, punya peredam suara, dan berbagai fitur lainnya diharapkan bisa menambah kesenangan bermain drum.
”Di masa pandemi, saat orang banyak berada di rumah, ternyata ada peningkatan signifikan orang bermain instrumen musik. Jadi, ada pilihan aktivitas produktif, salah satunya musik, yang mungkin jadi pilihan anak-anak dan anak muda. Salah satunya bermain drum elektrik karena merasakan dampak positif saat bermain,” papar Shigeru.
Tantangan 30 hari
Fany mengatakan, ajang CTDG 2 dilaksanakan secara online. Peluang bagi perempuan di seluruh Indonesia ataupun WNI di mancanegara untuk menjadi pemain drum profesional semakin terbuka.
”Kami mencari peserta yang punya komitmen dan siap untuk menerima tantangan belajar selama 30 hari bersama coach Mia Marcelina. Ada penilaian oleh juri dan coach yang akan membantu peserta untuk semakin mantap dalam skill dan performance sebagai drumer perempuan,” kata Fany.
Tahapan CTDG season 2 dimulai 1 Agustus hingga akhir bulan. Peserta mengirimkan video untuk tahapan audisi web. Pada tahap ini, peserta bisa kreatif mengirimkan video dengan memukul benda apa pun di sekitar yang sesuai beat yang sudah ditetapkan panitia.
Nanti dipilih 50 peserta, lalu dipilih lima pemenang untuk masuk di acara final. Jika tahun lalu penampilan drumer dilakukan secara live di suatu mal di Jakarta, kini dilakukan online dengan menampilkan video klip performance finalis.
Fany mengatakan, pada tahap awal web audisi awal hanya dinilai kemampuan pendaftar mengikuti beat dari musik yang sudah dipilihkan. Ketika audisi final, peserta akan bertatap muka virtual dengan juri untuk menilai potensi menghibur dari peserta, seberapa besar keinginan mereka untuk belajar. Sebab, finalis terpilih akan mengikuti tantangan 30 hari untuk ikut pembelajaran drum. Mulai dari workshop cara bermain drum, public speaking, hingga cara menjadi entertainer.
Pemenang akan mendapat kesempatan menjadi duta Roland dalam berbagai kegiatan online dan offline di Indonesia. Selain itu, ada kesempatan untuk semakin terkenal lewat penanyangan performance melalui semua platform C Channel Indonesia.
Fany berharap ajang CTDG Season 2 menjadi alternatif kegitan positif anak muda. Selain itu, jadi kesempatan bagi perempuan muda untuk mempelajari hal baru.
”Tentunya kami berharap bisa membantu mengembangkan bakat perempuan indonesia, terutama drumer. Jumlah drumer perempuan masih sedikit, trtapi berkembang. Ajang ini untuk memuculkan lebih banyak drumer permpuan Indonesia,” ujar Fany.