Unjuk Gigi UKM lewat Daring
Selama pandemi, mahasiswa tetap aktif beraktivitas melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dengan berbagai cara, mereka memunculkan ide-ide kegiatan baru.
Kegiatan perkuliahan yang dilakukan secara daring berpengaruh pada aktivitas unit kegiatan mahasiswa. Tak mau berleha-leha, UKM di beberapa kampus berusaha melanjutkan kegiatan melalui daring.
Di masa pandemi Covid-19 yang memaksa perkuliahan secara daring hingga akhir tahun 2020, sejumlah aktivitas UKM ikut beradaptasi. Anggota UKM yang tersebar di kampung halaman disatukan lewat kegiatan virtual.
Penat mengikuti perkuliahan, mahasiswa biasanya menjadikan kegiatan di UKM yang dipilihnya sebagai cara untuk mengembangkan hobi. Kebersamaan dengan rekan-rekan yang punya minat sama di sore atau malam hari membuat masa kuliah jadi menyenangkan. Kini, kebersamaan di ruang UKM menjadi hal yang dirindukan, sama halnya seperti kuliah tatap muka di kampus.
Ketua Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjadjaran atau PSM Unpad Raihan Tsany Kurnia mengatakan, latihan bernyayi secara bergiliran di kampus Unpad Jatinangor dan Dipati Ukur di hari Kamis-Minggu petang tiap minggunya terhenti sejak ada kebijakan kuliah jarak jauh. Latihan secara daring akan dimulai bulan Agustus.
“Latihannya dibuat beda dari yang biasanya. Nanti lebih dicoba per orang, pengajar akan cek satu per satu gitu secara online. Nanti outputnya lagu untuk konser virtual internal PSM Unpad bulan Oktober,” jelas Raihan, mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad yang dihubungi dari Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Meskipun tak ada latihan, kegiatan secara virtual tetap dijalankan PSM Unpad. Salah satunya, video paduan suara untuk memberikan semangat pada masyarakat menghadapi pandemi Covid-19. Anggota PSM Unpad merekam suara di rumah masing-masing untuk lagu “Maju Tak Gentar” dan “Let It Be”. Lalu, video dikompilasi dan diunggah ke YouTube.
“Lumayan sih di rumah jadi ada semangat latihan, biarpun sendiri. Tapi ternyata susah juga lho untuk bisa membuat rekaman suara yang jernih. Ada saja gangguan suara dari orang rumah sampai suara kendaraan bermotor di jalanan. Ternyata ini banyak dikeluhkan teman-teman lain juga,” ujar Raihan seraya tertawa.
PSM Unpad juga menggelar pertemuan daring dengan tujuan saling berbagi cerita bersama Akang dan Teteh alumni PSM Unpad. Pertemuan di udara ini lumayan menyemangati 150 anggota PSM Unpad lintas angkatan yang masih aktif untuk tetap bersemangat.
Sebenarnya bulan ini, sebanyak 40 anggota PSM Unpad berkompetisi di European Grand Prix for Choral Singing 2020 di Debrecen, Hungaria. “Kompetisi paduan suara ini bergengsi. Ini lanjutan dari tahun kemarin di mana PSM Unpad masuk final. Pas April itu deg-degan, gimana kalau tetap digelar karena kan sudah diputuskan kegiatan offline dihentikan. Syukurlah, kompetisi diundur tahun depan. Tapi latihan untuk kompetisi belum bisa dilaksanakan karena secara daring ternyata susah,” jelas Raihan.
Tak hanya di Unpad, UKM yang aktif di Universitas Indonesia Depok pun ikut beradaptasi dengan pandemi. Mereka menaati protocol Kesehatan dalam setiap kegiatannya. Kegiatan UKM Pramuka UI yang biasanya aktif melakukan kegiatan luar ruang, mengalihkan kegiatan melalui daring pada setiap Sabtu.
“Pertemuan jadi tidak intens seperti kalau di kampus. Kalau lagi sibuk ujian online, jadwalnya beda-beda. Jadi kesepakatan saja untuk rapat online atau pertemuan mingguan,” ujar Wakil Ketua UKM Pramuka Sekar Kalpavriksha UI Salsabila yang berada di Madiun, Jawa Timur.
Menurut Isha, kegiatan Pramuka di perguruan tinggi lebih banyak terjun langsung ke masyarakat. Ada kegiatan Bina Diri untuk pengembangan diri dalam bentuk seminar dan kemah, Bina Satuan dengan menjadi pengajar atau pembina di satuan Pramuka tingkat SD/SMP, serta Bina Masyarakat dengan melakukan kegiatan bakti sosial atau proyek sosial lainnya.
Isha mengatakan, anggota Pramuka UI yang berada di Jakarta dan sekitarnya pada Mei lalu ikut kegiatan Direktorat kemahasiswaan UI untuk menggelar beberapa kegiatan bakti sosial. “Jadi sering rapat dan koordinasi juga secara online,” ujar Isha, mahasiswa Program Studi Sastra Jepang UI.
Sama halnya dengan kegiatan Pers Suara Mahasiswa UI yang berusaha menyajikan berita terkini melalui situs suaramahasiswa.com. Pemimpin Redaksi Suara Mahasiswa Faizah Diena Hanifa mengatakan, peliputan berita dilakukan secara daring dan luring.
“Kami rapat secara daring, setiap hari Jumat untuk membahas perencanaan seminggu ke depan. Ada juga rapat per bulan. Pastinya, kami tetap menyajikan berita-berita terkini, kalau pun terpaksa meliput ke lapangan harus mengikuti protokol kesehatan,” kata Diena.
Menurut Diena, dengan cara kerja yang lebih banyak dilakukan secara daring, kadang-kadang terjadi kesalahpahaman. Apalagi, tambahnya, bila sedang rapat lalu jaringan internet malah terputus. Komunikasi pun berlanjut melalui aplikasi percakapan.
Untuk regenerasi atau perekrutan anggota baru, Diena mengatakan akan dilakukan secara daring. Suara Mahasiswa akan membuka pendaftaran anggota baru, lalu calon anggota diseleksi melalui wawancara secara daring dan mengumpulkan tugas yang dikirim lewat surat elektronik.
Secara terpisah, Presiden Economics English Conversation Club (EECC) Hans Mikael Silaban dari Fakultas Ekonomi dan Binsis di Universitas Diponegoro, Semarang, mengatakan kegiatan UKM yang biasanya diskusi Bahasa Inggris tiap minggu dan training kompetisi sempat terhenti selama sebulan ketika ada kebijakan kuliah jarak jauh.
“Berasa kalau antusias dari anggota atau rangers jadi kurang gitu karena online. Beda kan kalau ketemu di kampus, bisa seru. Teman yang suka ngocol bisa mencairkan suasana. Kalau secara daring ya jadi kesannya agak kaku. Tapi saya semangati supaya teman-teman bisa beradaptasi dengan kondisi sekarang,” ujar Hans yang kuliah di program studi akutansi.
Ide kreatif
Meskipun kegiatan UKM di berbagai perguruan tinggi dilaksanakan secara daring, bukan berarti aktivitas membosankan. Bahkan, di kalangan pegiat UKM muncul berbagai terobosan dan ide kreatif yang tidak terpikirkan saat disibukkan aktivitas luring.
Isha mengatakan, UKM Pramuka UI berhasil menggagas diskusi daring bersama tujuh Pramuka perguruan tinggi se-Jawa (IPB, ITB, UGM, Universitas Brawijaya, Unpad, UNS, dan Universitas Negeri Malang). Menjelang Buka puasa di bulan Ramadhan pada Mei lalu digelar acara Ngabuburit Yuk lewat IG live atau aplikasi.
Tiap perguruan tinggi membahas Pramuka dari berbagai sisi. Seperti ketika diskusi bersama ITB, dibahas soal pemanfaatan teknologi dalam kegiatan Pramuka serta bersama IPB dibahas soal berprestasi dengan Pramuka karena di IPB ada jalur masuk prestasi.
“Wah, Pramuka dari perguruan tinggi lain antusias. Kolaborasi kayak ini sebelumnya enggak ada karena sibuk dengan kegiatan masing-masing. Dari kegiatan ini jadi muncul ajakan kolaborasi dari Pramuka perguruan tinggi lain,” ujar Isha.
Selain itu, kondisi kuliah jarak jauh juga memaksa Pramuka UI untuk mempercepat gagasan menghadirkan aplikasi Pramuka. Nantinya di aplikasi ini bakal dihadirkan berbagai buku saku Pramuka secara digital serta informasi Pramuka di negara-negara lain.
“Pertemuan virtual lumayan mengobati kerinduan berkumpul bersama teman untuk menambah kegiatan di rumah. Saya bersyukur semangat teman-teman tetap tinggi untuk berkegiatan Pramuka walpaun belum bisa secara lansgung ke masyarakat,” ujar Isha.
Sementara itu, sejumlah kegiatan offline yang jadi acara tahunan dari EECC Undip juga terpaksa menyesuaiakan. English Festival yang jadi ajang kompetisi bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi juga bakal disiapkan secara daring. Ada lomba story telling, speech, dan essay.
Mahasiswa pun berkreasi untuk membuat formnat English Festival secara daring. “Memang akan terasa berbeda ya. Suasana yang ramai dan seru karena berkumpul bersama pasti kurnag terasa. Tapi acara ini tetap bakal dijalankan dengan mengubah model lomba. Peserta unggah video gitu,” ujar Hans.