Anak Muda dan Kesiapan Hidup Normal Baru
Banyak penyesuaian yang harus dilakukan generasi muda untuk menghadapi kenormalan baru. Dari mulai kehidupan sehari-hari sampai penyesuaian keahlian yang harus dimiliki saat ini.

Acara webinar No Sleep For Weekend pada 25-26 Juli 2020 digagas Dyandra dan We The Youth untuk menginspirasi anak muda Indonesia siap menghadapi hidup dalam era new normal agar tetap optimistis dan produktif.
Ketidakpastian pada hari-hari ke depan bakal membayangi kehidupan umat manusia akibat pandemi Covid-19. Hingga kini belum ditemukan obat dan vaksinnya, tetapi kehidupan normal baru sudah mulai disiapkan. Anak-anak muda pun diajak untuk tetap bersemangat serta berkarya meski berada dalam suasana hidup yang berjarak dan mobilitas yang dibatasi.
Optimisme menjalani hidup normal baru sehingga anak-anak muda Indonesia tetap produktif dibahas dalam konferensi daring selama dua hari pada Sabtu-Minggu (25-26/7/2020). Sambil rebahan di rumah, webinar No Sleep For Weekend bertajuk ”Living The World Anew” yang dihadirkan Dyandra dan We The Youth menampilkan sejumlah tema serta narasumber dari pemerintah dan kaum muda inspiratif untuk membekali kaum muda Indonesia siap menghadapi tantangan dunia yang baru.
Kesehatan fisik dan mental diyakini jadi senjata yang penting untuk memperkuat imunitas tubuh. Kesadaran untuk menjaga keseimbangan hidup sehingga tubuh dan pikiran selalu sehat menjadi gaya hidup yang kian menjamur. Apalagi protokol kesehatan untuk melindungi diri dari virus Covid-19 semakin gencar diterapkan.
Wajib sehat
Achmad Yurianto, Direktur Jenderal Pencegahan dan Penyakit Kementerian Kesehatan yang pernah menjadi juru bicara pemerintah untuk Satuan Tugas Penanganan Covid-19, mengatakan, pandemi Covid-19 ini situasi yang sulit dan berlangsung lama. Karena itu, setiap orang wajib sehat agar tidak mudah tertular dan menulari orang lain.
”Sepanjang vaksin dan obat belum ditemukan, ya, kita mengubah cara hidup. Hidup kita saat ini dari yang biasa jadi tidak biasa,” ujar Yuri.
Menurut Yuri, dari data jumlah yang terkonfirmasi positif, anak muda yang punya aktivitas tinggi dan mobilitas tinggi serta banyak bertemu orang rentan terpapar dan menjadi pembawa virus. Kalau imunitas seseorang tinggi, dampaknya ringan saja.
”Jadi, peran anak muda sebagai agen perubahan perilaku yang mengadaptasi kebiasaan baru penting,” pesan Yuri.
Yuri mengingatkan, makin banyak orang tanpa gejala (OTG). Kategori ini paling banyak usia produktif. Mereka merasa tidak sakit, tetapi berdampak sebagai sumber penularan kepada orang lain.
”Jadi, gunakan masker karena akan ada makna yang kuat untuk tekan penularan. Lebih efektif masker daripada face shield. Masker sekarang, kan, banyak yang kreatif dan bergambar,” pesan Yuri.

Inovasi perajin batik dengan membuat masker bertema merah putih untuk mengikuti tren, di Kedungmundu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/7/2020). Selain berinovasi produk, mereka juga harus gencar dalam memasarkan secara daring atau melalui jaringan pertemanan.
Yuri menjelaskan, jika seseorang pasitif Covid-19 tidak bermasker lalu dekat dengan orang lain yang tidak bermasker, penularan bisa 90 persen. Kalau orang positif bermasker dan yang lain tidak bermasker, penyebaran turun hingga 15 persen. Yang ideal, yang sakit ataupun yang sehat bermasker dan jaga jarak, penularan di bawah 1 persen.
Kesadaran untuk hidup sehat di masyarakat dirasakan Eunika Selomith, Founder dan Direktur Pemasaran Dr Soap. Menurut Eunika, Dr Soap didirikan untuk mengedukasi masyarakat agar sadar pada kebersihan atau higienitas sejak tahun 2015 di Surabaya. Sejumlah produk higienis dan perawatan pribadi diproduksi.
”Tadinya susah untuk bicara soal higienis kepada masyarakat. Tapi, sekarang sudah lebih mudah dan permintaan produk juga tinggi. Padahal, kan, pentingnya menjaga kebersihan bukan karena Covid-19 saja. Ada ancaman bakteri juga di mana-mana sehingga kesadaran hidup bersih itu sudah kami kampanyekan lama. Tapi, sekarang ini jadi momen meningkatkan kesadaran pada higienisitas tersebut,” ujar Eunika.
Sejumlah produk kebersihan Dr Soap yang diminati di antaranya pembersih toilet, pembersih tangan, dan pembersih gadget. Bakteri di gawai jumlahnya bisa mencapai 18 kali lipat daripada di toilet. ”Sekarang kami menginovasi dengan travel size dan compact, jadi mudah dibawa ke mana-mana,” ujar Eunika.
Sementara psikolog Yayasan Pulih, Aenea Marella, mengatakan, pada masa pandemi banyak orang yang merasakan psikomatis. Mereka mengeluhkan gejala fisik/sakit tertentu yang lebih karena faktor mental/psikis.
Menurut Aenea, saat ini psikomatis lebih karena kecemasan. Ada orang yang sakit sedikit mirip gejala Covid-19, cemas merasa dirinya tertular. ”Untuk membedakan psikomatis atau gejala serius, amati saja timbul hilang enggak. Kalau begini, kemungkinan besar psikomatis. Kalau bertahan dan makin parah, sebaiknya segera periksa ke dokter,” ujar Aenea.
Antrean virtual
Penyesuaian hidup baru juga dilakukan dalam mobilitas masyarakat. Anne Purba, Vice President Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia, mengatakan, penumpang kereta komuter harus mengikuti protokol kesehatan. Penumpang juga mulai dibiasakan untuk mengantre dan jaga jarak saat di stasiun ataupun di kereta api.
Untuk membedakan psikomatis atau gejala serius, amati saja timbul hilang enggak. Kalau begini, kemungkinan besar psikomatis. Kalau bertahan dan makin parah, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Alhasil, di jam-jam sibuk pada pagi dan sore hari, antrean sering terlihat mengular. Pembatasan penumpang diberlakukan. Setiap hari setidaknya ada sekitar 1,2 juta penumpang commuter line. Kondisi ini memacu PT KCI berinovasi dengan menggarap antrean virtual.
Penumpang kereta komuter nantinya bisa memantau aplikasi untuk mengetahui stasiun mana yang tidak terlalu antre. Selain itu, penumpang juga bisa menuju stasiun sesuai dengan jadwal setelah mendaftar di aplikasi sehingga bisa langsung masuk ke stasiun.
”Sudah update untuk hadir di Playstore. Sekarang lagi diuji coba supaya ada masukan untuk perbaikan,” ujar Anne.

Penumpang komuter menunggu keberangkatan KRL di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (8/6/2020) pukul 06.02 WIB. PT Kereta Commuter Indonesia menyiapkan petugas dan marka di stasiun ataupun di dalam KRL sebagai pedoman bersama dalam menjaga jarak. Pengguna kereta diwajibkan menggunakan masker serta ada pemeriksaan suhu tubuh untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Selain mobilitas terkait transportasi publik, hidup baru juga diterapkan untuk mobilitas dalam dunia pariwisata. Bagi anak-anak muda, travelling ke dalam dan luar negeri mulai jadi bagian hidup untuk refreshing dan bertualang.
”Banyak sebenarnya yang sudah ingin jalan-jalan, termasuk ke luar negeri. Tapi, masih banyak yang takut di perjalanan. Sama takut kalau harus karantina juga,” kata Arief Rahman, travel planner dari Whatravel.
Ari Juliano Gema, Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan, geliat bisnis pariwisata bergantung pada kesiapan pemerintah daerah. Nantinya yang diutamakan buka wisata alam.
”Tempat wisata yang menerapkan reservasi online untuk menghindari antrean bisa semakin disenangi masyarakat,” ujar Ari.
Keahlian baru
Situasi pandemi Covid-19 yang menimbulkan ketidakpastian juga berpengaruh terhadap nasib anak muda yang berburu pekerjaan. Venny Asyita, Associate Director co.Think Research, mengatakan, dari hasil riset terkait orang muda soal optimisme, sebenarnya kaum muda Indonesia secara umum punya optimisme yang sedang dan tinggi. Namun, tetap ada kekhawatiran yang besar soal keuangan dan pekerjaan.
Haryotomo Wiryasono, Team Leader Glints, mengatakan, saat ini banyak perusahaan yang menahan proses perekrutan tenaga kerja baru. Perusahaan sedang beradaptasi dengan kondisi sekarang. Ada yang memberhentikan pekerja, menunda, hingga memangkas jumlah pekerja baru yang diterima. Di sisi lain, banyak pekerja yang berburu pekerjaan.
”Kondisi ini memang tidak mudah. Sebab, problem terbesar dari pandemi Covid-19 ini adalah ketidakpastian, enggak bisa diperkirakan kapan selesai atau turun. Jadi, stakeholders sekarang ini wait dan see,” ujar Haryotomo.
Meskipun banyak perusahaan yang menunda penerimaan pekerja baru, peluang tetap terbuka. Dibutuhkan adaptasi dari anak muda pemburu kerja dengan dunia usaha yang tersedia dan potensial saat ini.

Para pencari kerja memadati Gedung Sultan Suriansyah seusai pembukaan pameran bursa kerja atau Job Fair 2020 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (26/2/2020). Job Fair 2020 berlangsung selama tiga hari, 26-28 Februari. Pameran bursa kerja diikuti 57 perusahaan dan menyediakan 2.744 lowongan pekerjaan.
Venny mengatakan, dunia saat ini masuk era digital. Karena itu, keahlian digital dan kemandirian dalam bekerja jadi bekal penting untuk sukses berburu kerja.
Sementara itu, Chief Operating Officer Rumah Siap Kerja Tinton Ardian mengatakan, ada sektor industri yang turun, ada industri yang naik tajam. Semisal, industri kesehatan sebenarnya sedang berkembang, tetapi ada kendala ketersediaan tenaga kerja yang kurang.
”Beberapa perusahaan butuh tenaga kerja tambahan dan skill khusus yang relevan di industri khusus. Tantangannya, keahlian para pemburu kerja saat ini tidak relevan. Jadi, saat ini perlu bagi anak muda untuk meningkatkan skill baru yang relevan,” ucap Tinton.
Tinton menambahkan, anak muda harus bisa membaca situasi. Semua anak muda harus ada ketangguhan, keuletan, dan daya juang. ”Baca situasi dan hasil riset, lalu bawa ke konteks diri. Evaluasi skill yang relevan. Lihat kapasitas diri untuk melamar di industri yang potensial,” kata Tinton.
Sementara keahlian yang banyak dicari perusahaan saat ini masih seputar teknologi informasi. Tenaga kerja di bidang IT, seperti sofware engineering, data, dan produk masih tinggi. Lalu, bagian operasional karena perusahaan beradaptasi dengan kondisi kerja dari rumah. Peluang besar juga di bidang digital marketing.
Peluang bisnis
Sektor usaha juga banyak yang terdampak. Namun, gairah anak-anak muda untuk merintis usaha alias jadi wirausaha tetap punya lampu hijau.
Berlian Richie, founder Foodopedia, mengatakan, yang penting mindset anak muda ataupun pebisnis muda tetap tangguh dan kreatif. Sebagai wirausaha, kondisi tidak pasti, naik-turun dalam pengembangan bisnis, sudah biasa dihadapi.
”Pengusaha sudah biasa dengan hal yang enggak biasa, tidak selalu berada di zona nyaman. Masih ada peluang untuk bisnis tetap bertahan,” ujar Berlian.
Menurut Berlian yang membuka usaha franchise, justru geliat bisnis adalah obat untuk membuat resesi ekonomi tidak terjadi di Indonesia. Berlian mengajak anak muda yang ingin berbisnis tetap jeli melihat situasi sekarang untuk membuka usaha.
Berlian menambahkan, ada beberapa bisnis yang berpotensi sebagai yang kalah dan pemenang. Dia menyarankan untuk mengarah ke bisnis zona hijau yang potensial meski ada pandemi. Bidang usaha agrikultur, personal care, makanan beku atau frozen food, serta e-commerce tampak potensial.
”Kalau mau diversifikasi bisnis ke yang jenis tadi,” ujar Berlian.
Sementara itu, Rico Lubis, entreprenur di bisnis mode, mengatakan, pebisnis harus tetap kreatif pada masa sulit. Bisnis dijalankan dnegan keterlibatan pada masalah sosial dan menguatkan ke komunitas, juga mampu mendongkrak penjualan.
Rico dengan clothing line Urbain Inc mengatakan, saat pandemi Covid-19, dia ikut kampanye dengan mengeluarkan pakaian bertuliskan Evrybody vs Covid-19. Penjualan dialokasikan untuk membantu penanganan Covid-19 bersama dr Tirta dan Kitabisa.com.
”Kampanye itu untuk awareness berbagi. Dalam tiga minggu, terjual 3.200 pieces dan bisa menyumbangkan Rp 92 juta. Kita kental dengan slogan isu sosial,” ujar Rico.
Rico berpesan supaya pebisnis muda tidak berdiam diri meski masa sulit. ”Banyak alternatif karena era digital. Bagus lagi kalau pemerintah menyediakan wadah untuk produk lokal,” ujar Rico.
Ari Anindya Hartika, Asisten Deputi Industri dan Jasa, Deputi Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, mengatakan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jadi andalam ekonomi nasional. Ada sekitar 64 juta usaha atau berkisar 90 persen. Bisnis UMKM menciptakan 97 persen lapangan kerja.
”Yang sudah masuk ke ranah digital baru 13 persen atau 8 juta unit usaha,” ujar Ari.
Ari mengajak pelaku UMKM untuk memanfaatkan berbagai bantuan dan insentif yang disediakan pemerintah. Salah satunya dari Kemenkop dan UKM. Ada bantuan modal, juga ada tersedia berbagai pelatihan gratis, termasuk untuk anak muda yang tertarik berbisnis.
”Kalau UMKM bisa memanfaatkan apa yang disediakan pemerintah mulai dari subsidi bunga, insentif pajak, pelatihan, dan lain-lain bisa menggerakkan ekonomi. Pelan-pelan kita tidak sampai resesi ekonomi,” kata Ari.