Masa pandemi membuat gaya kerja perkantoran bisa berubah. ”Tren full remote work” akan meningkat, terutama di perusahaan ”start up”.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 memaksa sebagian besar sektor bisnis menjalankan kebijakan kerja dari rumah atau work from home. Bekerja jauh dari kantor nyatanya tetap bisa dijalankan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Menghadapi era normal baru atau new normal, kebiasaan bekerja dari rumah diyakini tetap berlanjut, bahkan kini muncul ide untuk mengenalkan full remote work atau bekerja jarak jauh di dunia bisnis.
Di acara webinar bertajuk ”Life After Covid-19: Indonesian Startatup Adapts to Full Remote Work Permanently” yang digelar perusahaan start up Campaign.com, Kamis (11/4/2020), menghadirkan William Gondokusumo selaku CEO Campaign.com dan Monica Anggar selaku Human Resources Expert dan Podcaster askHRlah. Acara daring ini diikuti mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi dan media massa.
Sebelum diskusi dimulai, peserta sekitar 100 orang diminta mengisi pertanyaan soal beda work from home (WFH) dan full remote work (FRW). Pengetahuan peserta soal perbedaan keduanya hampir seimbang antara yang tahu dan tidak tahu. Seusai diskusi, disajikan pertanyaan kepada peserta untuk lebih memilih bekerja secara WFH atau FRW. Sekitar 62 persen peserta memilih FRW.
William mengatakan, pandemi Covid-19 membuat orang mulai terbiasa WFH. Dalam perkembangannya kini ada pengakuan bahwa bekerja dari jauh atau remote dapat dilakukan dan lebih efektif. Sejumlah perusahaan besar, seperti Facebook dan Twitter, menjadikan momen ini sebagai langkah adaptasi dari WFH menjadi FRW. Diperkirakan FRW bakal jadi tren seusai pandemi. Dari riset Gartner, sekitar 74 persen perusahaan di dunia berencana beralih menjadi full remote secara permanen.
William mengumumkan, mulai 11 Juni 2020, perusahaan start up Campaign.com menjalankan FRW secara permanen. ”Pekerja bisa bekerja secara fleksibel dan di mana saja. Kami yakin produktivitas pekerja tetap berkualitas dengan menerapkan FRW,” kata William.
Kondisi pekerja
Menurut William, pola kerja FRW membuka peluang bagi orang untuk makin profesional dan bekerja dari mana saja. Kesempatan berkarier semakin bisa disesuaikan dengan kondisi tiap pekerja, tetapi tetap mengusung profesionalisme.
Pekerja bisa bekerja secara fleksibel dan di mana saja. Kami yakin produktivitas pekerja tetap berkualitas dengan menerapkan FRW.
”Pekerjaan dilihat dari karyanya. Apakah dia bekerja dari rumah, atau dari negara lain, atau dari mana saja, yang penting pekerjaan yang jadi tanggung jawabnya bisa diselesaikan. Semua terdokumentasi secara online dan terbuka,” ujar William.
William mengatakan, Campaign.com menerapkan FRW secara permanen dengan berbagai pertimbangan matang. Gaya kerja FRW diyakini dapat menciptakan lebih banyak peluang baru serta mendobrak batas waktu dan wilayah. Dengan demikian, perusahaan dapat menciptakan dampak yang lebih luas melalui perekrutan anggota yang murni berdasarkan kemampuan, bukan tergantung domisili. Tim Campaign.com tersebar di tujuh kota berbeda, di mana 56 persen di antaranya berada di luar Jakarta.
Menurut William, pekerja FRW tidak lagi dihitung dari berapa lama jam kerja, tetapi dampaknya yang nyata. Para pekerja dapat menyesuaikan waktu kerja pada preferensi masing-masing asal melakukan komunikasi yang baik pada tim-tim terbaik.
”Ada yang tipe orang pagi, ada yang tipe orang malam hingga dini hari efektif bekerja. Waktu tidak masalah lagi asal bisa berkoordinasi baik,” kata William.
William menambahkan, pekerja tidak lagi menghadapi masalah macet lalu lintas Ibu Kota tiap harinya. Dari survei Campaign.com terhadap pekerjanya, kebijakan FRW bisa menghemat waktu sekitar 2,6 jam tiap hari. Hal ini setara dengan mengurangi polusi kendaraan sebanyak 22.810 kilogram emisi karbondioksida.
”Bukan berarti pekerja tidak lagi bertemu offline. Bisa saja diatur pertemuan offline, acara online, atau makan-makan bersama seperti dulu,” kata William.
Generasi muda
Sementara itu, Monica Anggar menilai, tiap perusahaan atau bisnis punya budaya dan kebutuhan kerja yang berbeda. ”Namun, di new normal nanti, sepertinya WFH bisa terus berlanjut untuk pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah. Rasanya senang, kan, bisa WFH baik di rumah atau di mana saja, tetapi tidak lagi ada pembatasan, ujar Monica seraya tertawa.
Monica berpendapat secara umum sepertinya WFH masih bisa tetap dilakukan oleh perusahaan besar ke depannya. Adapun untuk FRW, Monica melihatnya masih terbatas di bisnis tertentu. ”Kalau start up lebih memungkinkan untuk FRW ya. Para freelancer juga sudah terbiasa FRW,” kata Monica.
Menurut Monica, bekerja WFH masih membawa kultur perusahaan, termasuk pula memberlakukan jam kerja sesuai kerja di kantor. ”Kalau FRW, sebenarnya agak susah untuk dilakukan ke perusahaan besar. Kalau perusahaan besar, harus dinamis, serba cepat. Kalau dichat bos, harus segera respons,” kata Monica.
Monica tidak menampik tren FRW ke depan bisa saja berkembang. Untuk pekerjaan jarak jauh yang jadi salah satu opsi pascapandemi, para pegiat human resources perlu menggodok lagi soal kebijakan seperti jam kerja, proses perekrutan, dan bisnis.
Menurut Monica, FRW bisa jadi tren di kalangan fresh graduate ke depannya. ”Umumnya anak muda yang baru lulus kuliah suka kerja di start up, lebih mau banyak belajar. Terus, berasa puas bisa bersama-sama membangun bisnis dari nol. Gaya kerja FRW bisa jadi akan disukai,” ujar Monica.
Semua perusahaan, ujar Monica, saat ini menghadapi krisis. Banyak perusahaan yang menunda dulu penerimaan karyawan baru.
”Saya melihat, perusahaan jadi mulai fleksibel untuk memberlakukan mana yang bisa WFH ke depannya,” katanya.
William menambahkan, ekonomi dunia setelah Covid-19 bakal berubah. ”Saya melihat tren FRW bakal susah diberhentikan dan akan terjadi. Salah satu adaptasi untuk mampu berkompetisi ya dengan memberlakukan FRW,” kata William.
Gaya kerja FRW juga bakal diperkenalkan kepada mahasiswa magang di Campaign.com. Perekrutan dilakukan secara daring. Program intern Fair ini terbuka bagi semua anak muda di daerah mana pun. Pendaftaran dibuka hingga 15 Juni.