Di masa pembatasan sosial, berolahraga di rumah menjadi satu pilihan yang menyenangkan. Bahkan, kita bisa lebih rutin mencari keringat untuk mendapatkan badan yang lebih bugar.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
Pembatasan sosial yang sudah berlangsung lebih dari sebulan memaksa kita untuk melakukan semua aktivitas dari rumah, termasuk berolahraga. Banyak orang yang mengunggah kegiatan olahraganya di rumah ke media sosial. Tentu saja, kita ingin tetap sehat di tengah pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan akan berakhir.
Terlalu lama berdiam diri di rumah bisa jadi akan membosankan. Jika sudah bosan dengan berbagai kegiatan di rumah, mungkin olahraga bisa menjadi salah satu pilihan untuk menghilangkan kejenuhan. Selain terhibur, kita juga tetap bisa menjaga kebugaran tubuh.
Kalau biasanya kita bisa joging atau bersepeda di lingkungan rumah, kini mau tidak mau olahraga dilakukan di rumah. Olahraga ringan di rumah kini semakin menjadi pilihan. Apalagi, di era teknologi ini, kita bisa semakin mudah mendapat segala hal dengan semakin mmudah.
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung, Stella Felisha, memilih berolahraga di rumah bersama keluarganya. ”Enggak ada salahnya, olahraga bareng keluarga. Apalagi, sekarang sudah ada banyak tutorial olahraga di media sosial,” kata Stella ketika dihubungi di Bogor, Senin (13/4/2020).
Stella bersama kakaknya, Gita Angelica, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, menjaga kebugaran dengan olahraga bersama di ruang tamu mereka. Kadang-kadang, mereka juga mengajak saudaranya yang tinggal di kompleks yang sama di Bogor.
Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari tempat kebugaran, mereka melakukan olahraga kardio high intensity interval training (HIIT) atau body combat. HIIT bisa dilakukan 30-60 menit, sedangkan body combat bisa mencapai 1-2 jam.
Sejak kecil, Stella mengaku sudah terbiasa olahraga. ”Biar tetap sehat, enggak makan terus. Kalau bareng keluarga, bisa 3-4 kali seminggu. Tinggal lihat video dari Youtube yang dipasang di televisi,” kata Stella.
Lain lagi dengan pengalaman Ratna Aditya Apsari, mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Indonesia, yang diajak ibunya untuk belajar yoga. Ratna yang juga asisten dosen mata kuliah elektronika ini harus membagi waktu antara mengerjakan tugas kuliah, memberikan tutorial dan asistensi, serta mengecek tugas kuliah. Berkat ajakan ibunya, kini olahraga pilihannya pada masa belajar dari rumah adalah yoga.
”Sudah lima tahun, saya suka banget yoga. Dulu saya suka olahraga yang bikin adrenalin tinggi, seperti basket, di sekolah. Begitu ikutan yoga, sekarang seperti nagih. Yoga kayak sudah jadi kebutuhan hidup sehat,” ujar Ratna yang terbiasa yoga 1-2 kali seminggu.
Menurut dia, olahraga secara klise memang supaya badan sehat. Tetapi, dengan yoga, energi negatif dalam tubuh seperti plong, terasa keluar dari tubuh kita.
Berlipat ganda
Secara terpisah, Ray Agyra Jeremy, mahasiswa semester VIII Jurusan Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta, mengatakan, belajar dari rumah harus dinikmati, termasuk juga olahraga di mana saja. Sudah sebulan lebih berada di rumah di kawasan Serpong, Ray memilih lompat tali (skipping) untuk mencari keringat. Kalau dulu bisa dilakukan 2.000 lompatan, kini porsinya bisa berlipat ganda. Dia malah merasa beruntung bisa berolahraga dengan konsisten tanpa perlu mencari teman. ”Banyak waktu bikin skipping bisa sampai 4.000 lompatan per hari,” kata Ray.
Selain skipping, ia juga gemar melakukan push up, sit up, dan gerakan lain di kamar atau ruang tengah rumahnya. Baginya, olahraga sendiri bisa membangkitkan mood dan badan pun terasa enteng. Terlebih, olahraga yang sudah terbiasa dilakukan itu mampu membuat penyakit asmanya tak pernah kambuh lagi.
Sementara itu, William Soewardi, mahasiswa Jurusan Bisnis Manajemen Universitas Prasetiya Mulya, BSD, merasa lebih kreatif olahraga. Sejak tinggal di rumah, dia tidak bisa lagi main basket bareng teman-temannya di GOR Pajajaran, Bogor.
”Lebih fleksibel saja atur waktu. Paling pasang target olahraga, misalnya, push up 200 kali, dilanjutkan sit up dan gerakan lainnya. Untungnya, saya juga punya barbel, jadi bisa olahraga sambil bawa barbel,” kata William yang biasanya nge-gym di Gold Gym, BSD.
Menanggapi banyaknya anak muda yang memilih berolahraga di rumah dengan berbagai cara, Antonius Jati atau lebih dikenal dengan sapaan Mas Jati (MJ), recreational runner, mengapresiasi usaha itu.
”Bagaimanapun, PSBB sudah dicanangkan pemerintah, mulai dari Jakarta, sekarang ke kota-kota lainnya. Saatnya kita menaatinya. Tetapi, olahraga tetap dapat dilakukan, kok, meskipun sekarang hanya bisa dilakukan di rumah, halaman, atau teras rumah,” kata Jati yang juga dikenal sebagai pelari maraton.
Ia mengatakan, banyak olahraga yang bisa dilakukan secara mandiri, seperti strength training atau latihan kekuatan sederhana saja, yang bisa bikin tubuh bugar. ”Banyak gerakan yang bisa dilakukan di rumah, seperti squat,push up, lunges, dan gerakan-gerakan penunjang lainnya,” katanya.
Tak ada kepastian sampai kapan virus korona akan pergi. Lebih baik kita terus menjaga kebugaran dari rumah.