Aktivis dan Aktris Sampaikan Harapan pada Hari Perempuan Internasional 2020
Untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, berbagai lapisan masyarakat, di berbagai belahan dunia, dengan berbagai cara, menyuarakan harapan mereka. Salah satunya terkait dengan kesetaraan jender.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·4 menit baca
Hari Perempuan Internasional diperingati pada Minggu (8/3/2020). Tahun ini, Hari Perempuan Internasional mengusung tema ”I am Generation Equality: Realizing Women’s Rights” atau ”Saya Generasi Setara: Menyadari Hak Perempuan”. Tema itu menandai peringatan 25 tahun Beijing Declaration and Platform for Action, peta panduan bagi pemberdayaan perempuan di seluruh dunia. Sementara itu, IWD Community memilih tema #EachforEqual(masing-masing untuk setara),yang dilandasi pemikiranan equal world is an enabled world, bahwa dunia yang setara adalah dunia yang memungkinkan (untuk diwujudkan).
Untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, berbagai lapisan masyarakat, di berbagai belahan dunia, dengan berbagai cara, menyuarakan harapan mereka, seperti kesetaraan jender, penuntasan kekerasan terhadap perempuan, keadilan hak ekonomi dan pendidikan, serta otonomi tubuh. Di antara mereka yang merayakan Hari Perempuan Internasional adalah tokoh-tokoh perempuan muda, berprestasi, juga menginspirasi, seperti aktivis lingkungan Greta Thunberg, aktivis perempuan dan pendidikan Malala Yousafzai, dan aktris Emma Watson.
Melalui Twitter, Greta Thunberg menyuarakan harapannya untuk kesetaraan. Ia menulis: ”Hari ini adalah #InternationalWomensDay dan kami menyadari bahwa perempuan masih jauh dari setara dengan laki-laki di masyarakat saat ini. Kita tidak dapat memiliki keadilan iklim tanpa kesetaraan jender. Dan ingatlah; apa yang kita, perempuan, inginkan hari ini—dan setiap hari—adalah kesetaraan, bukan ucapan selamat atau perayaan.”
Greta merupakan aktivis lingkungan asal Swedia yang bekerja mengampanyekan isu-isu terkait pemanasan global dan perubahan iklim. Pada Agustus 2018, ketika masih berusia 15 tahun, Greta melakukan aksi bolos sekolah untuk berdemo di depan gedung parlemen Swedia. Ia berdiri sendirian membawa poster dengan tulisan Skolstrejk för klimatet (mogok sekolah untuk iklim). Aksinya itu dilakukan untuk menuntut politisi dunia melakukan lebih banyak hal buat lingkungan.
Aksi itu mendorong masyarakat dari beberapa daerah untuk terlibat aksi menyuarakan harapan yang sama. Terinspirasi dari Greta, masyarakat juga mulai mengubah gaya hidup untuk kepentingan lingkungan. Pada Desember 2018, lebih dari 20.000 siswa telah melakukan aksi untuk lingkungan di setidaknya 270 kota. Pada Desember tahun yang sama, Greta berpidato di Konfrensi Perubahan Iklim PBB. Pada Januari 2019, ia diundang untuk berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia.
Bintang film dan Duta PBB untuk Niat Baik Perempuan, Emma Watson, juga menyoroti pentingnya memperingati Hari Perempuan Internasional. Dia menghormati semua orang yang telah berbicara tentang pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan, dan berbagi rekomendasi buku: Sex & World Peace oleh Valerie M Hudson, Bonnie Ballif-Spanvill, Mary Caprioli, dan Chad F Emmett.
Menurut Emma, buku itu telah mengungkapkan bahwa begitu banyak keadaan di dunia kita: keamanan, kemakmuran, pembangunan, demokrasi, keadilan, dan perdamaian dunia jelas bergantung dan berasal dari cara masyarakat memperlakukan perempuan dan anak perempuan.
Selain itu, buku itu juga menawarkan kepada kita seruan pribadi dan sosial untuk bertindak sambil menekankan bahwa negara-negara yang memiliki kekuatan paling besar untuk melakukan perubahan harus memusatkan perhatian perempuan. Hal itu terutama untuk beberapa bidang, seperti keamanan, reformasi hukum ,dan keadilan yang dipertaruhkan, termasuk kesetaraan dalam proses pengambilan keputusan.
”Buku Sex & World Peace menunjukkan kepada kita bagaimana ketidaksetaraan jender adalah bentuk kekerasan yang memengaruhi segala sesuatu, mulai dari pertumbuhan populasi hingga ekonomi sampai tipe rezim. Bagi saya, buku ini menerangi bagaimana kita sampai di tempat kita hari ini, dan seiring dengan itu, jalan ke depan,” tulis aktris berusia 29 tahun tersebut.
Pada 2014, Emma menyampaikan pidato dalam sidang PBB yang bertajuk ”Kesetaraan Jender adalah Masalah Anda Juga”. Itu merupakan momen penting bagi hak-hak perempuan. Watson juga telah meluncurkan gerakan viral #HeForShe.
Sementara itu, aktivis Pakistan dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, melalui Twitter berbagi tujuan dan ambisi beberapa wanita muda, menyoroti pentingnya pendidikan anak perempuan. ”Selamat Hari Perempuan Internasional! Bayangkan betapa dunia kita akan menjadi lebih baik jika setiap gadis dapat menjalani ambisinya,” tulis Malala.
Malala merupakan seorang murid dan aktivis pendidikan dari kota Mingora di Distrik Swat dari Provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa. Ia dikenal publik karena aktif bersuara untuk pendidikan dan hak-hak perempuan di Lembah Swat. Di tempat itu, Taliban melarang anak-anak perempuan untuk sekolah.
Gerakan Hari Perempuan Sedunia sudah dilakukan sejak 1990-an dan tetap menjadi penting hingga kini. The Telegraph menuliskan, Hari Perempuan Internasional masih diperingati karena tujuan awal—untuk mencapai kesetaraan jender penuh bagi perempuan di dunia—masih belum terwujud. Kesenjangan upah jender tetap ada di seluruh dunia dan perempuan masih tidak hadir dalam jumlah yang sama (dengan laki-laki) dalam bisnis atau politik. Angka menunjukkan bahwa secara global, pendidikan, kesehatan, dan kekerasan perempuan terhadap perempuan masih lebih buruk daripada laki-laki.
Menurut Forum Ekonomi Dunia, kesenjangan jender tidak menyempit hingga 2186. Pada IWD 2020, perempuan di seluruh dunia berkumpul untuk memaksa dunia mengakui ketidaksetaraan ini—sambil juga merayakan pencapaian perempuan yang telah mengatasi hambatan ini.