Argumentasi: Ekpresikan Dirimu Tanpa Pencitraan di Medsos
Berbagi Makna
Suranto, Program Studi Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Foto-foto yang bagus dan keren yang dimiliki oleh orang lain membuat kita cenderung mengambilnya sebagai bagian dari aktivitas bermedia sosial. Sebagai penggiat media sosial, saya menggunakan beberapa foto milik teman untuk memperindah tampilan atau menambah status unggahan di akun pribadi.
Tentu saja, saya tidak mengambil begitu saja, tetapi meminta izin kepada pemilik foto. Izin inilah yang menjadi dasar beretika di media sosial sehingga saya tidak serta-merta disebut sebagai pencuri foto.
Salah satu alasan mengunggah foto milik orang lain adalah makna yang tersembunyi dalam setiap sudut foto yang ditangkap lewat kamera. Nilai-nilai inilah yang mencoba saya bagi kembali untuk teman-teman di media sosial.
Harapan saya, orang lain bisa menikmati keindahan yang tertuang di foto tersebut. Nantinya, makna atau nilai-nilai itu menjadi penting saat kita mencoba melihat kembali unggahan tersebut setahun atau dua tahun kemudian.
Promosi Pariwisata
Edwin Syachputro, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
Pesona Indonesia menunjukkan beragam potensi wisata alam yang indah. Salah satu cara untuk menikmati keindahannya dengan berlibur atau berkunjung ke obyek wisata tersebut. Agar lebih berkesan, kita bisa mengabadikan keindahan dalam bentuk foto.
Untuk mendapatkan foto yang menarik, kita harus menentukan angle yang tepat. Lalu, kita bisa memperbanyak jumlah pengambilan foto dengan cara yang efektif. Saya biasanya mengambil beberapa foto dalam satu momen ketika berwisata ke alam dan memilihnya untuk diunggah di media sosial. Tidak semua foto, hanya salah satu yang saya anggap terbaik.
Foto lain saya berikan kepada teman dengan memberikan watermark pada foto tersebut agar terlihat siapa yang mengambil gambar. Saya juga menyimpan file foto yang asli. Tidak bermaksud pamer foto, tetapi menyampaikan hasil foto kepada orang lain sekaligus ikut promosi wisata atau tempat yang menjadi obyek foto. Dengan demikian, secara tidak langsung ikut mempromosikan wisata alam Indonesia.
Lebih Bijaksana
Florencia Maria Surya, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Perkembangan teknologi informasi yang pesat menyebabkan terjadinya pergeseran dari dunia nyata ke dunia maya. Tak heran jika ada orang yang berusaha mengklaim foto milik orang lain sebagai miliknya di media sosial.
Menanggapi situasi tersebut, saya beberapa kali kerap melakukan hal tersebut, tetapi dalam konteks yang berbeda, tidak dengan mengklaim, tetapi dengan cara meminta foto orang lain ketika sedang berlibur bersama.
Biasanya, karena saya memang sedang tidak memegang gawai atau sekadar ingin menikmati momen tersebut. Jika ternyata teman saya memiliki dokumentasi foto yang menarik, saya sering meminta foto tersebut untuk diunggah ke media sosial. Alasannya, saya menyukai foto tersebut dan lebih menarik bila dibagikan ke orang lain.
Jika kita telah memberikan credit kepada orang tersebut dan memperoleh izin darinya, mengunggah foto orang lain di media sosial pribadi sah-sah saja. Meskipun tidak dimungkiri bahwa ada orang yang melakukan hal tersebut untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain atas status yang dimilikinya. Saat ini, mengunggah foto di media sosial menjadi sangat penting, tetapi tentu harus dilakukan dengan bijaksana.
Jangan Mencari Masalah
Nina Nursita Ramadhan, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Depok
Selama menggunakan media sosial, aku belum pernah meminta foto teman untuk diunggah di akun pribadi. Justru yang terjadi adalah kebalikannya, fotoku pernah diminta oleh teman untuk kemudian diunggah di akun media sosialnya.
Alasan mengunggah foto milik orang lain adalah karena fotonya memang bagus atau sesuai dengan citra pemilik akun media sosial. Sebenarnya, menurutku, hal itu tidak benar-benar tepat untuk dilakukan, kecuali pengunggah mencantumkan sumber foto atau keterangan yang menyatakan foto tersebut bukanlah miliknya.
Secara pribadi, aku berpikir, unggahan foto yang menarik memang penting di media sosial, apalagi manusia pun lebih mudah memproses konten visual. Namun, tentu saja, keaslian konten yang diunggah tetap harus dipikirkan agar tidak menciptakan potensi masalah di kemudian hari.
Tanpa Pencitraan
Nadia Farah Luthfiputri, Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok
Kalau aku sendiri jujur saja tidak pernah minta foto dari orang lain untuk diunggah di media sosial sendiri. Sebagian besar foto yang aku unggah di Instagram adalah foto pemandangan alam. Hal ini karena aku cukup sering bepergian ke sejumlah tempat.
Lewat foto-foto itu, aku ingin berbagi dengan teman-teman dan menunjukkan ada banyak tempat bagus di dunia ini, terutama Indonesia. Selain itu, jenis foto lain yang biasanya kuunggah adalah foto bersama teman-teman. Aku tidak merasa perlu untuk menggunakan foto orang lain.
Bagiku, media sosial adalah tempat bagi kita untuk mengekspresikan diri sendiri. Jadi, buat apa sampai pura-pura menjadi orang lain atau menggunakan foto milik orang lain? Mungkin saja, orang-orang yang mengunggah foto orang lain di akun pribadi merasa hidupnya biasa-biasa saja, sementara mereka butuh eksistensi di media sosial. Padahal, sebetulnya itu tidak perlu karena media sosial bukanlah segalanya.