Barang Bukti Kebakaran di Mampang Diuji di Laboratorium
Puslabfor melakukan olah TKP beberapa alat bukti ditemukan. Semua temuan akan disandingkan dengan keterangan saksi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelidikan lanjutan di lokasi kebakaran yang menghanguskan toko Saudara Frame & Gallery di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dilakukan oleh Tim Pusat Laboratorium Forensik dari Bareskrim Polri, Senin (22/4/2024). Langkah ini untuk mencari penyebab utama kebakaran termasuk melacak dari mana api berasal.
Seperti diberitakan sebelumnya, toko Saudara Frame & Gallery terbakar pada Kamis (18/4/2024). Peristiwa itu menewaskan tujuh orang, meliputi empat anggota keluarga pemilik toko, yakni Thang Tjiman (75), Heni (39), Riichi (2), dan Austin (8). Adapun tiga korban lainnya merupakan asisten rumah tangga, yakni Tiara (25), Shella (20), dan Jesika (18). Selain itu, ada lima korban luka-luka.
Tim Puslabfor Bareskrim Polri mendatangi lokasi kebakaran pada Senin sekitar pukul 11.30 WIB dan selesai pukul 13.30 WIB. Dari hasil olah TKP, petugas membawa sejumlah barang bukti, seperti mesin gerinda yang hangus, abu dan bara, serta sampel cairan. Semua barang bukti ini akan dibawa untuk diuji di laboratorium.
”Hasil dari uji laboratorium akan disandingkan dengan keterangan para saksi yang sudah kami peroleh sebelumnya,” ujar Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Komisaris Henrikus Yossi.
Dari hasil keterangan para saksi terungkap bahwa kebakaran bermula dari adanya aktivitas karyawan yang menyemprotkan cairan bensin ke kayu ring dekat kompresor. Penyemprotan tersebut bertujuan untuk membasmi rayap.
Pada saat yang sama, ada seorang karyawan sedang memperbaiki kompresor dan juga memotong kayu menggunakan mesin gerinda. Percikan api dari pemotongan kayu itu mengenai bensin sehingga api menyambar dan membesar.
Semua kegiatan itu berlangsung di basement. Karena itu, tujuan awal dari olah TKP ini adalah menelusuri basement yang diduga menjadi titik awal mula terjadinya kebakaran dan dilanjutkan dengan menyusuri lantai satu hingga lima bangunan yang juga hangus terbakar.
Dari hasil penelusuran, ditemukan sejumlah barang, seperti alat pemadam api ringan (APAR) di setiap lantai. Namun, kemungkinan APAR itu tidak digunakan karena api sudah telanjur membesar. ”Kemungkinan lain penghuni tidak bisa menggunakan APAR dengan benar sehingga perangkat itu tidak digunakan,” katanya.
Selain itu, ditemukan juga kamera pemantau (CCTV) di sejumlah sudut ruang. Namun, CCTV itu ternyata tidak dilengkapi alat perekam. ”Kamera itu hanya dipajang saja,” kata Henrikus.
Hasil dari uji laboratorium akan disandingkan dengan keterangan para saksi yang sudah kami peroleh sebelumnya.
Tanpa jalur evakuasi
Kondisi bangunan seperti inilah yang membuat korban akhirnya terjebak dalam kobaran api. Padahal, pada bangunan di atas tiga lantai, jalur evakuasi menjadi standar keamanan yang harus disediakan oleh pemilik bangunan.
Selain itu, ditemukan juga per yang diduga merupakan bagian dari kasur serta kompor. Dari temuan ini, diduga ruko tersebut juga dijadikan tempat singgah bagi keluarga. Namun, semua dugaan itu juga harus dibuktikan dengan alat bukti dan juga keterangan saksi.
Henrikus mengakui, keterangan saksi juga belum diambil secara menyeluruh karena orang yang menyaksikan langsung awal mula kebakaran masih dirawat intensif di rumah sakit. ”Dari lima orang yang mengalami luka, dua orang sudah diperbolehkan pulang. Adapun tiga orang lagi masih menjalani pengobatan intensif,” katanya. Ketiga orang itu mengalami luka bakar hingga 70 persen.
Kepala Polsek Mampang Prapatan David Y Kanitero menuturkan, kejadian kebakaran ini menjadi pelajaran berharga bagi warga sekitar, terutama pelaku usaha, untuk mulai memperhatikan standar keamanan bangunan. Kepolisian bersama pemangku kepentingan terkait akan berkoordinasi untuk membuat program bersama guna mencegah terjadinya peristiwa memilukan seperti ini terulang kembali.
David mengakui, hingga saat ini belum ada data konkret mengenai jumlah bangunan di Mampang yang berlantai lebih dari tiga, termasuk yang tidak memiliki jalur evakuasi yang memadai.
Begitu pun data tentang jumlah penghuni atau karyawan yang bekerja di seluruh bangunan belum ada. ”Karena itu, langkah awal yang akan dilakukan adalah inventarisasi secara menyeluruh,” ujar David.
Ke depan, bersama dengan pemangku kepentingan terkait, ujar David, pihaknya akan mengimbau pemilik usaha untuk menaati standar keamanan yang berlaku.
Camat Mampang Prapatan Ujang Hermawan menuturkan, pihaknya akan menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian atas kasus kebakaran ini. Hasil penyelidikan itu akan dijadikan bahan evaluasi untuk berbenah agar tempat usaha di sekitar Mampang aman untuk ditempati.
Ke depan, pengawasan terhadap standar keamanan akan diperketat, terutama terkait jalur evakuasi dan ketersediaan APAR. ”Pengawasan ini akan dilakukan secara rutin tentu dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan pihak terkait,” ujarnya.