”Scientific Investigation” Diterapkan untuk Ungkap Penyebab Kebakaran Toko Pigura di Mampang
”Scientific investigation” diterapkan demi mengungkap penyebab kebakaran di Mampang yang menewaskan 7 orang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelidikan kebakaran di Toko Pigura ”Saudara” Frame & Gallery yang terletak di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, masih berlangsung. Scientific investigation atau investigasi ilmiah diterapkan untuk mengungkap penyebab kebakaran yang menewaskan tujuh orang tersebut.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Henrikus Yossi mengatakan, penerapan scientific investigation melibatkan tim pusat laboratorium forensik (puslabfor) Polri guna mengetahui penyebab kebakaran atau sumber api.
”Olah TKP (tempat kejadian perkara) akan dilakukan pada Senin (22/4/2024),” ujar Henrikus, Minggu (21/4/2024).
Sejauh ini penyelidikan awal sudah dilakukan dengan meminta keterangan dari sejumlah saksi. Dari keterangan saksi-saksi diketahui kebakaran terjadi pada Kamis (18/4/2024) sekitar pukul 19.30 WIB.
Salah satu saksi yang merupakan karyawan toko saat itu sedang bekerja di lantai dasar. Adapun seorang pekerja lainnya, Suwandi, menyemprotkan cairan bensin ke kayu ring dekat kompresor.
Penyemprotan itu bertujuan untuk mengusir atau membasmi rayap. Pada saat yang sama, ada seorang karyawan sedang memperbaiki kompresor. Tiba- tiba ada percikan api menyambar dan membesar.
Keterangan saksi lain yang juga korban selamat mengatakan, Suwandi menyemprotkan bensin, sementara Ohim sedang memotong kayu. Tiba-tiba api menyala dan terjadilah ledakan.
Ledakan tersebut didengar oleh warga Cecep yang kebetulan berjualan dekat lokasi kebakaran. ”Saya mendengar ledakan besar terdengar hingga warung saya yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian,” katanya.
Ledakan besar itu kemudian disusul api yang kian berkobar. Warga sekitar pun tidak bisa berbuat apa-apa karena api telah membesar. Proses pemadaman berlangsung hingga 4 jam. Setelah api padam, tujuh korban tewas segera dievakuasi.
Ketujuh korban tewas pun bisa diidentifikasi di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Mereka adalah Thang Tjiman (75), Heni (39), Riichi (2), dan Austin (8). Adapun tiga korban lainnya merupakan asisten rumah tangga, yakni Tiara (25), Shella (20), dan Jesika (18).
”Ketujuh jenazah sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing,” kata Henrikus.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan Syamsul Huda mengatakan, untuk memadamkan api dan mendinginkan lokasi kebakaran, sebanyak 31 mobil pemadam kebakaran dan 100 personel dikerahkan. Dahsyatnya kebakaran membuat proses pendinginan pun menelan waktu hingga 13 jam.
Mengenai asal kebakaran, menurut Huda, diduga karena ledakan kompresor yang ada di dalam bangunan. Api kemudian menyebar menghanguskan empat lantai dan satu basement toko.
Dalam proses pemadaman, petugas harus menjebol tembok bangunan untuk mengeluarkan asap dari lokasi kejadian. Api pun sulit dipadamkan karena ada banyak barang yang mudah terbakar yang disimpan dalam bangunan, seperti kayu, cat, dan tiner.