Instalasi Seni Buat Hong Kong Lebih Hidup
Hong Kong bagai surga bagi seniman instalasi. Beragam karya dipamerkan di sudut kota. Wisatawan pun terpana dibuatnya.
Hong Kong bagai surga bagi para seniman instalasi. Di bulan kesenian yang jatuh pada Maret 2024, beragam karya seni instalasi dipamerkan di setiap sudut kota, memanjakan mata para wisatawan lokal dan internasional yang datang melancong.
Matheo, Jurnalis asal Italia, terpana melihat instalasi seni berbentuk gelembung setinggi 9 meter terpajang di taman seni (art park) Distrik Budaya Kowloon Barat, Hong Kong, Senin (25/3/2024). Segera, ia meminta rekannya untuk mengambil gambar dirinya dengan latar belakang gelembung besar itu.
Tidak hanya Matheo, beberapa orang yang menyempatkan singgah ke taman seni itu pun seakan tidak ingin melewatkan keindahan karya seni tersebut. Pemandangan kian memukau kala malam tiba.
Baca juga: Menikmati Nyamannya Trotoar di Hong Kong
Gelembung ciptaan studio kreatif asal Australia bernama LTD Sisu itu seketika menyala. Percikan cahaya dari puluhan gedung pencakar langit di sekitar taman pun menambah gemerlap suasana kota.
Gelembung di taman seni itu menjadi salah satu dari puluhan instalasi seni yang dibangun di Hong Kong. Persis di seberang kawasan Distrik Budaya Kowloon Barat, tepatnya di kawasan Taman Tamar yang berlokasi di pusat kota Hong Kong, juga terdapat instalasi seni berupa ratusan telur raksasa yang disebar di setiap sudut taman.
Instalasi seni yang dirancang oleh studio kreatif TeamLab ini seakan memadukan lanskap alam dengan teknologi digital dengan sangat mulus. Teknologi ini mengguratkan pengalaman sensorik mendalam yang membuat pengunjung tak henti berdecak kagum saat melihatnya.
Dengan mengusung tema ”Kesinambungan”, TeamLab memamerkan ratusan telur berwarna cerah dalam instalasi seni interaktif yang diberi nama Resonating Life (Resonansi Kehidupan).
Selain itu, pengunjung juga disuguhi teknologi permainan cahaya yang menyorot ke arah puluhan pohon yang tumbuh di pinggiran Taman Tamar. Gelombang cahaya itu mengaburkan batas antara daratan dan lautan di pesisir Victoria Harbour.
Imajinasi dan keajaiban inderawi seakan menjadi nyata di tengah hiruk-pikuk lanskap kota. Saat pengunjung mendorong dengan lembut instalasi seni berbentuk bulat telur itu, simfoni warna dan suara terbentang secara harmonis, memancarkan keindahan yang terlihat dari kejauhan.
Titik-titik cahaya yang hidup beriak layaknya ombak di malam hari, mencerminkan pemandangan malam yang memesona menghiasi Pelabuhan Victoria. Pameran ini mengeksplorasi prinsip utama filosofi artistik TeamLab, bahwa hidup tidak dapat dipisahkan dari kesinambungan.
Dengan kerlipan lampu beritme layaknya embusan napas, cahaya yang mengalir menanamkan kekuatan hidup yang menyala pada karya seni. Cahaya itu menggambarkan hubungan simbiosis antara manusia, kota, dan seni, serta ikatan dan kontinuitas yang tak terbatas.
Dalam pameran itu, setiap pengunjung diundang untuk memulai perjalanan eksplorasi dan komunikasi pribadi, secara kolektif menciptakan permadani cahaya dan keajaiban unik dalam ruang publik kota.
Pengalaman mendalam ini memungkinkan orang untuk benar-benar menghargai kehadiran satu sama lain. Pada akhirnya, momen singkat itu menghadirkan kemegahan dan rasa keterikatan sosial yang tak terbatas.
Pendiri TeamLab, Toshiyuki Inoko, menganalogikan intalasi seni ini bagai fase kehidupan manusia. Sentuhan lembut dari pengunjung itu layaknya dinamika kehidupan. Seorang manusia pasti akan bereaksi pada semua hal yang dialaminya. Reaksi yang ditimbulkan pasti akan berbeda. Karena itu, setiap kali digoyangkan, bola akan menghasilkan warna yang berbeda.
Begitu pula ketika digoyangkan sekencang apa pun, bola akan kembali ke posisi awalnya. Makna penting di balik itu adalah, ketika guncangan besar menerpa, mungkin manusia akan jatuh, tetapi jangan lupa untuk bangkit dan memulai lagi.
Baca juga: Hong Kong Gencar Tarik Wisatawan Muslim Indonesia
Tak jauh dari sana, seniman Hong Kong, Dyalan Kwok, berkolaborasi dengan LAAB Architects juga memamerkan dua karya instalasi seninya yang memukau, yakni Harbour Cup dan Kucing Schrödinger.
Dalam karya Harbour Cup, pengunjung diajak untuk berinteraksi satu sama lain melepaskan gawai yang mencengkeram. Permainan ini terinspirasi dari gim sepak bola meja. Bedanya, tidak ada gawang di kedua sisi. Para pemain hanya perlu berdiskusi dan memutuskan bagaimana mereka ingin memainkan permainan tersebut.
Gim ini kian menarik karena dipadukan dengan serangkaian lampu LED bertenaga fotovoltaik. Saat bola menggelinding, gerakan itu memicu sensor yang terbuat dari kumparan spiral tembaga di dalam wadah cetak 3D, menerangi lintasan bola.
Melalui Harbour Cup, LAAB mendorong masyarakat untuk meletakkan ponsel mereka dan berinteraksi satu sama lain melalui gim.
Sementara instalasi seni Kucing Schrödinger menggambarkan analogi lucu dari eksperimen pemikiran mekanika kuantum. Sang seniman, Dyalan Kwok, mengajak masyarakat untuk berpikir tentang hakikat fisika. Karya seni ini terdiri atas sembilan bingkai kubik dengan enam kucing gelembung yang terpasang di dalamnya.
Instalasi seni itu menggambarkan tiga kucing gelembung berbaring telentang di dalam kubus, sedangkan tiga lainnya melakukan beragam kegiatan, salah satunya seperti bermain ponsel. Dalam instalasi ini, Dyalan mengajak pengunjung untuk bereksperimen dengan imajinasi mereka dan berinteraksi satu dengan yang lain.
Ini juga menjadi perwujudan visi pariwisata Hong Kong menjadi jembatan penghubung antara kebudayaan Barat dan Timur dunia.
Menurut Dyalan, sains dan seni sering dipandang sebagai disiplin ilmu yang berbeda. Namun, memang ada contoh keduanya berpotongan dan memengaruhi satu sama lain. Begitu pun manusia, walau terpisah, mereka akan selalu terhubung dalam satu ikatan sosial.
Manajer Komunikasi Dewan Pariwisata Hong Kong Cameron Tong mengatakan, beragam karya seni instalasi yang dipamerkan di setiap sudut kota Hong Kong diharapkan dapat menarik minat wisatawan lokal dan internasional untuk berkunjung ke Hong Kong.
Tidak hanya wisatawan, para seniman pun turut diajak untuk beradu kemampuan dengan menjadikan Hong Kong sebagai galeri besarnya. ”Ini juga menjadi perwujudan visi pariwisata Hong Kong menjadi jembatan penghubung antara kebudayaan Barat dan Timur dunia,” kata Cameron.
Beragam pameran seni yang digelar di Hong Kong, termasuk instalasi seni di perkotaan, diharapkan mampu mendongkrak kunjungan pariwisata. Pada tahun 2023, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Hong Kong mencapai 34 juta orang. Tahun 2024, pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan bisa menyentuh angka 46 juta orang.
Bagi Matheo, berbagai instalasi seni dan beragam makna yang terkandung di dalamnya membuat Hong Kong lebih ”menyala”. Berbeda ketika ia datang ke kota ini enam tahun yang lalu.
”Sekarang Hong Kong banyak berubah. Kegiatan seni di sini jauh lebih semarak dan membuat Hong Kong lebih hidup,” katanya