Pemprov DKI Sebut Banjir di Hek Bukan akibat Proyek Tanggul Jebol
Terendamnya jalanan di kawasan Hek, Jakarta Timur, akibat meluapnya Kali Baru yang berasal dari kiriman banjir di Bogor.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta memastikan banjir di sekitar lampu merah pertigaan Hek Kramatjati, Jakarta Timur, bukan disebabkan oleh jebolnya tanggul Kali Baru yang sedang dikerjakan. Terendamnya jalanan tersebut karena meluapnya Kali Baru yang berasal dari banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
Sebelumnya, Jalan Raya Bogor Km 19 (Hek), Kramatjati, Jakarta Timur, tergenang banjir dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter. Air meluap pada Senin (25/3/2024) sekitar pukul 03.15.
Kepala Satuan Pelaksana Sumber Daya Air (SDA) Kecamatan Kramatjati Muchlis mengatakan, genangan di Jalan Raya Bogor, tepatnya di simpang Hek, itu terjadi akibat limpasan dari Kali Baru.
Ia melanjutkan, pada Senin (25/3/2024) dini hari, kondisi debit air Kali Baru sedang tinggi akibat kiriman dari Bogor yang hujan deras pada hari Minggu. Kemudian, di lokasi tersebut ada tanggul yang sebelumnya dijebol untuk akses keluar masuk alat berat jenis backhoe.
”Jadi air Kali Baru itu melimpas melalui tanggul yang kondisinya lebih rendah dibandingkan dengan lainnya. Titik tanggul tersebut digunakan untuk akses keluar masuk alat berat pekerjaan perbaikan tanggul,” ujarnya.
Limpasan air terjadi di lokasi Kali Baru yang masih dalam proses penanganan pembuatan turap oleh pihak Dinas SDA DKI Jakarta. Sementara lokasi lainnya yang turapnya sudah rampung tidak mengalami limpasan.
Menurut Muchlis, tanggul sengaja dijebol oleh pihak ketiga pelaksana proyek untuk mempermudah pekerjaan perbaikan tanggul Kalibaru. Saat ini di tanggul tersebut belum dilakukan pekerjaan sehingga otomatis kondisinya lebih rendah dibandingkan dengan tanggul di titik lainnya. Melalui tanggul tersebut air melimpas dengan deras hingga menggenangi Jalan Raya Bogor.
Ketua Subkelompok Drainase Dinas SDA DKI Jakarta Firmansyah Saputra menambahkan, terjadi kenaikan muka air Kali Baru Timur karena hujan deras sejak Minggu di hulu antara Bogor sampai Depok. Tak pelak, Senin (25/3/2024) pagi terjadi luapan dari titik konstruksi yang tersisa 100 meter dari keseluruhan pengerjaan turap sepanjang 800 meter.
”Proyek tanggul yang saat ini masih dikerjakan tidak jebol. Tanggul tersebut baik-baik saja,” ujar Firman.
Firman mengatakan, air Kali Baru Timur di lokasi itu justru meluber lewat bagian bibir kali yang belum ditanggul. Lokasi titik luber ada di sekitar lampu lalu lintas, di sekitar jalan yang memang berkontur cekung di pertigaan tersebut.
”Hilirnya dekat pertigaan Hek lampu merah,” kata Firman.
Sudah surut
Sebanyak 100 personel dari unsur satuan polisi pamong praja, penanganan prasarana dan sarana umum, sudin perhubungan, satgas SDA, serta sudin penanggulangan dan penyelamatan dikerahkan untuk mengatasi tumpahan air dari Kalibaru.
”Saat ini sudah tidak ada lagi genangan di jalanan. Tinggal sampah yang terbawa arus sedang dibersihkan. Jalan Raya Bogor yang sebelumnya macet total juga mulai lancar,” kata Muchlis.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga membantah banjir di ruas jalan itu disebabkan adanya proyek tanggul Hek Kramatjati yang jebol. Menurut dia, tanggul saat ini sedang dalam proses pembangunan.
Limpasan air terjadi pada lokasi Kali Baru yang masih dalam proses penanganan pembuatan turap oleh pihak Dinas SDA DKI Jakarta. Sementara lokasi lainnya yang turapnya sudah rampung tidak mengalami limpasan.
Heru telah memantau penanganan banjir di Hek Kramatjati. Dia mengklaim saat ini banjir sudah terkendali.
”Tadi pagi pukul 05.00 sudah memantau dan per pukul 07.15 banjir sudah berkurang karena sudah ditutup menggunakan karung,” kata Heru, Senin pagi.
Evaluasi
Di sisi lain, Komisi D DPRD DKI Jakarta menyoroti persoalan banjir yang melanda Jakarta belakangan ini. Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI-P Ida Mahmudah meminta Pemprov DKI agar segera mengevaluasi penanganan banjir saat cuaca ekstrem melanda Jakarta.
Ida meminta Pemprov DKI Jakarta membangun penampungan air di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2025. Sebab, menurut dia, Jakarta membutuhkan banyak kolam penampungan air, seperti waduk dan polder, agar banjir bisa lebih cepat surut.
Selain itu, kerja sama antara Pemprov DKI dan masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih dari sampah juga dinilai Ida merupakan hal penting.
Kemudian, Ida menyebut Pemprov DKI Jakarta pada 2022 sempat menganggarkan pembebasan lahan untuk pembangunan Waduk Kamal guna mengatasi banjir di wilayah Jakarta Barat. Namun, proyek tersebut tidak terealisasi karena kendala pembebasan lahan di lapangan.
”Ada beberapa catatan yang pembebasan lahannya belum selesai akhirnya anggarannya tak terealisasikan. Itu tahun 2022,” ucap Ida.
Oleh sebab itu, Ida mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi bersama Kejaksaan agar mendampingi proses pembebasan lahan untuk proyek penanganan banjir di Jakarta. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak timbul persoalan hukum di kemudian hari.