Warga Jakarta Turut Rasakan Gempa Beruntun di Tuban
Getaran gempa bermagnitudo 6,5 di Tuban, Jawa Timur, pada Jumat (22/3/2024) sore, terasa hingga DKI Jakarta.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Getaran gempa bermagnitudo 6,5 di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada Jumat (22/3/2024) pukul 15.52 terasa hingga DKI Jakarta. Guncangan hebat tersebut membuat sejumlah warga Jakarta panik.
Gempa terasa di beberapa gedung perkantoran tinggi Jakarta. Dian Utami (25), seorang karyawan di wilayah Thamrin, Jakarta Pusat, turut merasakan gempa sekitar 1 menit tersebut.
”Di kantor saya gempanya terasa kencang banget. Saya tadi di lantai 22,” kata Dian.
Saat terjadi gempa, Dian baru saja menuntaskan shalat Ashar. Ia langsung panik dan keluar dari mushala kantornya.
Sementara itu, gempa juga terasa di gedung perkantoran daerah Palmerah Selatan, Jakarta Pusat. Seorang karyawan, Ria Anita (26), tengah rapat saat gempa terjadi.
”Iya lagi di kantor, lagi kerja, tiba-tiba terasa ada getaran, untung tidak kenapa-kenapa,” ujarnya.
Begitu juga dirasakan Sintia (30), warga Jakarta Pusat yang bekerja di salah satu perkantoran di kawasan MH Thamrin. Saat gempa terjadi, sejumlah karyawan di kantornya berhamburan keluar bangunan. Beberapa dari mereka bahkan tetap berada di halaman kantor meski gempa sudah berlalu.
”Pas lihat sosmed, ternyata banyak yang merasakan gempa ini di sejumlah wilayah Indonesia. Jadi takut kalau nanti ada gempa susulan lagi,” katanya.
Hingga pukul 16.15 WIB, hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan adanya 22 kali aktivitas gempa bumi di Tuban. Gempa tersebut dimulai sejak Jumat (22/3/2024) pukul 11.22 WIB. Pada gempa pertama, kekuatannya tercatat mencapai M6.
Data BMKG menunjukkan, lokasi gempa ada di 5.74 LS 112.32 BT dengan kedalaman 10 km. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 126 km arah timur laut Tuban, Jawa Timur.
Penyebab gempa
Dalam keterangan resminya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.
Penyebab terjadinya gempa bumi tersebut adalah adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa dengan mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Selain Kota Tuban, Pulau Bawean juga terdampak dengan intensitas V-VI MMI atau getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, barang-barang/pajangan terpelanting, serta terjadi kerusakan ringan.
Kemudian, gempa juga terasa di Blora, Madura, Gresik, Surabaya, dan Banjar (Jawa Barat) dengan kekuatan III-IV MMI. Getaran juga terasa hingga wilayah Pulau Kalimantan, di antaranya Banjarbaru, Kalimantan Selatan; Sampit, Kalimantan Tengah; Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Martapura, Kalimantan Selatan; Balikpapan, Kalimantan Timur; dan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, dengan kekuatan II-III MMI.
Pas lihat sosmed, ternyata banyak yang merasakan gempa ini di sejumlah wilayah Indonesia. Jadi takut kalau nanti ada gempa susulan lagi.
Wilayah Jawa Timur lainnya yang terdampak gempa, di antaranya, adalah Mojokerto, Malang, Lumajang, Madiun, Nganjuk, dan Pasuruan dengan kekuatan II-III MMI. Sementara wilayah Jawa Tengah yang merasakan getaran gempa ialah Jepara, Rembang, Demak, Kudus, dan Semarang dengan kekuatan II-III MMI.
Getaran gempa juga terasa dengan kekuatan I-II MMI di Pacitan, Trenggalek, Blitar, Solo, Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo, Kebumen, dan Temanggung. Gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun, masyarakat diimbau untuk mewaspadai gempa susulan yang mungkin terjadi.