Antusiasme warga mengikuti mudik gratis presisi Polri 2024 cukup tinggi. Program ini dinilai sangat membantu.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
Satu tahun yang lalu, Dina Putri (25) berangkat ke kampung halamannya di Kebumen, Jawa Tengah, dengan menggunakan fasilitas mudik gratis dari Polri. Namun, tahun ini, ia mesti gigit jari karena tidak kebagian tiket.
”Tahun ini, antusiasme warga sangat tinggi, bahkan dalam waktu dua hari, kuota yang diberikan sudah ludes,” kata Dina yang sedang berada di Polda Metro Jaya, Jumat (22/3/2024).
Teringat ketika Idul Fitri tahun lalu, karyawan swasta ini menjadi satu dari ribuan pemudik yang mendapatkan fasilitas mudik gratis yang digelar oleh Polri. Menurut dia, program itu sangat membantunya untuk menghemat biaya mudik.
”Jika naik bus ke Kebumen saat hari raya, kita harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 600.000. Lumayan, dengan mudik gratis, kita bisa menghemat,” ujarnya.
Tidak hanya itu, selain angkutan gratis, pada program mudik gratis yang disediakan Polri, para peserta (penumpang) juga diberikan konsumsi selama perjalanan. ”Kita tinggal duduk manis saja dan sampai ke tujuan,” kata Dina.
Namun, tahun ini, dia harus gigit jari karena tidak kebagian tiket. Niat untuk pulang kampung pun ditunda untuk sementara. Dia bercerita, ketika program mudik gratis presisi Polri dibuka, ribuan warga dari berbagai daerah datang.
”Bahkan beberapa dari mereka rela menginap dan sahur di tempat pendaftaran agar tidak kehilangan kesempatan,” katanya.
Walau tidak mendapatkan tiket, dirinya merasa senang melihat antusiasme masyarakat tahun ini sangat tinggi.
Pada Jumat (22/3/2023), terpampang spanduk bertuliskan ”Kuota Mudik Gratis Presisi Polri 2024 Samsat Jakarta Selatan sudah habis”.
Spanduk serupa tertulis di Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Jakarta Timur. Spanduk itu menandakan sudah habisnya kuota yang tersedia.
Syawal (55), seorang pedagang di sekitar Samsat Jakarta Timur, menyaksikan betapa besarnya antusiasme warga mengikuti mudik gratis dari Polri. ”Saya lihat sampai ada yang pingsan karena berdesakan,” katanya.
Berbeda dengan Dina yang memang sedari awal antusias untuk memburu tiket, Syawal memang tidak ingin berjibaku mendapatkan tiket mudik gratis itu karena tahun ini dia sengaja tidak pulang kampung.
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyediakan 400 bus untuk mengangkut sekitar 20.000 penumpang pada program mudik gratis Presisi dalam rangka hari raya Idul Fitri 1445 H.
”Memang, setiap tahun kalau ada mudik gratis, pasti akan banyak warga yang datang, terutama para perantau dari Pulau Jawa,” katanya. Sebab, memang, hampir semua tiket yang disediakan menuju ke Pulau Jawa.
Sebelumnya, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyediakan 400 bus untuk mengangkut sekitar 20.000 penumpang pada program mudik gratis Presisi dalam rangka hari raya Idul Fitri 1445 H.
”Bus tersebut akan mengantar pemudik ke beberapa daerah di Pulau Jawa,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko.
Direncanakan, semua pemudik akan diberangkatkan secara bertahap pada 6 April dan 7 April 2024 di Lapangan Monumen Nasional (Monas).
Dosen Ekonomi dari Universitas Sriwijaya, Muhammad Ichsan Hadjri, menuturkan, aktivitas mudik yang dilakukan warga ketika hari raya akan berdampak besar bagi perekonomian.
”Karena, ketika Idul Fitri tiba, biasanya konsumsi rumah tangga pasti akan lebih tinggi ketimbang pada hari normal,” ucapnya.
Dengan begitu, peredaran uang tidak hanya terkonsentrasi di kota, tetapi juga hingga ke pelosok,” katanya.
Kondisi ini akan memberikan dampak domino yang besar. Ketika mudik, warga perkotaan pasti akan membeli oleh-oleh. Di saat itulah perekonomian daerah juga bergeliat.