Mudik Aman, Rumah Antikemalingan
Menitipkan sepeda motor di kantor polisi mengikis salah satu kekhawatiran selama mudik. Tinggal pastikan rumah terjaga.
Pada masa Ramadhan dan selama masa mudik Lebaran, warga perlu mewaspadai aksi kejahatan berupa pencurian sepeda motor hingga maling rumah kosong. Ini tips efektif agar mudik ke kampung halaman tidak khawatir rumah jadi sasaran maling.
Hampir setiap tahun, di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya akan disiapkan layanan penitipan sepeda motor bagi warga yang hendak mudik. Seperti di Kota Depok, dalam rangka menjaga keamanan menjelang mudik Lebaran, Polres Metro Depok membuka layanan penitipan sepeda motor secara gratis kepada warganya.
Baca juga: Waspadai Gangguan Ketertiban dan Kejahatan Menjelang Ramadhan
Pelayanan itu mulai dibuka H-7 sampai H+7 Lebaran. Warga yang ingin menitipkan sepeda motornya harus menyertakan atau menunjukkan identitas kepemilikan kendaraan, seperti BPKB atau STNK, KTP, serta membawa selimut kendaraan agar motor tidak rusak karena perubahan cuaca.
Kepala Polres Metro Depok Komisaris Besar Arya Perdana mengatakan, pelayanan penitipan kendaraan bermotor bagi warga Depok itu tidak hanya di kantor Polres Metro Depok, tetapi juga di delapan polsek seluruh wilayah Kota Depok. Adapun pelayanan itu berada di Polsek Beji, Cimanggis, Pancoran Mas, Cinere, Sukmajaya, Tajur Halang, Bojong Gede, dan Polsek Bojong Sari.
”Tujuannya, agar pemudik yang ingin bepergian bisa merasa tenang,” ujar Arya, Rabu (20/3/2024).
Arya menambahkan, pelayanan kepada masyarakat tersebut bagian dari upaya menekan agar angka kriminalitas, seperti pencurian kendaraan bermotor, dan kecelakaan lalu lintas dapat berkurang.
”Saya imbau, sebaiknya tidak menggunakan sepeda motor ketika mudik karena memiliki risiko lebih tinggi terlibat kecalakaan lalu lintas karena mengemudi terlalu lama dan terlalu jauh,” ujarnya.
Tidak hanya pelayanan penitipan motor, polisi juga melayani laporan terkait keamanan dan kekondusifan lingkungan. Warga bisa menghubungi layanan 110 atau 081196110110. Warga yang merasa lingkungan tidak aman, rawan pencurian, dan terutama saat ditinggal pergi shalat Tarawih dan mudik, bisa menghubungi nomor layanan pengaduan tersebut.
Langganan
Lukman Setyohadi (45), warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, adalah salah satu warga yang sering menitipkan motornya ke kantor polisi terdekat. Meski saat ini layanan itu belum dibuka, ia sudah bersiap dan membantu menyebarkan informasi penitipan motor kepada warga lainnya.
”Layanan ini, kan, hampir setiap tahun ada. Sangat membantu bisa menitipkan dua sepeda motor saya ke tempat yang aman. Setiap pulang kampung ke Semarang, saya titip pasti biar aman, enggak perlu cemas,” kata Lukman.
Imam Gunandi (28), warga Setia Budi yang bekerja di kawasan SCBD, juga tak mau ketinggalan untuk menitipkan kendaraannya ke kantor polisi di Jakarta Selatan. Sudah tiga tahun berturut-turut, saat hendak mudik ke rumah kakeknya di Sidoarjo, Jawa Timur, ia selalu menitipkan sepeda motor ke kantor polisi terdekat.
”Simpan di rumah aman sebenarnya, tapi lebih baik antisipasi. Syukurnya di kompleks rumah ada satpam dan sudah kenal dengan warga yang enggak mudik. Jadi kebiasaan saja, pasti minta tolong mereka liatin rumah. Kalau sama satpam, kasih uang makan dan rokok karena sudah bantu. Kalau tetangga, bawain oleh-oleh,” kata pria yang disapa Gungun itu.
Waspada
Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon menuturkan, masa Ramadhan dan menjelang mudik Lebaran semua lapisan masyarakat harus mewaspadai setiap modus kejahatan. Momen Ramadhan dan mudik ada kecenderungan tingkat kriminalitas meningkat, khususnya pencurian kendaraan dan maling rumah.
Layanan penitipan sepeda motor yang selalu disiapkan oleh polisi hendaknya dimanfaatkan oleh warga. Setidaknya hilang sudah satu kekhawatiran terkait keamanan kendaraan.
Baca juga: Maling Incar Rumah yang Ditinggal Tarawih
Selanjutnya tinggal memikirkan keamanan rumah dari niat jahat pelaku kriminalitas.
Menurut Josias, peningkatan keamanan yang perlu diwaspadai justru di kompleks atau rumah-rumah kelas menengah atas. Meski begitu, perumahan padat atau kelas menengah ke bawah juga tetap perlu diperhatikan dan diwaspadai.
”Kenapa rumah kalangan atas? Karena target sasarannya besar. Kalau rumah perkampungan atau kelas menengah tetap rawan, tetapi sasarannya kecil, seperti motor dan barang elektronik. Sementara di rumah kalangan atas targetnya bisa beragam dan nominal juga besar,” kata Josias.
Meski rumah di kompleks atau di kluster memiliki penjagaan khusus dengan keamanan sistem akses satu pintu dan akses kartu, satpam, kamera pemantau, dan sistem berlapis lainnya, tidak menjamin 100 persen rumah aman dari kemalingan.
Dari beberapa modus pencurian, yang perlu diperhatikan dan diwaspadai ialah kerja sama pihak dalam, seperti asisten rumah tangga (ART) dan petugas keamanan (satpam) itu sendiri. Mereka bisa memanfaatkan situasi dari relasinya dengan pemilik rumah untuk bertindak jahat.
Keaktifan dan partisipasi warga memiliki peran besar menjaga lingkungannya.
Oleh karena itu, pemilik rumah tetap harus waspada dengan tidak mudah percaya dengan orang-orang yang sudah mengetahui seluk-beluk isi rumah. Sebaiknya jangan pernah menyerahkan kunci rumah dan kamar atau memercayakan sepenuhnya untuk menjaga rumah kepada ART, misalnya. Selain itu, tetap simpan barang berharga di lokasi berbeda dari biasanya.
”Modus dan cara mencapai kejahatan saat ini terus berkembang. Bagi pelaku kejahatan yang sudah mahir, dia juga mempelajari kelemahan sistem keamanan di kompleks perumahan. Mereka juga cerdas untuk meretas teknologi akses atau CCTV dan cara lainnya untuk mengelabui penjagaan,” ujarnya.
Cara untuk menekan pencurian di rumah yang cukup efektif ialah kerja sama antarwarga. Oleh karena itu, sangat penting menjaga dan membangun relasi sesama warga sekitar. Semakin guyub akan semakin membangun kepercayaan untuk saling menjaga.
Tugas polisi memang penting untuk menjaga keamanan wilayah, tetapi peran sesama warga jauh lebih efektif. Siskamling tidak hanya perlu dilakukan di lingkungan perumahan padat atau di kalangan warga kelas menengah. Sangat penting warga di kompleks perumahan untuk membuat sistem keamanan sendiri dengan siskamling.
”Kadang kita luput sebagai makhluk sosial memiliki modal besar untuk saling menjaga. Menganggap dengan teknologi dirasa sudah aman. Kompleks perumahan yang sudah dijaga dengan berbagai lapisan keamanan sudah aman. Relasi dan keguyuban sesama warga, itu cara sosial untuk kita saling menjaga keamanan,” kata Josias.
Baca juga: Mengantisipasi Puncak Arus Mudik Lebaran 2024
Terpisah, Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Badya Wijaya sepakat bahwa sistem keamanan warga dengan siskamling mampu menekan potensi kejahatan. Pihaknya tetap bersiaga dan berpatroli rutin untuk menjaga keamanan lingkungan dari aksi tindak kriminalitas.
Seluruh jajaran polres hingga polsek di Jabodetabek pun aktif menyambangi permukiman warga untuk bersama-sama menjaga keamanan lingkungannya. Silaturahmi kepolisian ke warga juga dinilai penting agar membangun komitmen untuk bersama menjaga lingkungan aman dan kondusif.
”Keaktifan dan partisipasi warga memiliki peran besar menjaga lingkungannya,” kata Badya.