Gelombang Tinggi Mereda, Pelabuhan Merak Tetap Siaga
Kondisi cuaca di Pelabuhan Merak sulit diprediksi. Antisipasi disiapkan, seperti pemberhentian layanan jika cuaca buruk.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
BANTEN, KOMPAS — Kondisi cuaca di Pelabuhan Merak, Banten, pada Senin (18/3/2024) pagi kembali membaik setelah dua hari diterjang gelombang tinggi. Hingga pagi ini, tidak ada antrean panjang. Namun, kondisi cuaca bisa berubah sewaktu-waktu sehingga langkah antisipasi perlu disiapkan lebih dini.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Banten Benny Nurdin Yusuf, Senin (18/3/2024), menuturkan, saat ini proses bongkar muat di Pelabuhan Merak kembali membaik setelah pada Minggu malam terjadi gelombang tinggi.
Berdasarkan pemantauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Senin (18/3/2024) dini hari, cuaca ekstrem sempat terjadi. Kecepatan angin mencapai 15 knot dengan ketinggian gelombang mencapai 0,6 meter.
”Kami sudah menerima peringatan dini dengan status waspada pada Senin pukul 02.00,” kata Benny. Dalam kondisi itu sempat terjadi antrean. Namun, pada hari ini situasi mulai membaik.
Dia menuturkan, kondisi cuaca di Pelabuhan Merak memang sulit diprediksi. Sejumlah langkah antisipasi sudah disiapkan. Mulai dengan penambahan armada hingga opsi pemberhentian layanan sementara jika kondisi cuaca memburuk.
Corporate Secretary Shelvy Arifin mengatakan, penundaan pelayanan karena cuaca buruk pernah dilakukan pada Jumat (15/3/2024) malam. Saat itu cuaca ekstrem dengan kecepatan angin 22-30 knot dari arah barat daya yang menghasilkan gelombang tinggi mencapai 2,5 meter berdasarkan peringatan dini level 1 yang dikeluarkan BMKG.
Aktivitas pelayaran feri kembali dibuka pada Sabtu (16/3/2024) mulai pukul 03.40 WIB setelah cuaca berangsur membaik, dan proses bongkar muat kendaraan dilakukan dengan ekstra hati-hati memperhatikan keadaan sebagai antisipasi jika cuaca kembali berubah buruk dalam tempo singkat.
Mengantisipasi hal ini, dia meminta semua pengguna feri untuk membeli tiket sebelum berangkat, dan mengatur waktu perjalanan secara mandiri pada hari keberangkatan sesuai dengan tiket yang telah dibeli.
ASDP juga mengimbau para pengguna jasa untuk memesan tiket daring maksimal pada H-1 keberangkatan dan perhatikan jadwal penyeberangan yang telah dipilih.
”Karena pada saat terjadi kondisi darurat seperti cuaca ekstrem, pengaturan waktu perjalanan dapat meminimalkan terjadinya antrean di pelabuhan akibat lonjakan volume kendaraan yang melebihi kapasitas parkir pelabuhan,” tutur Shelvy.
Shelvy mengingatkan bahwa tiket feri sudah dapat dipesan sejak 60 hari sebelum keberangkatan secara daring melalui aplikasi Ferizy dan radius pemesanan maksimal di Pelabuhan Merak berada di 4,71 km dari sisi terluar pelabuhan.
Diharapkan saat angkutan Lebaran nanti tidak ada lagi cuaca ekstrem.
Apabila petugas menemukan pengguna jasa yang tiba di pelabuhan belum bertiket, kendaraan akan diputar balik keluar pelabuhan hingga radius 4,71 km. Hal ini dilakukan demi kelancaran arus lalu lintas di sekitar area pelabuhan.
Ketua Kelompok Kerja Pelayanan Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Merak Tatang Rusmana menuturkan, kondisi cuaca di Pelabuhan Merak memang terkadang mengalami cuaca buruk dengan interval waktu 20 menit sampai 1 jam. Kondisi ini terjadi akibat peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, informasi prakiraan cuaca terus diinformasikan kepada pemangku kepentingan terkait, paling lama 24 jam sebelumnya.
”Namun, karena dinamika cuaca terus berubah, biasanya informasi akan terus dikabarkan setiap satu jam,” ucapnya.
Situasi cuaca ekstrem diperkirakan masih terjadi hingga dua hari ke depan dan baru akan mereda pada awal April 2024. ”Diharapkan saat angkutan Lebaran nanti tidak ada lagi cuaca ekstrem sehingga proses bongkar muat kendaraan tidak terkendala,” ujar Tatang.