Warga Kamal Muara Mulai Merdeka dari Krisis Air Bersih
Dengan tersambungnya jaringan air perpipaan, warga di Muara Kamal, Jakarta Utara, bisa berhemat hingga 60 persen.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 4.000 keluarga di Kamal Muara, Jakarta Utara, sudah tersambung jaringan perpipaan. Adanya instalasi perpipaan dari Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya) mampu mengurangi beban warga dalam pengeluaran untuk kebutuhan air bersih.
Senin (18/3/2024), Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengecek jaringan perpipaan PAM Jaya yang terpasang di Kamal Muara. Heru mengatakan, sebelumnya, warga harus membeli air dari penjual air keliling dengan biaya sekitar Rp 300.000 lebih per bulan untuk kebutuhan hidup.
”Ada lebih kurang 4.000 keluarga yang sudah tersambung jaringan perpipaan. Masih kurang seribuan keluarga lagi dan ini pemasangan sedang berjalan,” kata Heru.
Pemasangan pipa dilakukan secara gratis, tanpa dipungut biaya kepada warga. Adapun air perpipaan dipasok melalui Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Hutan Kota.
Adanya jaringan perpipaan ini memberikan manfaat besar bagi warga Kamal Muara. Sebab, selama ini, warga mesti merogoh kocek untuk air keliling seharga Rp 300.000 per bulan.
”Biasanya warga membeli air gerobak sehari Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Tergantung pemakaian,” lanjut Heru.
Heru berharap permasalahan air bersih di wilayah Kamal Muara dapat teratasi melalui pipanisasi. Ia juga mengimbau kepada warga untuk bijak menggunakan air supaya tersalurkan merata.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memiliki rencana untuk melanjutkan pipanisasi ke daerah-daerah permukiman yang rawan krisis air. Dalam waktu sebulan, Heru menargetkan pasokan air bersih PAM Jaya dapat dialirkan ke 4.000 keluarga di permukiman prioritas. ”Beberapa daerah yang menjadi prioritas itu Kamal Kapuk, Cilincing, dan Marunda,” katanya.
Keberadaan air perpipaan bisa menghemat pengeluaran hingga 60 persen.
Ketua RT 011 RW 001 Kamal Muara Ade Saputra menuturkan, keberadaan air perpipaan bisa menghemat pengeluaran hingga 60 persen.
”Saya merasa terbantu sekali dengan adanya pemasangan PAM gratis, Yang tadinya beli air Rp 300.000 hingga Rp 450.000 per bulan, sekarang jadi Rp 70.000 atau Rp 50.000 per bulan,” ujarnya.
Ade menyampaikan, empat bulan sudah air perpipaan dipasang di wilayahnya. Ia menyebut, pemasangan pun tak dipungut biaya atau gratis.
Merdeka
Terpenuhinya kebutuhan air bersih sehari-hari merupakan kemerdekaan tersendiri bagi warga Kamal Muara. Seorang warga, Rukaiyah, merasa merdeka dari kesulitan air bersih setelah PAM Jaya menyambungkan jaringan air perpipaan ke wilayahnya.
Sejak saat itu, warga bisa mendapat air bersih hanya dengan memutar keran di kamar mandi. Mereka tidak perlu lagi memikul jeriken atau mendorong gerobak ke kios air untuk mendapatkan air bersih.
Setelah pipa terpasang, warga juga bisa berhemat. Dulu, menurut Rukaiyah, dalam sebulan, warga bisa menghabiskan uang Rp 75.000 untuk mandi dan mencuci saja. ”Itu pun airnya keruh seperti teh karena dipasok dari sumur bor warga yang kadang tercampur oleh air laut,” katanya.
Kemudian, warga dulu biasanya memilih membeli air dari kios-kios PT PAM Lyonnaise Jaya atau menampung air hujan untuk kebutuhan memasak. Biaya air tersebut bisa lebih jika warga banyak memasak. Apalagi saat ada hajatan di rumah. ”Bahkan, biaya air sebulan bisa menggerus pendapatan warga hingga Rp 500.000 jika mereka sedang banyak memasak,” kata Rukaiyah.
Warga lain, Zuhri, juga sangat bersyukur dengan adanya aliran air dari perpipaan tersebut. Ia berharap semua warga di Kamal Muara bisa teraliri air bersih dengan lancar mengingat kebutuhan air bersih harus dipenuhi setiap hari. ”Dulu, warga sempat membuat sumur bor untuk mendapatkan air dari tanah, tapi ternyata airnya asin,” ujarnya.