Tips Memilih Kurma Terbaik, Semakin Sedikit Kerutan Semakin Segar
Kualitas kurma bisa dilihat dari warna, tekstur, dan ukuran. Semakin segar, semakin sedikit kerut di permukaan buahnya.
Sudah lima menit lebih Maryam (44) memilih kurma di sebuah toko kurma di Pasar Tanah Abang, Sabtu (16/3/2024). Dengan mengenakan sarung tangan plastik, ia coba merasakan tekstur kurma tersebut.
Seorang staf membantu Maryam menentukan kurma yang akan dibelinya. Salah satunya, jenis kurma ajwa. Kurma ini berasa manis dengan tekstur tidak terlalu kering.
Sudah menjadi tradisi keluarga Maryam berbuka puasa dengan tiga butir kurma untuk setiap anggota keluarganya. Katanya, ini sesuai dengan sunah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan makan kurma dalam jumlah ganjil.
Maryam tidak asal-asalan dalam memilih kurma yang hendak ia beli. Ia harus benar-benar memastikan kurma yang dibelinya itu asli. Asal negara kurma tersebut juga jadi hal yang harus ia pastikan. Apalagi, saat ini tengah ramai boikot kurma dari Israel.
Baca juga: Tenang Saja, Dijamin Tak Ada Kurma Israel di Jakarta
Dari sekian banyak jenis kurma, kurma ajwa memang menjadi yang spesial karena harganya yang lebih mahal. Satu kilogram kurma ajwa rata-rata dibanderol Rp 150.000 hingga Rp 300.000.
Selain warnanya yang lebih gelap (coklat kehitaman), Maryam mengatakan, kurma ajwa ukurannya lebih kecil dibandingkan kurma pada umumnya. Selain itu, tekstur kulitnya lembut dan banyak kerutan. Lalu, daging buahnya tidak terlalu lembut.
“Biasanya kurma ajwa palsu warnanya mirip seperti kurma pada umumnya, coklat. Tidak sepekat dan kehitaman seperti kurma ajwa yang asli. Saat dikunyah, biasanya terasa masir,” tutur Maryam.
Adapun menurut pembeli lainnya, Norma Puja Astuti (38), kurma yang tidak mengerut cenderung lebih segar atau buahnya masih dalam kondisi baik.
Pilih kurma yang warnanya merata.
Untuk memastikan apakah kurma manggunakan pemanis buatan atau tidak, bisa dilihat apakah ada semut yang mengerubunginya atau tidak. Norma menuturkan, kurma asli tidak akan dikerubuti semut karena rasa manisnya berasal dari dalam sehingga tidak akan memancing semut.
“Memilih kurma yang berkualitas sangat penting. Selain lebih enak, bisa memberikan manfaat kesehatan yang lebih optimal,” katanya.
Norma pernah beberapa kali mendapatkan kurma yang kurang layak saat membeli secara daring. Maka dari itu, ia lebih memilih untuk belanja kurma secara langsung di toko agar bisa mendapatkan kurma yang sesuai.
Memperhatikan tampilan fisik memang sangat penting dalam mengenali ciri-ciri kurma yang bagus. Tekstur kurma yang manis alami dengan manis buatan berbeda. Kurma alami biasanya lebih keras dan padat, sedangkan kurma manis buatan lebih lunak. Hal ini dikatakan pakar kurma dari Institut Pertanian Bogor, Sudarsono.
Baca juga:
Rasa manis kurma alami tidak hanya di permukaan buah, tetapi juga sampai di dalam jaringan buah. Rasa manis kurma yang diberi tambahan pemanis biasanya tidak meresap seluruhnya sampai ke dalam jaringan buah. Sebab, sebagian gula berada di permukaan kurma saja.
“Untuk menambahkan gula ke dalam jaringan kurma diperlukan proses pemanasan buah. Proses ini mengubah tekstur buah,” ujar Sudarsono.
Kurma yang masih segar dan berkualitas biasanya memiliki permukaan yang tidak terlalu kering dan mengerut. Warna kurma perlu pula diperhatikan. Pilih kurma yang warnanya merata dan tidak memiliki bagian-bagian rusak pada permukaan kulitnya.
Kurma yang baik umumnya berukuran sekitar 7,1 gram atau setengah ibu jari orang dewasa. Akan lebih baik memilih kurma yang dijual dengan kemasan rapat yang tidak rentan terpapar kuman dan debu.
Manfaat kurma
Setelah puasa seharian, incaran utama warga ialah sesuatu yang manis dan segar. Hal tersebut tidak salah. Sebab, seseorang perlu mengganti kalori yang telah digunakan untuk beraktivitas seharian.
Meskipun begitu, harus tetap berhati-hati saat menyantap asupan manis. Akan lebih baik jika memilih makanan dengan rasa manis alami, seperti kurma.
Dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Semanggi, Samuel Oetoro, mengatakan, dalam 100 gram kurma, baik jenis yang basah maupun yang kering, memiliki 50-75 gram karbohidrat.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Pedagang Kurma Tanah Abang Raup ”Cuan
Namun, kandungan fruktosa (gula alami) yang ada di dalam kurma kering lebih banyak daripada kandungan glukosanya. Sementara pada kurma basah justru sebaliknya.
Sebab tinggi akan kadar glukosa, kurma basah cenderung akan membutuhkan banyak insulin agar bisa diserap tubuh. Terlalu banyak glukosa justru bisa membuat kadar gula darah melonjak.
Pada kurma kering, kadar fruktosa lebih tinggi daripada glukosa. Fruktosa tidak merangsang hormon insulin sehingga aman bagi penderita diabetes.
Meski kurma basah memiliki kadar glukosa yang lebih tinggi dari kurma kering, keduanya tetap tinggi serat. Dalam 100 gram kurma basah maupun kering terdapat 5-7 gram serat.
Samuel mengatakan kurma kaya akan manfaat. Meski kurma basah memiliki glukosa yang tinggi, bukan berarti seseorang harus menghindari konsumsi kurma basah.
Mengonsumsi glukosa pada saat berbuka puasa dapat memberikan energi tambahan untuk tubuh.
Pada beberapa kondisi, kurma basah justru baik untuk dikonsumsi, seperti saat berbuka puasa. Mengonsumsi glukosa pada saat berbuka puasa dapat memberikan energi tambahan untuk tubuh.
Konsumsi buah kurma harian yang disarankan tidak lebih dari 100 gram atau 4-7 buah kurma. Selain bisa menjadi sumber energi bagi tubuh, kurma juga mengandung potasium dan kalium yang baik untuk penderita hipertensi.
“Kedua zat ini bisa membantu mengatur tekanan darah agar tetap stabil,” katanya.
Selain itu, kurma juga memiliki kandungan zat besi sehingga bisa mencegah anemia. Asam folat yang terkandung dalam kurma juga bisa membantu regenerasi sel.
Jadi, sudah siapkah Anda berburu kurma sebagai pelengkap buka puasa? Pastikan kurma yang Anda pilih berkualitas bagus, ya!