KPAD Nilai Kecakapan Ayah Anak yang Dibunuh Ibunya di Bekasi
KPAD menilai kecakapan MAS, suami dari pelaku pembunuhan anak kandung di Bekasi, untuk mengasuh anaknya yang selamat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Komisi Perlindungan Anak Daerah Kota Bekasi akan melakukan penilaian terhadap Muhammad Agus Salim atau MAS, ayah korban sekaligus suami Siti Nur Fazila atau SNF (26), tersangka pembunuhan terhadap anaknya, AAMS (5), di salah satu perumahan elite di Bekasi, Kamis (7/3/2024). Langkah ini dilakukan sebelum menyerahkan anak kedua, A, yang masih berusia 1 tahun 7 bulan kepada orangtuanya.
”Kami ingin melihat apakah MAS (ayah korban) cakap untuk mengurus anak keduanya selama sang ibu berurusan dengan hukum,” kata Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bekasi Novrian, Sabtu (9/3/2024).
Sebelumnya, polisi telah menetapkan Siti sebagai tersangka pembunuhan terhadap anaknya, AAMS. AAMS tewas dengan 20 luka tusuk di tubuh. Perbuatan itu dilakukan Siti karena mendengar adanya bisikan. Dugaan sementara, Siti mengalami skizofrenia.
Sampai saat ini, A, anak kedua Muhammad Agus Salim dan Siti, masih berada di rumah aman sampai nanti petugas memastikan sang ayah dianggap cakap untuk mengurus anak keduanya itu. Menurut Novrian, peristiwa ini tentu akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak walau belum diketahui pasti apakah kejadian itu terekam dalam memori sang anak.
Menurut dia, kasus kekerasan yang menimpa AAMS perlu dikaji lebih dalam. ”Apa hal yang memicu sang ibu mengalami skizofrenia. Apakah karena beban kerja domestik yang terlalu berat atau ada permasalahan rumah tangga yang lain,” kata Novrian.
Dalam beberapa kasus terakhir di Bekasi, kekerasan terhadap anak dipicu oleh berbagai masalah, mulai dari perselisihan antar-orangtuanya, masalah kejiwaan, hingga masalah ekonomi. ”Jadi setiap kasus itu unik dan memiliki penyelesaian yang berbeda-beda,” kata Novrian.
Saat berkomunikasi dengan Siti, Novrian menilai, cara berbicara tersangka cukup terstruktur dan sistematis. Namun, ekspresinya terlihat datar dan ketika diajak bicara suka berpindah-pindah tema obrolan. ”Karena itu, pemeriksaan psikologis harus dilakukan untuk memastikan kondisi kejiwaan tersangka,” kata Novrian.
AAMS tewas dengan 20 luka tusuk di tubuh. Perbuatan itu dilakukan Siti karena mendengar adanya bisikan. Dugaan sementara, Siti mengalami skizofrenia.
Sebenarnya, kekerasan terhadap anak ini bisa dicegah jika ada langkah mitigasi yang dilakukan setidaknya oleh pihak keluarga. Misalnya, dengan tidak melepaskan anak begitu saja saat tahu orangtuanya mengalami masalah kejiwaan.
”Jika benar SNF mengidap masalah kejiwaan, itu berarti ia tidak cakap mengurus sang anak. Di sinilah peran keluarga terdekat sangat krusial,” kata Novrian.
Dalam kasus ini, sang suami bisa mendampingi istrinya atau meminta bantuan keluarga terdekat lain untuk turut menjaga. ”Ini demi keselamatan sang anak,” katanya.
Ketika peristiwa itu terjadi, Muhammad Agus Salim sedang berada di Medan, Sumatera Utara, karena ada pekerjaan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Muhammad Firdaus mengatakan, dalam pemeriksaan M Agus Salim, suami Siti itu menyampaikan kepada polisi bahwa perilaku istrinya berbeda dua bulan terakhir. Salah satunya terjadi pada Rabu (6/3/2024) saat dirinya berada di Medan.
Tiba-tiba petugas Bandara Internasional Soekarno-Hatta meneleponnya karena Siti membawa dua anaknya ke bandara.
Suaminya lantas meminta bantuan petugas bandara untuk membantu kepulangan istri dan anaknya ke Kota Bekasi. Mereka pulang menggunakan taksi dan menginap di hotel yang telah dipesan.
Suami Siti itu menyampaikan kepada polisi bahwa perilaku istrinya berbeda dua bulan terakhir. Salah satunya terjadi pada Rabu (6/3/2024) saat dirinya berada di Medan.
Dari penelusuran polisi, Siti masuk ke hotel pukul 23.00 dan keluar pukul 03.00 dini hari. Sebelum keluar, dia sempat meminta bantuan petugas hotel untuk memesan taksi. Akan tetapi, saat taksi datang, mereka sudah pergi dengan berjalan kaki.
Semenjak dari bandara pula komunikasi suami-istri itu putus. Setelah terhubung, Siti mengatakan bahwa anaknya sudah pergi jauh sehingga suaminya meminta kenalannya ke rumah.
”Ada indikasi Siti mengalami skizofrenia. Ada gangguan emosi, delusi, halusinasi, dan gangguan persepsi,” ujar Firdaus.