Ibu korban mengaku menusuk anaknya karena mendapat bisikan gaib. Polisi akan memeriksa kondisi kejiwaannya.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — AAMS, bocah 5 tahun yang tewas di dalam kamarnya di Perumahan Burgundy, Kota Bekasi, Jawa Barat, diduga dibunuh oleh ibu kandungnya, SNF (26). Saat diperiksa, SNF mengaku tega membunuh anaknya karena mendapat bisikan gaib.
AAMS ditemukan tewas pada Kamis (7/3/2024) pukul 10.30. Bocah itu diduga dibunuh karena kondisi korban penuh dengan luka tusuk, salah satunya pada bagian dada.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Muhammad Firdaus mengatakan, saat ini ibu korban sudah ditahan di Polres Metro Bekasi Kota. Selain ibu korban, ada dua saksi yang masih intensif dimintai keterangan.
”Saat ini, SNF ditetapkan sebagai terduga pelaku. Masih kami dalami motifnya,” kata Firdaus, Kamis (7/3/2024).
Saat dimintai keterangan, terduga pelaku mengaku tega membunuh putranya karena mendapat bisikan dari pihak yang tak kasatmata.
Dari hasil pemeriksaan, terduga pelaku menusuk tubuh korban berulang kali menggunakan pisau dapur saat korban tengah tidur. Sebilah pisau dapur diamankan sebagai barang bukti.
”Berdasarkan hasil visum sementara, terdapat sekitar 20 luka tusukan di tubuhnya korban, di bagian dada kiri,” ujar Firdaus.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wira Satya Triputra menambahkan, ibu korban belum ditetapkan sebagai tersangka selama gelar perkara belum dilakukan.
Terkait keterangan SNF, pihaknya akan mendalami adanya indikasi gangguan kejiwaan terhadap pelaku. Adapun pelaku juga sempat tertawa saat dimintai keterangan.
”Tentunya nanti kami akan mengadakan pemeriksaan psikologi terhadap terduga pelaku,” tutur Wira.
Kronologi kejadian
Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Bekasi Utara Komisaris Yuliati mengatakan, penemuan jasad bocah itu bermula dari kecurigaan seorang tamu yang merupakan kerabat dari ayah korban saat berkunjung ke rumah korban. Namun, saat tiba di lokasi, tamu itu tidak diperbolehkan masuk oleh ibu korban.
Tamu tersebut tetap memaksa masuk. Sebab, ia melihat pakaian vang dikenakan ibu korban dalam kondisi penuh darah.
Tak diizinkan masuk, tamu tersebut langsung melapor ke petugas keamanan yang berjaga di gerbang perumahan. Saat hendak dicek, penghuni rumah juga tidak berkenan petugas keamanan masuk.
Ibu korban belum ditetapkan sebagai tersangka selama gelar perkara belum dilakukan.
Dari situ, petugas keamanan melapor ke kepolisian setempat. Saat polisi mengecek, didapati seorang anak tewas bersimbah darah di tempat tidur. Korban ditemukan dengan luka tusuk di sejumlah bagian tubuhnya.
”Ada tiga orang yang kita amankan, yakni tamu yang datang itu, ibu korban, dan saudara dari suaminya, tiga-tiganya perempuan. Pemilik rumah sedang ke Kota Medan sehingga di rumah terdapat istri, dua anak (5 dan 2 tahun), dan seorang saudara dari suami,” kata Yuliati.