Menjelang Ramadhan, Gamis hingga Blazer Bangkok Diserbu Pembeli di Tanah Abang
Sudah menjadi kebiasaan menjelang puasa, Pasar Tanah Abang diserbu pelanggan. Selain gamis, model baju kekinian diincar.
Tangan Hendro (40) tak berhenti melayani pembeli yang ingin diambilkan baju yang terpajang di kios dagangannya. Dengan bantuan sebuah tongkat, ia mengambil baju yang melekat di badan salah satu maneken.
Sejak pagi, kata Hendro, sudah ada puluhan pengunjung yang menghampiri kiosnya di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, itu. Sebagian datang untuk membeli. Tak sedikit pula yang hanya datang untuk melihat-lihat koleksi baju dan basa-basi.
”Sudah seminggu yang lalu Pasar Tanah Abang mulai ramai karena sebentar lagi bulan Ramadhan. Lebih ramai lagi kalau hari Minggu,” ujar Hendro, Selasa (5/3/2024).
Hadirnya pengunjung musiman ini membuat isi dompet Hendro sedikit menebal dari biasanya. Ia mengaku omzet per harinya naik hingga 70 persen dari hari-hari biasa.
Baca juga: Jatuh Bangun Pasar Tanah Abang
Beberapa hari ini, ia dapat menjual 10 kodi atau setara dengan 200 baju per hari. Namun, jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan momentum menjelang Ramadhan tahun lalu yang bisa mencapai 18 kodi per hari. Adapun Hendro juga melayani pembeli luar pulau.
Baju yang dijual Hendro dibanderol dengan harga kisaran Rp 200.000 hingga Rp 250.000 per helai. Ia menyebutkan mayoritas dagangannya dibeli untuk dijual kembali.
Meski omzetnya belum naik signifikan, tetapi dibandingkan hari-hari biasanya, ini sudah lebih dari cukup. Menurut Hendro, pembeli akan semakin membeludak saat sudah memasuki bulan Ramadhan.
”Harus bersabar dulu, barangkali setelah ini akan lebih banyak pengunjung yang mampir,” ucap Hendro.
Sebagian lainnya tampak tengah tawar-menawar dengan pedagang sembari mencoba pakaian. Pedagang pun tak kalah ramai dengan kelihaiannya merayu pengunjung yang melewati kiosnya.
”Silakan, Kak, dilihat-lihat gamisnya. Banyak model terbaru untuk Lebaran,” kata Aini (44), seorang pedagang gamis, merayu calon pembeli.
Meski tak semua pengunjung berhenti, bahkan menoleh, Aini tak berhenti menawarkan dagangannya.
”Baru ada tiga pembeli dari pagi sampai siang. Yang banyak dibeli itu gamis bahan shimmer,” tuturnya. Beberapa model gamis yang banyak diminati ialah gamis ruffle, gamis cape brokat, dan gamis polos. Harga gamis pun tergantung kualitas bahan, sekitar Rp 250.000 hingga Rp 400.000.
Baca juga: Satu Dekade Surutnya Blok G Pasar Tanah Abang
Aini mengatakan, keramaian pengunjung di Pasar Tanah Abang akan terus meningkat hingga puncaknya saat mendekati Idul Fitri. Jam ramai pengunjung biasanya dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00.
Namun, menurut dia, keramaian sepekan menjelang Ramadhan ini masih kalah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Mungkin warga masih belum sempat berbelanja atau karena banyak yang belanja daring,” kata Aini.
Seorang penjual hijab bernama Amita (34) mulai merasakan pundi-pundi rupiahnya bertambah sejak beberapa hari lalu.
”Hari biasa omzet paling Rp 500.000 hingga Rp 1 juta dalam sehari karena saya juga berjualan secara daring. Saat ini bisa Rp 8 juta lebih dalam sehari,” katanya.
Amita menuturkan, kebanyakan pembeli mencari kerudung model pasmina bahan silk dan kaus. Hijab segi empat bahan voal juga masih jadi primadona.
”Kisaran harganya mulai Rp 30.000 sampai Rp 35.000 saja,” ucap Amita.
Rutinitas
Mengunjungi Pasar Tanah Abang menjelang Lebaran memang bak rutinitas yang harus dilakukan sejumlah warga Jakarta dan sekitarnya. Beragam model baju hingga harga yang terjangkau menjadi alasan tersendiri para pengunjung untuk memilih berbelanja di pasar yang sudah ada sejak 30 Agustus 1735 itu.
Salah satu pembeli yang rutin mengunjungi Tanah Abang saat menjelang bulan puasa ialah Salama Novitasari (25). Warga Jakarta Barat ini memilih belanja jauh-jauh hari sebelum Lebaran untuk menghindari ramainya pengunjung karena akan membeludak saat Lebaran sudah dekat.
”Sudah jadi kebiasaan kalau belanja untuk Lebaran, ya, di Pasar Tanah Abang. Kalau beli gamis atau baju lebaran di online shop datangnya lama. Banyak yang produknya pre order (harus dipesan dulu baru dibuat) juga,” katanya.
Pengunjung lainnya, Annisa Fitria (30), mengaku hanya mengunjungi Pasar Tanah Abang saat mendekati Lebaran.
”Saya belanja sesuai kebutuhan saja. Ini tadi niatnya cuma lihat-lihat saja karena penasaran pakaian apa yang sedang tren, ternyata pulang-pulang bawa tentengan (barang belanja),” ujar Annisa.
Annisa membeli kain brokat berwarna coklat susu. Rencananya, ia akan menjahit kain tersebut menjadi gamis untuk Lebaran.
Saya juga beli kerudung di sini dengan harga sekitar Rp 25.000. Nanti bisa dijual lagi dengan harga Rp 35.000.
Pasar Tanah Abang tidak hanya menjadi incaran pembeli, tetapi juga para reseller. Salah satunya Mia (28), warga Depok, yang mengunjungi Pasar Tanah Abang untuk membeli gamis untuk dijual kembali.
”Saya beli dua kodi gamis di sini untuk dijual kembali. Kebetulan sudah ada yang memesan juga,” katanya.
Ia menilai, pakaian yang dijual di Pasar Tanah Abang memiliki desain yang beragam dengan harga terjangkau. Ia bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 30.000 untuk satu gamis yang terjual.
”Saya juga beli kerudung di sini dengan harga sekitar Rp 25.000. Nanti bisa dijual lagi dengan harga Rp 35.000,” katanya.
Little Bangkok
Di momen Ramadhan kali ini, Pasar Tanah Abang memiliki suguhan baru. Pusat Grosir Metro Tanah Abang semakin mempertegas eksistensinya dengan menghadirkan blok terbarunya yang diberi nama Little Bangkok sejak bulan lalu.
Little Bangkok terletak di jembatan metro lantai 1 yang menghubungkan Pusat Grosir Metro Tanah Abang lantai 1 dan Pasar Tanah Abang Blok B lantai dasar. Salah satu pasar yang meniadi kiblat Little Bangkok ialah Pasar Pratunam di Bangkok, Thailand.
Baca juga: Little Bangkok, Destinasi Belanja Baru di Pasar Tanah Abang
Letak yang strategis dan mudah dijangkau menjadi salah satu daya tarik pembeli untuk berkunjung ke Little Bangkok, termasuk dalam berburu pakaian lebaran. Di sana terdapat ratusan kios dengan berbagai produk fashion lokal ataupun impor yang harganya ramah di kantong.
Beberapa brand yang hadir di Little Bangkok adalah AMR Original, DCC, Gshop, Go-sip, Lavenka, Lemon Squishy, Luf Outfit, Measy, Miss Bae, Nomo, November, Styled by Shu, dan W Studio.
Seorang pemilik toko di Little Bangkok, Widya, mengatakan, kiosnya yang baru buka sekitar satu bulan itu mampu mengantongi omzet hingga Rp 10 juta lebih per hari.
Banyak baju dengan model kekinian dijual di tempat ini dengan harga miring. Contohnya blazer ala Bangkok dengan berbagai model, bahan, dan warna yang dijual dengan harga tak lebih dari Rp 200.000.
”Ini emang lagi tren. Bahannya tweed dan ini impor dari Bangkok, harganya cuma Rp 145.000 sampai Rp 165.000 saja,” ujar Widya.
Kebanyakan pengunjung yang datang berprofesi sebagai reseller.
Besaran omzet yang didapatkan pedagang lain, Fadhila, juga sudah mencapai Rp 40 juta dalam satu hari. Omzet ini merupakan gabungan dari toko luring dan daring.
Fadhila juga pernah beberapa kali melayani pembeli dari luar negeri, seperti dari Malaysia dan Singapura. Namun, saat ini banyak barang sedang kosong karena belum mendapat pasokan barang lagi yang diimpor dari China dan Thailand.
Edy Nop selaku Koordinator Little Bangkok mengatakan, sejak resmi dibuka pada 5 Februari 2024, Little Bangkok ramai dikunjungi oleh masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri.
”Kebanyakan pengunjung yang datang berprofesi sebagai reseller. Mereka akan menjual kembali baju yang dibeli,” katanya.
Ia optimistis eksistensi Little Bangkok dapat menarik lebih banyak para jastiper (pemilik bisnis jasa titip). Sebab, di Little Bangkok para jastiper juga dapat melakukan live shopping dan streaming. Untuk mendukung kegiatan live streaming ini, Little Bangkok hadir dengan susunan toko yang rapi dan dekorasi unik.
”Harga yang kompetitif dan pilihan yang menarik telah mendorong para reseller berbelanja di Little Bangkok,” ujar Edy.
Untuk menarik jastiper, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai promo menarik, di antaranya harga bundling, harga grosir, hingga eceran.
Edy menyebut para penjual telah berhasil mendapatkan ”cuan” lebih banyak di Little Bangkok. Bahkan, sejumlah penjual mendapatkan transaksi penjualan hingga ratusan juta rupiah per hari. Keberadaan Little Bangkok diharapkan dapat memulihkan kejayaan Pasar Tanah Abang.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, saat ini sudah banyak UMKM yang turut menggunakan platform e-commerce untuk menambah penjualan. Beberapa dari mereka bahkan mendapatkan omzet yang cukup besar karena berjualan di platform tersebut.
Selain itu, agar Pasar Tanah Abang kembali berjaya, menurut Huda, hal mendasar yang dapat dilakukan pengelola Pasar Tanah Abang adalah menciptakan suasana nyaman bagi pengunjung.
Kemudian, pengelola juga dapat menggelar kegiatan-kegiatan yang dapat menarik kunjungan ke Pasar Tanah Abang. Tempat parkir yang sempat dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat yang dinilai terlalu mahal juga harus diperhatikan kembali.