Jalan Bertrotoar Sangat Sedikit, Jakarta Butuh Rencana Induk Fasilitas Pejalan Kaki
Hingga 2023, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru mampu membangun trotoar di 610 kilometer ruas jalan.
JAKARTA, KOMPAS — DKI Jakarta membutuhkan rencana induk pembangunan fasilitas pejalan kaki setidaknya hingga 25 tahun ke depan. Dengan rencana induk tersebut, warga bisa menagih komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, siapa pun gubernurnya, untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas bagi pejalan kaki, seperti trotoar.
Meski DKI Jakarta memiliki total ruas jalan sepanjang 7.000 kilometer, ternyata hanya 8,71 persen dari ruas tersebut atau sekitar 610 km yang mempunyai trotoar atau jalur pejalan kaki. Sangat sedikit ruas jalan di Jakarta yang mempunyai trotoar.
Baca juga: Hanya 8,71 Persen Ruas Jalan di Jakarta yang Punya Trotoar
Tanpa rencana induk tersebut, komitmen gubernur untuk membangun dan memperpanjang trotoar di Jakarta bisa setiap saat tidak terlaksana ketika gubernur atau kepemimpinan di DKI berganti. Menurut Ketua Koalisi Pejalan Kaki (Kopeka) Alfred Sitorus, Pemprov DKI semasa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menyatakan komitmen membangun trotoar sepanjang 2.600 kilometer.
Warga Jakarta, menurut Alfred, pun kini menagih realisasi pembangunan 2.600 kilometer kepada Pemprov DKI Jakarta.
”Idealnya, seluruh ruas jalan yang 7.000-an kilometer dibangun trotoar, tetapi kejar dulu saja yang sudah dinyatakan Pemprov DKI, yaitu 2.600 km,” ucap Alfred, Jumat (/3/2024).
Pada 18 Agustus 2016, Asisten Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah DKI kala itu, Gamal Sinurat, menyebut pembangunan trotoar direncanakan memakai dana kompensasi atas penambahan koefisien lantai bangunan (KLB).
”Pembangunan trotoar tidak menggunakan APBD mengingat besarnya kebutuhan. Pola pendanaan seperti itu diharapkan mempercepat perbaikan trotoar di seluruh jalan di Jakarta yang mencapai 2.600 kilometer,” katanya (Kompas, 19/8/2016).
Nyatanya, lanjut Alfred, Kopeka mencatat Pemprov DKI hingga 2023 baru berhasil membangun trotoar di 610 km dari total 7.000-an km ruas jalan. Dibandingkan dengan target yang dipasang Basuki Tjahaja Purnama, hampir 2.000 km belum terealisasi.
Kopeka berharap DKI segera menerbitkan rencana induk fasilitas pejalan kaki yang berlaku selama 25 tahun. Dengan demikian, siapa pun kepala daerah yang memimpin dan anggota DPRD yang menjabat, semua wajib merealisasikan target-target di rencana induk itu, termasuk dalam penyediaan trotoar.
Urban Planning and Inclusivity Manager Institute of Transportation and Development Planning (ITDP) Indonesia Deliani Poetriayu Siregar berpendapat bahwa fasilitas pejalan kaki merupakan wajah peradaban kota. Menyediakan layanan tersebut secara cukup berarti menjamin keadilan akses bagi seluruh warga dalam bermobilitas, tidak hanya bagi yang punya kendaraan.
Namun, tidak mudah untuk mewujudkannya di jalan yang sempit. Karena itu, kompromi perlu dibuat. Deliani mencontohkan, untuk di jalan selebar 5 meter, trotoar bisa diganti dengan jalur yang diberi cat warna khusus di satu sisi saja, selebar 1,85 meter, sebagai penanda itu untuk pejalan kaki.
Fasilitas pejalan kaki merupakan wajah peradaban kota. Menyediakan layanan tersebut secara cukup berarti menjamin keadilan akses bagi seluruh warga dalam bermobilitas, tidak hanya bagi yang punya kendaraan.
Sementara itu, Kepala Bidang Kelengkapan Jalan Dinas Bina Marga DKI Hananto Krisnawardono menyatakan, Pemprov DKI terus berkomitmen melanjutkan penataan trotoar pada 2024. Berdasarkan informasi di laman dinas, trotoar bakal dilengkapi bollard (tiang pembatas trotoar), tempat duduk, lampu penerangan jalan umum, dan ubin jalur pemandu disabilitas netra (guiding block).
Trotoar yang bakal direvitalisasi Dinas Bina Marga DKI adalah di Jalan Taman Jatibaru-Jalan Jatibaru Bengkel sekitar 400 meter, Jalan Raya Duri Kosambi sekitar 2.100 meter (dua sisi), Jalan HR Rasuna Said sekitar 3.000 meter, dan Jalan Letjen MT Haryono sekitar 3.500 meter.
Selain itu, Suku Dinas Bina Marga di lima kota administrasi juga mengerjakan revitalisasi trotoar, dengan masing-masing menangani panjang ratusan meter hingga ribuan meter.
Hananto mengatakan, Pemprov DKI pada 2023 telah merevitalisasi trotoar seluas 55.000 meter persegi, dengan panjang total sekitar 11 kilometer. ”Itu antara lain di kawasan Blok M untuk mendukung KTT ASEAN, di Velodrome, di Jalan Mangga Dua, kemudian Jalan Matraman Raya,” ujarnya.
Terkait panjang jalan serta panjang trotoar di Jakarta, Hananto menyebut sedang mencarikan datanya terlebih dahulu.
Baca juga: Siapa yang Patut Disalahkan ketika Mobil Menabrak Pejalan Kaki?
Trotoar bagus memberi kenyamanan
Revitalisasi trotoar di kawasan yang menjadi pusat keramaian membuat berjalan kaki menjadi nyaman. Trotoar lebar seperti di Dukuh Atas dan Cikini diakui warga memberikan kenyamanan saat berjalan kaki. Warga pun nyaman mengakses transportasi publik dengan berjalan kaki.
Dukuh Atas yang menjadi kawasan transit menjelma menjadi kawasan yang ramah pejalan kaki. Trotoar yang luas di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman mempermudah pekerja di area tersebut untuk mengakses berbagai moda transportasi umum, seperti Transjakarta dan KRL Commuter.
Kenyamanan tersebut turut dirasakan Raditya (28), karyawan swasta yang berkantor di Jalan Jenderal Sudirman. Setiap hari, ia pulang kerja menggunakan KRL Commuter untuk menuju rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Pada jam-jam sibuk, ia merasa luas trotoar di kawasan Dukuh Atas menjadi kunci kenyamanan pejalan kaki yang melintas.
”Kalau pas berangkat dan pulang kerja itu, kan, ramai banget, ya. Orang-orang jalan kaki semua untuk naik transportasi umum. Ketika trotoarnya luas, kita jadi leluasa jalan kaki dan enggak desak-desakan,” tutur Raditya, Jumat (1/3/2024).
Kawasan Dukuh Atas yang dilengkapi dengan taman juga menambah kenyamanan pejalan kaki. Sering kali pekerja yang melintas membutuhkan tempat untuk sekadar duduk, istirahat, dan menikmati suasana sekitar.
Tidak hanya menjadi kawasan berorientasi transit, trotoar dan fasilitas publik yang baik di Dukuh Atas menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian warga untuk berekreasi. Sore itu, Keisha (16) dan Audrey (17) memutuskan mampir ke Dukuh Atas untuk berjalan-jalan sebelum pulang ke rumah.
Idealnya, seluruh ruas jalan yang 7.000-an kilometer dibangun trotoar, tetapi kejar dulu saja yang sudah dinyatakan Pemprov DKI, yaitu 2.600 km.
Mereka menuju Dukuh Atas menggunakan bus Transjakarta yang berangkat dari halte di sekitar sekolah mereka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
”Yang paling enak dari trotoar di sini itu permukaannya rata dan luas. Enak buat jalan-jalan,” ucap Keisha yang biasa menggunakan bus Transjakarta untuk pulang ke rumahnya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.
Trotoar yang nyaman juga membuat Keisha betah menggunakan transportasi umum untuk pulang sekolah. ”Awalnya, sih, karena disuruh orangtua, jadi naik Transjakarta. Tapi, lama-lama nyaman juga. Salah satunya, ya, karena trotoar yang mendukung,” ujarnya.
Parkir liar
Seperti halnya Dukuh Atas, kawasan Cikini juga terus berbenah untuk menambah kenyamanan pejalan kaki. Keberadaan Taman Ismail Marzuki sebagai salah satu pusat kesenian di Jakarta menjadikan Cikini kawasan yang ramai setiap harinya.
Meski masih ditemui parkir liar yang mengokupasi jalur pejalan kaki, trotoar di kawasan Cikini yang cukup luas masih menyisakan ruang yang cukup bagi pejalan kaki untuk melintas. Pepohonan di sepanjang trotoar juga menambah kesan teduh dan sejuk.
Imastari (27), warga Bogor yang bekerja di Jakarta, mengakui bahwa Cikini menjadi tujuan favoritnya untuk berjalan-jalan. Ia senang menghabiskan waktu di Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki dan berburu kuliner di kawasan tersebut.
”Trotoarnya cukup bersih. Jadi, nyaman untuk jalan kaki. Meski masih ada pedagang kaki lima di trotoar, mereka biasanya enggak mengganggu jalur pejalan kaki,” ucap Imastari.
Baca juga: Jalan Panjang Memanusiakan Pejalan Kaki di Jakarta
Selain keberadaan Taman Ismail Marzuki, tersedianya berbagai pilihan kuliner juga menjadi daya tarik bagi warga untuk berkunjung ke Cikini. Oleh karena itu, kemudahan akses transportasi umum dan fasilitas bagi pejalan kaki menjadi poin penting dalam penataan kawasan tersebut.