Nanas mahkota Siak merambah ke Ibu Kota. Nanas ini dibudidayakan di atas lahan gambut.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·5 menit baca
Nanas mahkota yang selama ini hanya dijual ”mentah” kini memiliki nilai tambah dengan beragam produk turunannya. Dengan menggandeng Anomali Coffee sebagai mitra, berbagai menu berbahan dasar nanas pun dipasarkan ke warga Ibu Kota. Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani yang terlibat di dalamnya.
Wulan Suci Ningrum, periset Laboratorium Alam Siak Lestari yang juga perwakilan dari Pinaloka, sebuah kelompok usaha wanita dari empat desa di Kabupaten Siak, Riau, Kamis (22/2/2024), mengutarakan, selama ini nanas mahkota yang berasal dari Kabupaten Siak hanya dijual mentah untuk diekspor ke sejumlah negara. Itu pun hanya nanas berkualitas grade A dengan berat lebih dari 1 kilogram (kg). Sementara nanas grade B dan C tidak bisa dimanfaatkan secara optimal lantaran tidak memiliki pasar.
Padahal, potensi nanas di Siak cukup tinggi. Dari luas lahan yang mencapai 3.000 hektar, produksi nanas yang dihasilkan bisa mencapai 3.000 ton per tahun. Dari jumlah itu, 75 persen diekspor, sedangkan 25 persen untuk kebutuhan domestik. Budidaya nanas mahkota Siak tersebar di empat desa, yakni Desa Tanjung Kuras, Desa Penyengat, Desa Temusai, dan Desa Lalang.
Berangkat dari kegelisahan itu, pada 2023, pihaknya melakukan inkubasi guna menggali manfaat yang terkandung di dalam buah nanas. Dari hasil riset itu, didapati bahwa semua elemen pada nanas bisa diolah menjadi beragam produk turunan. Mulai dari daunnya yang bisa diolah menjadi serat tenun, kulitnya pun bisa digunakan sebagai bahan pupuk kompos, sedangkan daging buah nanas bisa dimanfaatkan menjadi sirop, selai, bahkan keripik.
Dari aspek lingkungan, nanas turut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, terutama menjaga lahan gambut dari ancaman kebakaran lahan. Pada tahun 2015, ribuan hektar lahan gambut di Siak terbakar. Pembudidayaan nanas terbukti ampuh mengurangi risiko kebakaran lahan.
Itu karena sistem penanaman komoditas nanas yang cenderung rapat sehingga bisa mengurangi penguapan air. ”Dengan begitu, tinggi muka air di lahan gambut bisa terjaga, risiko kebakaran lahan pun bisa diminimalkan,” ujar Wulan.
Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, nanas menjadi komoditas potensial. Karena itu, pemasarannya harus diperluas. Tak heran, kini banyak petani yang membudidayakan nanas di lingkungannya. Untuk saat ini, petani yang bekerja sama mencapai 33 orang dengan 21 orang adalah petani perempuan.
”Jika program ini berhasil, akan lebih banyak lagi petani yang dilibatkan. Tahun 2024 ditargetkan ada 100 petani nanas yang akan diajak bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan pasar,” katanya.
Menurut Wulan, Jakarta menjadi pasar potensial untuk terwujudnya hilirisasi. Selain menjadi pusat ekonomi, Jakarta merupakan etalase ideal untuk memperkenalkan nanas mahkota ke kancah nasional. Tembusnya nanas mahkota asal Siak ke pasar Ibu Kota terbukti dapat meningkatkan volume produksi turunan nanas sehingga kesejahteraan petani pun mencuat.
Wulan mencontohkan, sejak masih berkecimpung di pasar lokal, produksi sirop hanya sekitar 8 liter per bulan. Kini, setelah menembus pasar Ibu Kota, kebutuhan sirop nanas meningkat menjadi 80 liter per bulan.
Manajer Bisnis Berkelanjutan dari Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) Aditya Mulya Pratama menuturkan, potensi yang ada di Kabupaten Siak, Riau, ini harus terus digaungkan dengan menggiatkan inkubasi terhadap produk lokalnya, terutama nanas. ”Peran kami di sini adalah menghubungkan petani dengan para mitra, salah satunya Anomali Coffee,” katanya.
Menurut dia, dengan menggali produk turunan, nilai sebuah komoditas akan terdongkrak lebih besar. Misalnya, nanas yang jika dijual mentah hanya dihargai Rp 3.000 per kg, dengan mengolahnya lebih dulu menjadi produk turunan, seperti sirop nanas atau selai, nilainya bisa 10 kali lipat lebih tinggi.
Karena itu, ujar Aditya, pihaknya terus mengajak pemerintah daerah dan warga setempat untuk membuat inkubasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mencari produk turunan pada komoditas potensialnya agar bisa mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Jakarta menjadi pasar potensial untuk terwujudnya hilirisasi. Selain menjadi pusat ekonomi, Jakarta merupakan etalase ideal untuk memperkenalkan nanas mahkota ke kancah nasional.
Tidak hanya nanas mahkota di Siak, ajakan LTKL untuk menggali produk turunan juga diterapkan di sembilan kabupaten di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi sesuai dengan komoditas potensial di setiap daerah, seperti kopi, kakao, vanila, dan kelapa. Produk yang sudah diinkubasi itu kemudian didistribusikan ke sejumlah pasar potensial, seperti Jakarta dan Bali.
Co-founder Anomali Coffee Irvan Helmi menyambut baik kerja sama ini. Dia menuturkan, sebelum dipasarkan, pihaknya telah melakukan kurasi agar produk yang dihasilkan cocok dengan lidah para konsumen Anomali Coffee yang rata-rata adalah kaum milenial. Menurut dia, nanas mahkota Siak memiliki karakteristik tersendiri dengan rasa manis dan sedikit asam. ”Keunggulan ini kemudian kami kurasi agar menu yang dihasilkan bisa diterima konsumen,” katanya.
Dari hasil kurasi itu, didapati lima menu, yakni Pina Cake, yakni kue nanas panggang yang disajikan dengan krim keju. Aloha Siak dari krim kelapa dan nanas, Tropical Black, yakni minuman teh melati, espresso, dan nanas Siak, serta dua makanan berat, yakni nasi goreng kambing dan nanas dan bebek panggang dengan perpaduan nanas.
Menu ini akan dipasarkan ke 11 outlet yang tersebar di tiga kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bali, dan Makassar. Keberagaman menu ini diharapkan dapat membuat nanas mahkota Siak diterima warga Ibu Kota.
Terpisah, Wakil Bupati Siak Husni Merza menyampaikan cara ini sebagai bentuk komitmen Kabupaten Siak untuk mendorong investasi lestari pada komoditas yang ramah gambut. Salah satunya dengan menerbitkan Siak Investment Outlook pada 2022 yang membuahkan kolaborasi multipihak untuk menggali potensi usaha, termasuk menggaet investasi hingga ke Ibu Kota. Dengan merambahnya nanas Siak ke pasar Ibu Kota, pertumbuhan ekonomi di daerah diharapkan akan terdampak.