Menjelang Imlek, Dermawan Berbagi dengan Kaum Papa di Jakarta Utara
Menjelang Tahun Baru Imlek, para dermawan memberikan bantuan kepada kaum papa. Gerakan ini diharapkan berdampak luas.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 4.000 warga dari wilayah Jabodetabek mendatangi Buddhis Center Association, Jakarta Utara, untuk mendapatkan parsel dan angpao, Sabtu (3/2/2024). Acara yang digelar untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2024 ini menyisipkan pesan berbagi kepada mereka yang papa. Mereka yang memperoleh bantuan datang dari 16 daerah di sekitar Jabodetabek.
Presiden Asosiasi Buddhist Center Indonesia Mahanayaka Chaokun Hui Siong menjelaskan, acara pembagian parsel ini sudah mulai digelar secara rutin sejak 20 tahun lalu. Penerima bantuan terus bertambah dari yang semula hanya 1.500 orang hingga pernah mencapai 6.000 orang.
Pembagian parsel dan angpao sempat tersendat dua tahun, yakni ketika Indonesia masih dibekap pandemi Covid-19. Bentuk bantuan diubah dengan mengirimkannya ke rumah setiap warga yang membutuhkan.
Kini, setelah kondisi membaik, bantuan kembali diberikan. Antusiasme warga pun cukup tinggi. Mereka yang datang adalah para kaum papa. ”Kami meminta bantuan pejabat setempat untuk mencari mereka yang membutuhkan sehingga bisa lebih terbantu,” katanya.
Adapun donatur yang memberikan bantuan adalah warga yang terbilang berkecukupan. ”Ini sebagai bentuk tanda kasih dari mereka yang mampu kepada yang tidak mampu,” ucapnya.
Apalagi, menjelang Imlek, banyak warga yang berbondong-bondong menebar kebaikan. ”Di tahun Naga ini, kami berharap semua warga bisa saling memberikan kesejukan, apalagi menjelang pemilihan umum,” kata Mahanayaka.
Pimpinan tokoh masyarakat Tionghoa, Didi Dawis, seusai menghadiri acara tersebut menuturkan, pembagian parsel dan angpao ini digelar sebagai bentuk kepedulian warga kepada mereka yang kurang mampu. ”Sebenarnya setiap tahun acara seperti ini digelar dua kali. Pertama ketika perayaan Idul Fitri dan menjelang Tahun Baru Imlek,” kata Didi.
Namun, barang-barang yang dibagikan pun disesuaikan dengan tradisi. Menjelang Imlek, bantuan yang diberikan termasuk angpao karena itu sudah menjadi tradisi. Namun, pada Idul Fitri angpao tidak diberikan.
Iyang (62), warga Tanjung Kait, Kecamatan Mauk, merupakan satu dari ribuan warga yang mendapatkan bantuan. Ia rela menempuh perjalanan sekitar 50 kilometer untuk mendapatkan bantuan.
Menurut dia, bantuan ini sangat diperlukan terutama menjelang Tahun Baru Imlek. ”Hampir setiap tahun kami datang karena memang ini adalah rezeki yang tidak boleh ditolak,” katanya.
Kami terus mengajak warga Jakarta Utara yang mampu, seperti mereka yang tinggal di Pluit, Kelapa Gading, dan Sunter, untuk turut membantu mereka para kaum marjinal.
Abdul Khalit, Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara, menuturkan, gerakan seperti ini harus digencarkan karena bisa mengatasi salah satu permasalah sosial yang masih merebak, yakni kemiskinan.
”Kami terus mengajak warga Jakarta Utara yang mampu, seperti mereka yang tinggal di Pluit, Kelapa Gading, dan Sunter, untuk turut membantu mereka para kaum marjinal,” kata Abdul.