Dinas Sumber Daya Air DKI Kebut Pembangunan Turap Kali Baru
Pembangunan turap Kali Baru di kawasan Hek, Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur, dikebut guna menanggulangi banjir.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan turap atau dinding penahan Kali Baru terus dikebut agar tahun depan kawasan Hek di Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, bebas genangan dan banjir. Pengerjaan turap sepanjang 800 meter pada kedua sisi tanggul di kawasan Hek tersebut sudah mencapai 82 persen.
Pembangunan turap Kali Baru di kawasan Hek merupakan upaya menanggulangi genangan dan banjir karena posisi turap lama yang semakin rendah dari badan jalan. Genangan dan banjir juga dipicu sampah yang tersangkut di jembatan utilitas.
Sebelum pengerjaan, beberapa titik turap amblas dan berlubang sehingga merusak jalan inspeksi antara kali dan permukiman. Bahkan, tinggi muka air sampai menyentuh batas tanggul. Apabila debit air dari hulu (Bogor) meningkat, banjir berpotensi terjadi setinggi 50 sentimeter.
Guna menangani hal itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 9,5 miliar untuk pembangunan turap Kali Baru Timur. Saat ini progres pengerjaannya sudah mencapai 82 persen.
Ketua Sub-Kelompok Drainase Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Firmansyah Saputra mengatakan, pengerjaan turap terus dikebut pada dua sisi Kali Baru di kawasan Hek. Namun, ada sedikit kendala, yakni naiknya tinggi muka air karena hujan di hulu atau hujan lokal.
”Saat ini berlangsung pengerjaan sisi timur sepanjang 160 meter dan peninggian parapet atau penghalang setinggi 1-1,3 meter di depan Pasar Induk Kramat Jati sepanjang 380 meter di kedua sisi tanggul,” kata Firmansyah, Minggu (31/12/2023).
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta memberikan perpanjangan waktu penurapan dengan catatan kontraktor pelaksana memasang kerangka besi agar dapat segera dicor ketika tinggi muka air turun. Selain itu, pengerjaan dilakukan sampai malam hari.
Sebelumnya, Ketua RT 001 Hek Rudi Rohendi menyampaikan keluhan warga karena perbaikan tanggul kurang maksimal. Perbaikan hanya menutup titik rembesan dengan karung pasir sehingga tetap terjadi banjir.
”Kami tahu ini jalur hijau, tetapi dari zaman dulu tidak ada masalah. Ini cukup kalinya dikeruk, tanggul sebelah sana (timur) ditinggikan biar (air) enggak meluber ke jalan, dan yang ini (timur) disemen lagi biar enggak bocor ke warga,” kata Rudi.