Layani Ribuan Umat Saat Natal, Gereja di Jakarta Tingkatkan Fasilitas
Pihak gereja di Jakarta menyiapkan fasilitas untuk kenyamanan ribuan jemaat yang bakal memadati perayaan Natal 2023.
JAKARTA, KOMPAS — Ribuan jemaat bakal memadati perayaan Natal 2023 di sejumlah gereja di Jakarta. Pihak gereja pun telah membentuk panitia, memasang ornamen natal yang unik, hingga menambah fasilitas untuk kenyamanan pengunjung.
Persiapan itu antara lain tampak di Paroki Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2023) sore. Sebuah pohon natal berbahan dasar aneka sampah plastik dengan sebuah bintang di pucuknya mulai dibangun di kompleks gereja.
Susyana Suwadie dari Hubungan Masyarakat Keuskupan Agung Jakarta mengatakan, kehadiran pohon yang mengusung tema lingkungan itu untuk memeriahkan perayaan Natal. Pihaknya juga telah membentuk panitia untuk mengurus persiapan terkait liturgi, kesehatan, dan dekorasi.
Menurut dia, pihak gereja telah menunjuk sejumlah wilayah umat Katolik untuk menyiapkan kebutuhan perayaan Natal. ”Itu biasanya di-rolling (gilir) tiap wilayah. Sudah ada rapat-rapat. Itu semua ditujukan demi kenyamanan para umat sehingga bisa beribadah dengan khusyuk dan lancar,” kata Susyana.
Menurut Susyana, kenyamanan jemaat menjadi penting karena peserta misa bisa mencapai lebih dari 4.000 orang, terutama pada malam Natal. Padahal, gedung gereja hanya mampu menampung 800 orang.
Oleh karena itu, panitia akan menyediakan sekitar 500 kursi di Plaza Maria serta mendirikan tenda di halaman parkir katedral. Dengan demikian, kata Susyana, gereja dapat menampung ribuan orang tanpa harus berimpitan setiap misa Natal.
Untuk misa malam Natal serta hari raya Natal pada pagi dan siang hari, panitia memberlakukan registrasi khusus agar jemaat mendapat tempat di dalam gereja. ”Namun, kalau di luar (gereja) tidak perlu pendaftaran. Ada juga (ibadah) yang online khusus umat yang sakit, sudah tua sekali, atau punya kondisi komorbid,” katanya.
Di Katedral Jakarta, puncak perayaan akan terjadi pada malam Natal, Minggu (24/12/2023). Misa akan berlangsung tiga kali pada pukul 16.00, 19.00, dan 21.30. Perayaan itu berlanjut pada hari raya Natal, Senin (25/12/2023), dengan tiga misa.
Misa pontifikal yang pertama akan dipimpin Uskup Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo pukul 08.30. Misa kedua pada pukul 11.00 dikhususkan bagi keluarga dan anak-anak. Terakhir, misa berlangsung pukul 17.00. Pembagian misa dalam dua hari itu diharapkan mengantisipasi lonjakan jumlah jemaat.
GBIP Jakarta
Persiapan menyambut Natal juga tampak di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel, Jakarta. Di sana berdiri dua pohon natal dengan hiasan ornamen merah, biru, dan emas. Ketua Majelis Jemaat GBIP Immanuel, Jakarta, Pendeta Abraham Ruben Persang berharap, ornamen itu membuat umat lebih semangat untuk beribadah.
”Lagu, pohon natal, topi sinterklas, itu lebih populer (sebagai simbol Natal). Suka tidak suka, itu terbawa ke gereja. Namun, (tugas utama) gereja harus membina umat,” kata Pendeta Abraham.
Oleh karena itu, sejak Natal 2022, Majelis Jemaat GPIB Immanuel, Jakarta, memilih tidak menghiasi pohon natal dengan banyak ornamen. Umat kemudian diberi kesempatan untuk menuliskan harapan dan doa mereka di kertas-kertas kecil lalu menggantungnya di pohon tersebut.
”Jadi, selama umat beribadah pada masa adventus yang bermakna pengharapan, damai, dan cinta kasih, pohon itu akan mengingatkan mereka akan harapan itu. Jadi, pohon natal di dalam rumah ibadah itu akan menjadi alat ibadah juga,” ujar Abraham.
Di bawah pohon natal itu, tampak ajakan agar umat mengumpulkan bahan-bahan pokok untuk disumbangkan kepada umat lain yang masih berkekurangan sesuai data majelis jemaat. Bantuan akan disalurkan pada Jumat (22/12/2023). Tahun lalu, bantuan serupa diberikan kepada sopir ojek, petugas kebersihan, dan lainnya.
Jadi, pohon natal di dalam rumah ibadah itu akan menjadi alat ibadah juga.
Adapun inti perayaan di GPIB Immanuel akan berlangsung tiga hari, yaitu malam Natal, Minggu (24/12/2023), dan hari raya Natal, Senin-Selasa (25-26/12/2023). Ia memperkirakan, umat akan membeludak pada malam Natal dengan 1.000 orang setiap perayaan ibadah.
Padahal, kapasitas gedung gereja yang didirikan pada 1839 itu hanya 300-400 orang. Untuk itu, pihaknya akan mendirikan tenda di selasar selatan, utara, dan barat gereja untuk menampung sekitar 600 orang.
Selain menambah fasilitas, pihaknya juga telah membagi waktu ibadah malam Natal pada pukul 18.00 dan 21.00. Pada dua hari Natal, ibadah berlangsung tiga kali sehari, yaitu pukul 09.00 dan pukul 18.00 yang berbahasa Indonesia dan pukul 16.00 yang berbahasa Inggris.
Sebelum 2022, gereja itu memiliki tradisi ibadah berbahasa Belanda. ”Bisa dibilang, umat yang bisa berbahasa Belanda sudah tidak ada. Di kalangan kami para pelayan, penatua, dan diaken pun sudah sangat sedikit yang punya kemampuan bahasa Belanda,” kata Abraham.
Sementara itu, di Paroki Santa Theresia Menteng, umat mulai berdatangan untuk mengikuti ibadah pengakuan dosa. Sakramen tobat diberikan sejak Rabu (13/12/2023) hingga Sabtu (16/12/2023). Panitia liturgi Natal telah menjadwalkan ibadah itu sejak September-Oktober.
Basuki Widjaja (57), Ketua Bidang Liturgi Panitia Natal Paroki Santa Theresia, mengatakan, misa malam Natal akan dilaksanakan tiga kali, yaitu pukul 15.00 yang berbahasa Inggris serta pukul 18.00 dan 21.00 yang berbahasa Indonesia. Misa berbahasa asing itu untuk mengakomodasi sebagian umat paroki yang merupakan ekspatriat.
”Karena paroki kami itu khusus, banyak diaspora dan orang luar paroki, kami siapkan 3.000 kursi untuk sekali misa,” kata Basuki. Misa hari raya Natal rencananya berlangsung lima kali, yaitu pukul 06.00, pukul 09.00 khusus anak, pukul 11.30 khusus lansia, pukul 15.00 yang berbahasa Inggris, dan terakhir pukul 18.00.
Kendati begitu, ia memprediksi jumlah umat pada Malam Natal tidak akan terlalu banyak karena hari besar itu jatuh pada Minggu. Biasanya, gereja menjadi sangat padat karena banyak umat adalah pegawai yang baru saja pulang kantor. ”Tetapi karena hari Minggu, kemungkinan mereka merayakan di paroki masing-masing,” katanya.
Di luar perayaan liturgis, panitia Natal di Paroki Santa Theresia akan mendirikan pohon natal dari bibit-bibit tanaman yang disusun pada kerangka besi. Bibit-bibit itu akan ditanam di sekitar gereja setelah Natal.
Pihaknya juga akan membangun kandang natal dengan patung bayi Yesus, Maria, dan Yusuf dengan tumpukan sembilan bahan pokok, seperti kantong-kantong beras. Bahan itu akan dikumpulkan dari partisipasi umat. ”Setelah itu akan kami sumbangkan ke Graha Lansia Marfati di Tangerang. Ada 200-an orang lansia di sana,” kata Basuki.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, ASDP Siapkan Fasilitas di Pelabuhan Bakauheni