Sodetan Ciliwung berupa terowongan sepanjang 1,268 meter dengan dua jalur pipa. Sodetan berfungsi mengalirkan sebagian debit banjir Kali Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur dan Kali Cipinang.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sodetan Ciliwung di Jakarta Timur tengah diuji coba untuk mendapatkan prosedur standar operasi atau SOP yang pas. Dalam kondisi normal, sodetan dapat mengurangi debit banjir Kali Ciliwung sebesar 33 meter kubik per detik, sedangkan saat kondisi awas bisa mereduksi 63 meter kubik per detik.
Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane melakukan hal tersebut setelah banjir pada 5 November lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengakibatkan banjir setinggi 30-250 cm di 54 RT.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono mengatakan, uji coba untuk mendapatkan SOP yang pas berlangsung pekan lalu. Hasilnya masih didiskusikan dengan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.
”Hasilnya masih diamati karena banjir yang terjadi tidak terlalu besar. Kami masih menunggu banjir seperti tanggal 5 November untuk bisa diamati,” ucap Bambang, Rabu (22/11/2023).
BPBD DKI Jakarta melaporkan tiga ruas jalan dan tujuh RT banjir setelah hujan deras pada 17 November.
Bambang memastikan Sodetan Ciliwung berfungsi sesuai perencanaan dengan mengalihkan sebagian debit banjir dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT). Pada 5 November, misalnya, debit banjir yang dialihkan 32-35 meter kubik per detik saat elevasi muka air Kali Ciliwung plus 11,4 meter.
Informasi dalam laman resmi Kementerian PUPR menjelaskan, Sodetan Ciliwung berupa terowongan sepanjang 1.268 meter dengan dua jalur pipa masing-masing berdiameter 3,5 meter. Sodetan terdiri dari Zona A berupa bangunan permanen inlet open channel 165 meter dan normalisasi Kali Ciliwung; Zona B berupa terowongan ganda sodetan dari inlet ke arriving shaft 549 meter; dan Zona D normalisasi Kali Cipinang dan KBT.
Sodetan berfungsi mengalirkan sebagian debit banjir Kali Ciliwung menuju kanal KBT dan Kali Cipinang. Dalam kondisi normal dapat mengurangi debit banjir Kali Ciliwung sebesar 33 meter kubik per detik, sedangkan saat awas dapat mengurangi 63 meter kubik per detik.
Pengendalian banjir
Bambang juga mengingatkan pentingnya menuntaskan normalisasi Kali Ciliwung agar pengendalian banjir optimal dari hulu ke hilir. Pemprov DKI Jakarta menargetkan normalisasi sepanjang 17 kilometer dengan alokasi anggaran Rp 2,85 triliun pada 2024. Normalisasi itu merupakan kelanjutan dari normalisasi sepanjang 16 kilometer sejak 2013.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menyebutkan, program pengendalian banjir dari hulu ke hilir terus berjalan karena banjir ataupun genangan akan tetap terjadi, khususnya di kawasan bantaran kali. Pelbagai program pengendalian banjir tersebut berfungsi mengurangi dan membuat banjir cepat surut.
Pemprov DKI Jakarta, misalnya, fokus menuntaskan normalisasi sungai. Untuk tahun 2023 sudah berjalan pembebasan lahan sepanjang 1,5 kilometer di Kramatjati, Jakarta Timur, untuk dinormalisasi mulai tahun 2024.