Prospek dan laju pemulihan ekonomi Jakarta masih dibayangi tingginya risiko, seperti ketegangan geopolitik, kenaikan suku bunga, perlambatan global, dan tertahannya perekonomian China.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi Jakarta secara tahunan pada triwulan III-2023 sebesar 4,93 persen. Pertumbuhan ini ditopang kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi proyek strategis baik pemerintah maupun swasta.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar menyebutkan, pertumbuhan ekonomi tersebut masih solid meskipun pada triwulan II-2023 tumbuh 5,13 persen dan triwulan I-2023 tumbuh 4,95.
Sama halnya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. Pada triwulan III-2023, pertumbuhan ekonomi nasional secara tahunan sebesar 4,94 persen. Angka itu melambat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,17 persen yang ditopang permintaan domestik.
”Hal tersebut didasari perekonomian global yang melambat dengan divergensi pertumbuhan antarnegara yang melebar dan ketidakpastian meningkat. Pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diperkirakan melambat jadi 2,9 persen,” kata Arlyana dalam bincang bareng media di Bandung, Jawa Barat, Selasa (14/11/2023).
Arlyana mencontohkan perekonomian Amerika Serikat masih tumbuh kuat terutama ditopang konsumsi rumah tangga dan sektor jasa yang berorientasi domestik, sedangkan China melambat dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi dan penurunan kinerja sektor properti.
Untuk mengendalikan inflasi, suku bunga kebijakan moneter negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR), diperkirakan akan tetap bertahan tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama (higher for longer). Perkembangan tersebut mendorong pembalikan arus modal dari negara Emerging Market Economies (EMEs) ke negara maju dan ke aset yang lebih likuid sehingga dollar AS menguat tajam terhadap berbagai mata uang dunia.
Inflasi
Selain pertumbuhan ekonomi masih solid, inflasi Jakarta pada Oktober ini juga masih terkendali dalam sasaran 3 plus minus 1 persen. Inflasi tahunan Jakarta pada Oktober sebesar 2,08 persen dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,56 persen.
Ke depa,n perekonomian Jakarta diperkirakan masih tumbuh didorong mobilitas warga, aktivitas pariwisata, dan berbagai proyek infrastruktur strategis
Arlyana menyebutkan, tekanan inflasi bersumber dari kelompok makanan seiring dengan kenaikan harga beras dan daging ayam ras, serta kenaikan harga rokok. Namun, inflasi terjaga karena hasil konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah.
”Ke depan perekonomian Jakarta diperkirakan masih tumbuh didorong mobilitas warga, aktivitas pariwisata, dan berbagai proyek infrastruktur strategis,” ujar Arlyana.
Meski demikian, dia mengingatkan prospek dan laju pemulihan ekonomi Jakarta masih dibayangi tingginya risiko global dan domestik. Mulai dari masih berlanjutnya ketegangan geopolitik, berlanjutnya kenaikan suku bunga, dan perlambatan global dan tertahannya perekonomian China.
Untuk prospek inflasi secara keseluruhan tahun 2023 diperkirakan terkendali dalam sasaran 3,0 plus 1 persen. Tekanan inflasi lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya karena normalisasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada triwulan-III 2022 dan masih terjaganya pasokan pangan.
”Namun, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai. El Nino, kebijakan pembatasan ekspor negara produsen, tingginya harga pupuk dan pakan ternak, serta tertahannya pasokan impor bawang putih. Lalu kenaikan harga minyak dunia, kenaikan sewa atau kontrak rumah seiring perbaikan mobilitas dan kenaikan harga emas dunia,” ucap Arlyana.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta terus mendorong sinergi dan kolaborasi untuk menjaga daya beli dan keberlangsungan konsumsi rumah tangga jelang Natal dan Tahun Baru, serta pemilu.
Selanjutnya, akselerasi realisasi belanja pemerintah, termasuk peningkatan elektronifikasi, pelaksanaan proyek strategis sesuai rencana, perbaikan iklim investasi, dan promosi investasi, digitalisasi UMKM untuk ekonomi lebih inklusif, dan mengoptimalkan sektor utama dan mengembangkan sektor potensial untuk pertumbuhan ekonomi.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memastikan sudah menyiapkan langkah antisipasi inflasi. Salah satunya ketahanan pangan dengan menjaga ketersediaan atau stok beras ataupun bahan pokok lainnya. Pada Selasa (31/10/2023), PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya, dan Perumda Pasar Jaya diminta untuk meningkatkan stok bahan pokok. Jika memungkinkan, stok bisa bertambah dari untuk tiga hari menjadi enam hari.