Permukiman padat di Jakarta rawan terbakar dan kerap menelan korban jiwa, seperti di Koja, Jakarta Utara. Di Koja, Jumat malam lalu, empat orang tewas terbakar.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan dua anak tewas dalam kebakaran di Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Korban sulit menyelamatkan diri karena hanya ada satu akses masuk keluar berupa gang sempit pada saat api terus melahap bangunan semipermanen dari tembok, kayu, dan bambu.
Kebakaran itu terjadi di Jalan Cibanteng III RT 008 RW 007, Kelurahan Rawa Badak Utara, Jumat (3/11/2023) malam. Penyebabnya diduga korsleting dari rumah yang terletak di tengah gang. Akibatnya, Didik (40), Anisa (35), Fatin (12), dan Fatih (5) tewas. Sementara 10 keluarga yang terdiri atas 31 jiwa mengungsi ke surau dan pos RW. Adapun empat rumah rusak berat dan dua rumah rusak ringan.
Warga melaporkan kebakaran pukul 20.27 WIB. Proses penanggulangan kebakaran dan penyelamatan berlangsung hingga pukul 23.50 WIB.
Sabtu (4/11/2023) siang, warga masih membicarakan kejadian tragis itu. Apalagi, menurut mereka, peristiwa semalam merupakan kebakaran pertama yang menelan korban jiwa dari tiga kebakaran yang terjadi tahun ini.
Lokasi kebakaran tersebut sudah dipasangi garis polisi. Orang-orang hanya bisa melihat sisa kebakaran dari muka gang sempit berukuran 1 meter.
Ada dua rumah tembok di antara gang. Api melahap atap kedua rumah yang terbuat dari kayu itu. Sementara empat rumah di dalam gang rusak berat. Atap dan dinding dari kayu atau bambu roboh.
Dedi (44) dan tetangga korban lainnya terkejut ketika api sudah besar. Situasi mendadak ramai lantaran warga berupaya menyelamatkan diri, memadamkan api, dan menolong warga lainnya.
Dari muka gang tampak percikan api dan terus merambat dari lantai satu ke lantai dua. Lantai dua empat rumah di dalam itu didominasi kayu dan bambu.
”Selesai pemadaman baru ketahuan satu keluarga tewas. Mereka terjebak api,” ujar Dedi.
Hanya orangtua korban yang selamat karena saat itu sedang mengobrol dengan warga di muka gang. Sementara warga lain menyelamatkan diri dengan naik ke atap dan berpindah ke atap rumah lain sebelum ditolong warga dan petugas.
Malam itu warga tidak berani menerobos api karena terdengar suara ledakan dan takut tersetrum akibat ada percikan api dari kabel di tengah gang. Pagi berikutnya baru diketahui ledakan itu berasal dari satu motor yang terbakar dan tabung gas.
Rawan
Kebakaran Jumat malam merupakan yang ketiga di wilayah tersebut sepanjang tahun ini. Akan tetapi, baru kali ini sampai menelan korban jiwa.
Kebakaran sebelumnya terjadi Rabu (16/8/2023) sore di Jalan Sindang Samping Rusun RT 001 RW 009. Api menghanguskan area seluas sekitar 21 meter persegi. Tak berselang lama kebakaran juga terjadi di Jalan Raya Sindang RT 010 RW 008.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Isnawa Adji menuturkan, kebakaran di Ibu Kota masih didominasi masalah klasik yang kerap dijumpai di permukiman padat. Salah satunya kelistrikan yang menjadi pemicu utama kebakaran.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta mendata, terjadi 1.232 kebakaran dalam kurun waktu 1 Januari-24 Agustus 2023. Lebih dari setengahnya dipicu masalah kelistrikan.
Kejadian ini saling berkesinambungan, menunjukkan beragam masalah permukiman di Jakarta.
Banyak warga masih mengabaikan instalasi dan penggunaan listrik sesuai ketentuan di rumah tangga. Instalasi listrik semrawut, penggunaan listrik bertumpuk, dan pemasangan listrik secara liar membuat rentan kebakaran.
Selain itu, pembangunan hunian di permukiman padat yang tak tertata kian menambah risiko bencana. Banyak bangunan tidak disertai ventilasi udara memadai. Jalan yang sempit juga menyulitkan mitigasi diri saat bencana.
”Kejadian ini saling berkesinambungan, menunjukkan beragam masalah permukiman di Jakarta, termasuk adanya korban jiwa karena struktur bangunan hunian yang buruk,” kata Isnawa.
Perkataan itu selaras dengan kebakaran lain yang merenggut korban jiwa sepanjang tahun ini. Misalnya, kebakaran besar di permukiman padat penduduk Gang Lontar, Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (8/7/2023) malam. Kebakaran mengakibatkan 66 rumah terbakar dan 120 keluarga terdampak, termasuk satu orang meninggal karena sesak napas.
Kemudian, 152 rumah di Kelurahan Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, ludes terbakar, Rabu (23/8/2023) malam. Dua warga lansia tewas dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 20.20 tersebut.
Berikutnya kebakaran bangunan di Jalan Setia Kawan, Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat, Kami (28/9/2023) siang. Kebakaran diduga karena kebocoran gas dari salah satu ruko makanan yang menyebabkan dua orang tewas dan lima korban luka bakar.