Iseng menyebar berita bohong tentang bom di sebuah mal di Koja, enam pelajar SMA di Jakarta harus berurusan dengan polisi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara menangkap enam pelajar SMA karena menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait adanya teror bom di Koja Trade Mall, Jakarta. Polisi meminta semua orang bijak bermedia sosial agar tidak menimbulkan resah dan ketakutan kepada warga.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan menegaskan, kabar atau pesan teror bom di Koja Trade Mall merupakan kabar bohong.
”Isi pesan ancaman itu mengatasnamakan Nurdin M Top. Itu hanya mainan di antara mereka. Kami sudah tangkap enam pelajar SMA,” kata Gidion, Kamis (2/11/2023).
Isi pesan ancaman itu mengatasnamakan Nurdin M Top. Itu hanya mainan di antara mereka. Kami sudah tangkap enam pelajar SMA.
Gidion mengatakan, para pelajar itu iseng mengirim pesan melalui media sosial Instagram, kemudian disebar lagi. Polisi yang mendapatkan kabar dari pihak manajemen langsung mendatangi lokasi dan mengecek kebenaran informasi ancaman teror itu. Namun, setelah ditelusuri tidak ditemukan bom.
Polisi lalu memeriksa pesan di media sosial dan menemukan keberadaan para pelaku yang mengirim teror bom.
”Anak-anak ini main tidak pada tempatnya. Kami pastikan lokasi aman dan aktivitas normal,” ujar Gidion.
Gidion mengingatkan, bagi anak-anak, pelajar, atau siapa pun untuk bijak menggunakan media sosial. Meski bercanda, tetap perlu memperhatikan suasana dan kondisi agar tidak meresahkan masyarakat. Teror ancaman bom bukan untuk dijadikan mainan atau bercanda. Itu merupakan tindakan tidak terpuji.
Enam pelajar itu kini dalam pengawasan dan bimbingan agar tidak mengulangi tindakan tak terpuji. Orangtua mereka akan dipanggil dan diminta untuk membantu mengedukasi anak-anaknya.
Manajemen Koja Trade Mal melaporkan ada pesan ancaman teror bom dari akun media sosial mereka kepada Polsek Koja. Tak lama, kepolisian datang untuk memeriksa ancaman bom itu. Manajemen juga menegaskan teror bom tersebut kabar bohong. Ancaman itu disikapi dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kepanikan pengunjung.
”Pesan ancaman bom itu kira-kira jam 10.15. Tim PR (public relationship) mengecek Instagram, ternyata di dalam ada informasi dari follower yang biasanya mengikuti kegiatan kami. Di dalamnya ada capture (tangkapan layar) unggahan berupa tulisan ancaman bom,” kata Direktur Operasional Koja Trade Mall Yogi Suprayogi.
Polisi yang segera datang, langsung bergerak untuk memeriksa dan mengolah data informasi dari pesan di media sosial.
”Data diolah sehingga pelakunya ditangkap,” kata Yogi.