Masih Membara, Pemadaman TPA Rawa Kucing Dioptimalkan
Akibat kebakaran di TPA Rawa Kucing, 154 warga diungsikan, dan beberapa di antaranya mengalami gangguan pernapasan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
TANGERANG,KOMPAS — Upaya pemadaman dari darat dan udara dilakukan secara masif untuk mengatasi kebakaran di Tempat Pemrosesan Akhir Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten. Pemadaman ditargetkan tuntas secepatnya untuk mencegah dampak buruk dari kebakaran itu semakin besar. Hingga Senin (23/10/2023), 154 warga yang tinggal di sekitar TPA harus diungsikan.
TPA Rawa Kucing terbakar sejak 20 Oktober 2023. Hingga berita ini diturunkan, pemadam masih belum dapat menjinakkan api. Selain pemadaman dari darat, petugas juga mengerahkan helikopter untuk melakukan water bombing (bom air) sejak Senin. Upaya ini diharapkan bisa segera mengatasi kebakaran.
Pantauan di lapangan hingga Senin sore, petugas pemadam dari berbagai daerah berjibaku memadamkan kebakaran yang masih membara di beberapa titik. Mereka harus mendaki gundukan sampah dengan ketinggian hingga empat meter untuk bisa menjangkau titik asap.
Petugas di lapangan harus terus menyirami titik yang berasap agar pemadaman bisa tuntas. Eddy Yusuf, petugas pemadam kebakaran dari Kota Tangerang menuturkan, ketika memadamkan api, petugas harus lebih waspada. Selain karena adanya risiko longsor, tiupan angin yang berubah seketika bisa saja membahayakan petugas.
Tiupan angin yang tidak menentu seketika mengubah arah api. ”Situasi ini tentu bisa membahayakan petugas,” katanya.
Pada Senin sore, asap kembali membumbung di sekitar pintu III TPA Rawa Kucing. Warga yang kebetulan melintas di area tersebut harus lebih berhati-hati karena jarak pandang sangat terbatas.
Pemadam kebakaran sedang memadamkan api di Tempat Pemrosesan Akhir Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, Senin (23/10/2023). Pemadaman dilakukan dalam dua skema operasi, yakni melalui darat dan udara.
Titik api yang bersifat sporadis juga menyulitkan tim pemadam untuk menjangkaunya. Karena itu, pemadaman dari udara sangat dibutuhkan terutama di tempat yang tidak terjangkau.
Asap yang masih membubung di TPA Rawa Kucing membuat Dimas, salah satu warga, harus dibawa ke posko Palang Merah Indonesia (PMI) karena mengalami masalah pernapasan. Di sana, Dimas diberi bantuan pernapasan dengan tabung oksigen. ”Asap kebakaran yang. sangat pekat membuat saya sulit bernapas," kata Dimas yang bekerja di salah satu perusahaan swasta itu.
Dua skema
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Maryono mengatakan, untuk menuntaskan pemadaman pada kebakaran di TPA Rawa Kucing, pihaknya menerapkan dua skema operasi pemadaman, yakni pemadaman darat dan udara. Untuk pemadaman darat dikerahkan ratusan personel dari tim gabungan Pemkot Tangerang dibantu oleh tim pemadam dari berbagai daerah, seperti Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan dan DKI Jakarta, serta Banten.
Berdasarkan pantauan di lapangan, masih ditemukan asap yang keluar dari bawah permukaan sampah. Hal ini mengindikasikan masih adanya potensi kebakaran. Karena itu, pemadaman harus lebih spesifik dengan menggali gunungan sampah untuk mencari sumber asap lalu memadamkannya. Dalam proses ini, tim juga diperkuat oleh Manggala Agni yang memiliki kemampuan dalam memadamkan kebakaran lahan.
Selain itu, ungkap Maryono, pemadaman kebakaran dari udara juga diterapkan dengan menggunakan helikopter bom air bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemadaman dari udara dilakukan untuk menjangkau titik api yang tidak bisa diakses dari darat.
Pemadam kebakaran sedang berada di gunung sampah yang ada tempat pembuangan akhir Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, Senin (23/10/2023).
Hingga empat hari kejadian, ungkap Maryono, api telah menghanguskan sekitar 80 persen dari total luas area TPA sekitar 35 hektar. ”Kami terus berupaya memadamkan api agar tidak kembali meluas,” katanya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menuturkan, pengiriman helikopter bom air dilakukan atas dasar permintaan dari Pemerintah Provinsi Banten. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pemadaman api.
Pemadaman dari udara dilakukan setelah tim lebih dulu meninjau kondisi kebakaran. Dari udara terlihat asap tebal mengepul. Dari hasil pemantauan, helikopter bom air yang didatangkan dari Bali itu akan terbang 50 kali dengan total air yang digunakan mencapai 40.000 liter air.
Api telah menghanguskan sekitar 80 persen dari total luas area TPA sekitar 35 hektar.
Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah berharap skema operasi ini bisa efektif meredam kebakaran di Rawa Kucing. Jika peristiwa ini berkepanjangan dikhawatirkan dapat berdampak pada kesehatan masyarakat. ”Jika asap ini terus merebak membuat masyarakat terpapar ISPA,” ujarnya.
Puluhan pengungsi bencana kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing tinggal sementara di lokasi pengungsian di Kantor Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Minggu (22/10/2023). Mereka mengungsi sampai situasi dinyatakan aman dan kebakaran telah padam.
Pengungsi bertambah
Kebakaran di TPA Rawa Kucing yang belum dapat diatasi juga membuat warga yang tinggal dalam radius 500 meter dari TPA harus mengungsi. Mereka ditempatkan di aula Kantor Kecamatan Neglasari dan Gelanggang Olahraga Neglasari, Kota Tangerang. Data per Senin menunjukkan, ada 154 warga yang mengungsi. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan dua hari sebelumnya yang berjumlah 120 orang.
Camat Neglasari Andika Nugraha mengatakan, warga ditempatkan di pengungsian karena asap sudah sangat membahayakan. ”Mereka baru akan diperbolehkan pulang ketika kebakaran sudah mereda,” katanya.
Andika menuturkan, hingga saat ini kebutuhan pengungsi masih tercukupi karena berbagai bantuan terus berdatangan. Namun, saat ini, hal yang paling dibutuhkan adalah makanan bayi dan susu serta perlengkapan wanita.