Taman Ismail Marzuki, Tumpukan Buku yang Kini Menjadi Ruang Ketiga
Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, digandrungi warga.
Dulu perpustakaan ramai saat akhir pekan saja. Pengunjungnya paling banyak 300 orang. Kini perpustakaan ramai setiap hari. Sebagian pengunjung sampai lesehan karena tak kebagian tempat.
Inilah potret Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Situasinya berbeda 180 derajat setelah revitalisasi dan peresmian kembali pada 7 Juli 2022.
Perpustakaan ini terletak di Gedung Ali Sadikin. Posisinya strategis pada sisi kiri bagian depan taman. Namun, orang awam mesti bertanya ke sana kemari karena belum ada plang atau papan informasi petunjuk ke perpustakaan.
Terlepas dari situasi itu, perpustakaan ramai oleh pengunjung, Jumat (20/10/2023). Mereka datang sendiri atau berkelompok. Ada anak-anak sampai orang dewasa. Mereka membaca buku, mengerjakan tugas sekolah, mengerjakan pekerjaan kantor, dan mengisi waktu luang.
Rofi Nurul (29) sudah dua kali berkunjung ke perpustakaan. Dalam setiap kunjungan, pekerja kantoran di Jakarta Barat itu selalu menggunakan Transjakarta. Dia yang berasal dari luar kota tertarik karena informasi dari sosial media.
”Mengisi waktu libur. Ternyata aksesnya terjangkau. Koleksinya lengkap, tempatnya nyaman, pelayanan juga bagus,” ujarnya.
Nurul sudah terdaftar sebagai anggota umum perpustakaan. Dia bebas membaca buku yang tersedia, tetapi tak bisa meminjamnya. Peminjaman hanya berlaku bagi anggota utama yang ber-KTP Jakarta atau non-Jakarta dengan ketentuan domisili dan beraktivitas di Jakarta. Ketentuan itu terlebih dulu diverifikasi sebelum disetujui.
Setiap berkunjung, dia selalu membaca satu buku tentang komunikasi. Selebihnya tentang fiksi, buku terjemahan, atau lainnya. Tak sulit untuk mencari buku, ada pustakawan yang sigap mencarikan atau menginformasikan letaknya.
Ruang inklusi bagi penyandang disabilitas di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023).
”Baca di sini saja cukup. Satu, dua buku sampai tiga jam. Betah berlama-lama karena tempatnya nyaman,” katanya.
Di balik kenyamanan itu, ada satu catatan darinya bagi pengelola. Waktu registrasi berbasis pemindaian kode batang atau tautan masih menyebabkan antrean karena ada jeda waktu pemrosesan.
Inklusif
Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin terdiri dari lima lantai. Masing-masing lantai punya fungsi dan fasilitas berbeda.
Lantai 3 untuk bagian informasi dan loker, sedangkan lantai 4 sebagai perpustakaan dengan fasilitas sirkulasi, koleksi buku anak, bilik bermain, bilik bercerita, koleksi astronomi, koleksi seni budaya, koleksi keluarga, koleksi fiksi Indonesia, serta lobi dan aula HB Jassin.
Lantai 5 menjadi bagian HB Jassin yang berisi buku umum, ruang inklusi, bilik dialog, bilik siniar, koleksi khusus kejakartaan, fiksi terjemahan, serta ruang baca, ruang baca privat, ruang koleksi, ruang rapat, dan ruang multimedia.
Lantai 6 merupakan perpustakaan dan koleksi langkah HB Jassin. Kemudian lantai 7 sebagai koleksi tandon atau bahan pustaka yang jarang digunakan disimpan di lemari tertutup, tetapi dapat dipinjam.
Baca juga: Kilau ”Permata Terpendam” di Perpustakaan Jakarta
Segala kebaruan tersebut untuk mengakomodasi seluruh pengunjung. Salah satunya warga disabilitas. Mereka bisa membaca buku versi braille, memanfaatkan audio buku atau pembaca file.
Ketiganya untuk mengakomodasi semua warga disabilitas, termasuk warga lansia yang mengalami penurunan penglihatan dan anak-anak yang belum bisa membaca.
Sekarang tersedia 6.000 eksemplar buku versi braille, 200 lebih koleksi buku audio, dan 7 pembaca file berisi lebih banyak buku untuk berbagai kategori usia dan jenis buku seperti fiksi atau terjemahan.
”Mereka (pengunjung disabilitas) suka pembaca file karena koleksinya lebih baru,” kata Agatha Febriany Anjarsari, pelaksana teknis tingkat ahli.
Sejak diresmikan kembali pada 7 Juli 2022, sudah ada 300 lebih pengunjung memanfaatkan ruang inklusi. Paling banyak saat akhir pekan karena mereka didampingi orangtua atau keluarga.
Pengelola turut menyediakan layanan jemput bola agar fasilitas khusus itu lebih bermanfaat. Secara berkala ada kegiatan menyambangi sekolah luar biasa dan panti sosial.
Ruang ketiga
Koleksi milik Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin sebanyak 382.497. Sebagian besar dokumen sastra HB Jassin dan buku perpustakaan kejakartaan.
Sampai kini tercatat 72.370 anggota utama dan 307.476 anggota umum. Adapun tingkat kunjungan periode Juli-Desember 2022 mencapai 158.658 orang dan Januari-September 2023 sebanyak 259.122 orang.
Selama itu, sudah ada 18.456 buku yang dipinjam tahun 2022 dan 37.012 buku yang dipinjam tahun 2023. Pengelola pun rutin mengagendakan literasi anak 15 kali sebulan dan sembilan kali literasi bulanan.
Baca juga: Perpustakaan Jakarta yang Estetik di Pusat Kota
Kepala Perpustakaan Jakarta dan Kepala Satuan Pelaksana Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin Diki Lukman Hakim menyebut, ada sejumlah kendala yang dihadapi setahun ini. Misalnya, daya tampung perpustakaan terbatas untuk 450 orang, tersedia 250 kursi baca, dan 120 di aula.
Namun, rata-rata pengunjung harian Senin-Kamis sebanyak 980 orang. Akhir pekan, Jumat-Minggu, lebih banyak lagi, mencapai 2.230 orang.
”Kami perlu kembangkan lagi. Lengkapi lagi fasilitas penunjang. Juga penuhi syarat maksimal ruang bermain anak agar makin aman, pasang papan petunjuk akses ke perpustakaan, dan tingkatkan sarana,” ucapnya.
Semua itu penting untuk perkembangan perpustakaan. Pengelola ingin perpustakaan bukan sebagai tempat menyimpan buku atau koleksi buku sehingga pengunjung hanya datang untuk membaca lalu selesai.
Sebaliknya, menjadikan perpustakaan sebagai tempat belajar, berkarya, dan bertumbuh. Pengunjung membaca buku sekaligus mengembangkan wawasan.
”Dulu pengunjung ramai di akhir pekan. Jumlahnya 300 orang. Sekarang perpustakaan bisa menjadi ruang ketiga. Tempat destinasi warga. Mereka ke sini, lakukan ragam aktivitas belajar, berkarya, dan bertumbuh,” ujarnya.