Kali Bekasi Tercemar, Ribuan Warga Alami Darurat Air Bersih
Suplai air untuk puluhan ribu pelanggan air bersih di Bekasi tersendat dan terhenti beberapa pekan terakhir. Air Kali Bekasi yang menjadi sumber air baku tercemar limbah.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY, RHAMA PURNA JATI
·5 menit baca
KOMPAS/ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
Warga Perumahan Pondok Permata, Babelan, Bekasi, mengantre untuk mendapatkan air bersih, Senin (18/9/2023).
BEKASI, KOMPAS — Suplai air bersih dari Perusahaan Umum Daerah atau Perumda Tirta Patriot kepada ribuan pelanggannya di Kota Bekasi terhenti beberapa pekan terakhir. Pihak perumda terpaksa menghentikan sementara pengolahan air karena Kali Bekasi yang menjadi sumber air baku tercemar limbah. Akibatnya, warga mengalami krisis air bersih dan harus mencari sumber air untuk kebutuhan sehari-hari.
Warga Perumahan Pondok Permata, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, misalnya, harus mengantre untuk mendapatkan air bersih di depan Kantor Teknik Babelan, Senin (18/9/2023). Masing-masing warga membawa beberapa galon dan ember untuk diisi air.
Ketua Rukun Warga (RW) 017 Blok C Perumahan Pondok Permata Fipin mengatakan, sejak Rabu (13/9/2023) malam, suplai air dari Perumda Tirta Patriot terhenti. Warga pun berbondong-bondong mendatangi sumber air terdekat.
Fipin menuturkan, salah satu warganya dalam sehari bisa menghabiskan Rp 50.000 untuk membeli 10 galon. Sejumlah warga memilih untuk mengeluarkan uang dengan membeli air galon ketimbang mencari sumber air lainnya karena berbagai alasan.
Demikian pula dengan dirinya. Sejak pasokan air terhenti, Fipin tidak pernah memasak. Ia memilih membeli makanan untuk mencegah pemborosan air. Sebab, sumber air yang ia dapatkan juga tidak begitu bagus. Ia hanya menggunakannya untuk mencuci. Pihaknya mendesak Perumda Tirta Patriot konsisten dalam memberi bantuan air. Sebab, bantuan air hanya dikucurkan dua hari sekali dan menunggu beberapa warga protes terlebih dulu.
Fipin juga berharap pelaku pencemaran Kali Bekasi segera ditangkap. Sebab, baru kali ini hal itu terjadi di wilayahnya. Biasanya, air hanya mati selama satu hari, tak sampai lima hari. Bahkan, Fipin pun tidak tahu kapan permasalahan air ini akan selesai.
Warga Perumahan Taman Wisma Asri 2 di Blok TU, RW 030, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, juga terkena dampak Warga Perumahan Taman Wisma Asri 2 di Blok TU, RW 030, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, juga terdampak ketidaklancaran air Perumda Tirta Patriot. Ketua RW 030 Nyoto mengatakan, warga mengancam untuk tidak membayar uang bulanan jika air masih belum mengalir.
Sudah satu minggu warga Wisma Asri 2 tidak mendapatkan aliran air bersih di rumah mereka. Menurut dia, sekitar 400 kepala keluarga terdampak. Namun, mereka baru satu kali menerima bantuan air bersih dari Perumda Tirta Patriot. Air yang diberikan bahkan tak layak untuk digunakan karena berwarna kuning dan mengeluarkan bau tak sedap.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pantulan Umar bersiap mengangkut air bersih yang didistribusikan truk tangki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi untuk warga terdampak musim kemarau di Kampung Korod, Desa Karangindah, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (24/8/2023).
Hal serupa juga disampaikan Erna (30). Menurut warga Perumahan Wisma Asri 2 itu, air dari perusahaan air minum (PAM) di rumahnya tak layak pakai. Sesekali air yang keluar kondisinya bersih. Namun, air berubah jadi keruh hingga mengotori air bersih.
Alhasil, selama suplai air PAM mati, ia membeli air isi ulang enam galon per hari untuk keperluan mandi keluarganya. Guna menekan pengeluaran, ia biasanya mandi satu kali sehari. Sementara suaminya memilih mandi di kamar mandi stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dilewatinya saat pergi bekerja.
Distribusi terganggu
Direktur Utama Perumda Tirta Patriot Ali Imam Faryadi mengatakan, pihaknya saat ini mengandalkan pengolahan air bersih dari aliran Kalimalang dengan debit 3 meter kubik per detik. Air baku itu kemudian dicampur dengan sumber air baku Kali Bekasi 1-2 meter kubik per detik.
Akan tetapi, kondisi itu belum bisa mencukupi kebutuhan air baku untuk produksi air bersih Perumda Tirta Patriot. Akibatnya, distribusi ke pelanggan di Kota Bekasi masih terganggu.
Menurut Ali, pihaknya dalam hal ini juga jadi korban. Namun, masyarakat banyak yang menyalahkan Perumda Tirta Patriot. Pihaknya juga telah menyiagakan empat truk tangki untuk mendistribusikan air bersih kepada pelanggan yang terdampak.
Ali menambahkan, pencemaran Kali Bekasi terparah terjadi pada September 2023. Sekitar 40.000 pelanggan Perumda Tirta Patriot pun tidak mendapatkan suplai air bersih sejak 13 September 2023. Adapun sejak Maret 2023, sudah terjadi enam kali pencemaran.
Sementara itu, Pemerintah Kota Bekasi merelokasi intake air baku dari Kali Bekasi ke Kalimalang. Proyek yang menelan investasi hingga Rp 35 miliar ini diharapkan memperbaiki kualitas air minum di kota Bekasi yang baru mencakup 4,18 persen dari total pelanggan di Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono menyampaikan hal itu saat meluncurkan Proyek Relokasi Intake (saluran pengambil) air baku Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Teluk Buyung, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/9/2023). Relokasi ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas air bersih di Kota Bekasi yang sampai saat ini belum optimal.
Dengan relokasi ini, nantinya intake akan tersambung SPAM Jatiluhur sehingga Kota Bekasi akan mendapat tambahan air bersih 300 liter per detik. Pembangunannya diharapkan selesai pada Agustus 2024.
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN
Warga mengisi galon miliknya dengan air bersih di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (18/9/2023).
Adhianto menyebut hingga kini total pelanggan Perusahaan Umum Air Minum Tirta Patriot Kota Bekasi baru sekitar 61.000 sambungan rumah tangga. Masih jauh dari target yang dicanangkan oleh Tujuan Pembangunan Milenium/Millennium Development Goals (MDGs) di mana akses air minum harus menyentuh setidaknya 60 persen dari seluruh rumah tangga di Bekasi yang berjumlah 750.000 rumah tangga.
Apalagi, dari segi kualitas, air bersih di Kota Bekasi juga masih jauh dari yang diharapkan. Dari total sambungan yang ada, hanya sekitar 4,18 persen yang sesuai standar baku mutu. Situasi ini akibat tercemarnya Kali Bekasi yang menjadi sumber air baku untuk penyediaan air bersih di Kota Bekasi SPAM Teluk Buyung.
Apalagi, di musim kemarau ini, terpantau ada penurunan kapasitas air baku dari yang semula sekitar 700 liter per detik kini hanya 3 liter per detik. Kondisi ini yang menyebabkan penyediaan air bersih tak optimal dua pekan terakhir.
Pemkot Bekasi dengan bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merelokasi dari Kali Bekasi ke Kalimalang yang dianggap lebih bersih karena merupakan bagian dari SPAM Jatiluhur. Namun, dalam proses pembangunan, ada banyak kendala, seperti pipa akan melewati perlintasan kereta api dan jalan nasional dengan lalu lintas yang padat.
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN
Warga menunggu wadah miliknya terisi air bersih di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (18/9/2023).
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menuturkan, relokasi intake ini diharapkan bisa menambah pasokan air minum di Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Utara, dan Medan Satria. ”Relokasi ini diharapkan meningkatkan kualitas air minum dan menambah standar baku mutu air minum yang aman dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Jawa Barat Indra Maha menuturkan, keberadaan air bersih berperan penting bagi kehidupan masyarakat karena jadi penentu kesehatan masyarakat yang bermuara pada produktivitas warga. ”Air minum dan sanitasi merupakan layanan dasar yang harus dijamin pemenuhannya, baik kualitas, kuantitas, maupun keberlanjutannya,” ujar Indra.