Usia 15 Tahun, KAI Commuter Tingkatkan Layanan Lebih Baik
KRL Jabodetabek ditargetkan dapat mengangkut 2 juta penumpang per hari. KAI Commuter terus mengembangkan layanan dan teknologi untuk menjangkau lebih banyak penumpang.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter memasuki usia ke-15 pada Jumat (15/9/2023). Sebagai salah satu transportasi umum dengan jangkauan penumpang terbanyak di Jabodetabek, KAI Commuter terus meningkatkan layanan dan bekerja sama dengan beberapa pihak untuk menjangkau lebih banyak penumpang.
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto mengatakan, kebutuhan akan transportasi terus meningkat. Saat ini, hampir 1,3 juta orang per hari menggunakan layanan KAI Commuter dengan lebih dari 1.316 perjalanan per hari.
”Kami memiliki target bisa menjangkau 2 juta penumpang per hari,” kata Asdo dalam acara perayaan ulang tahun ke-15 KAI Commuter di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Jumat (15/9/2023).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah menargetkan jumlah penumpang harian dengan angka tersebut. Ia meyakini bahwa dengan perbaikan layanan secara terus-menerus, pengguna harian KRL Jabodetabek bisa mencapai 2 juta per hari.
Untuk menjangkau lebih banyak penumpang, Ando mengatakan, pihaknya terus mengembangkan layanan dan teknologi serta akan memperbarui fitur pada aplikasi KAI Commuter. Terkait hal tersebut, KAI Commuter resmi bekerja sama dengan Google dan GoTo (Gojek Tokopedia).
Kolaborasi ini dilakukan untuk meningkatkan layanan, khususnya mempermudah pengguna KRL dalam mendapatkan informasi real time jadwal dari Google Maps, serta mempermudah layanan pembayaran nontunai.
Melalui kolaborasi bersama Gojek, penumpang KRL yang menggunakan Gojek sebagai angkutan awal atau lanjutan dari KRL bisa menikmati layanan sekali bayar melalui aplikasi yang disiapkan nantinya.
Dengan kolaborasi bersama Google, penumpang nantinya bisa mengetahui jadwal real time KRL hingga gerbong mana yang masih kosong. Dengan demikian, penumpang tidak akan berdesakan di dalam gerbong.
Asdo mengatakan, layanan tersebut merupakan pengembangan dari layanan yang sudah ada. Namun, kerja sama ini baru nota kesepahaman (MoU), peluncuran aplikasi ditargetkan pada akhir Oktober 2023.
Nantinya, layanan ini tidak hanya bisa dinikmati di daerah Jabodetabek, tetapi juga bisa dinikmati oleh penumpang KA Lokal Merak hingga KRL Jawa Tengah.
Asdo menyebutkan, aplikasi serupa C-Access ini baru diluncurkan di Singapura, Jepang, dan Australia. Dengan demikian, Indonesia menjadi negara keempat di kawasan Asia Pasifik.
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf menuturkan, pihaknya memastikan pengembangan aplikasi C-Access segera diluncurkan Oktober mendatang.
”Kami di Google beberapa bulan lagi meluncur untuk Jabodetabek dengan fitur real time map di Google,” ucap Randy.
Mengingat kembali pada tahun 2009-2014, KRL Jabodetabek masih terbagi dalam dua kelas, yakni ekspres dan ekonomi, dengan harga tiket yang berbeda.
Harga tiket KRL kelas ekspres jauh lebih mahal dan gerbong keretanya sudah dilengkapi pendingin udara. Penumpangnya rata-rata para pekerja kantoran yang rapi.
Adapun kelas ekonomi tanpa pendingin udara yang dipergunakan untuk semua kalangan dan rata-rata diisi kalangan menengah ke bawah. Penumpang KRL kelas ekonomi selalu penuh. Para pedagang pun bebas berjualan di dalam kereta.
Saking penuhnya, penumpang meluber hingga ke atap gerbong KRL. Karena itu, banyak penumpang yang celaka karena tersengat listrik kabel aliran atas atau terjatuh dari atap gerbong kereta.
Saat ini, pelayanan KRL sudah jauh lebih baik dan nyaman. Pelayanan KRL terus diperbaiki secara bertahap, mulai dari tidak memperbolehkan penumpang menaiki atap kereta, berjualan dan mengamen di dalam gerbong, hingga tidak memperbolehkan makan di dalam kereta.
Semua gerbong KRL kini dilengkapi pendingin ruangan, kursi yang empuk, hingga petugas yang siaga membersihkan gerbong. Rute perjalanan kereta juga semakin banyak.