Ketika ”Ojo Dibandingke” Menggema di Hutan Kota Penjaringan
Komitmen menghadirkan ruang terbuka hijau sebanyak-banyaknya di Jakarta masih terus dinanti warga. Berdendang dan bergembira di kota tanpa polusi selalu dirindukan warga Ibu Kota.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
Empat belas tahun lalu, kolong Jalan Tol Wiyoto Wiyono dan tepi Kanal Banjir Barat di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, masih dipadati banyak permukiman liar. Kini, tempat itu menjadi salah satu tempat pelarian warga dari polusi udara, tempat menjaga kebugaran tubuh, serta tempat warga untuk rekreasi dan bergembira.
Lagu ”Ojo Dibandingke” menggema di tengah-tengah Taman Hutan Kota Penjaringan, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (20/8/2023) pagi. Lagu berbahasa Jawa ciptaan Mbah Lala itu dilantunkan salah satu personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari sebuah panggung yang berdiri di tengah-tengah hutan kota tersebut.
Hiburan musik dari panggung tersebut merupakan puncak dari kegiatan Pesta Rakyat dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia. Kegiatan itu digelar Komando Daerah Militer Jayakarta bersama Polda Metro Jaya, serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Lantunan musik ”Ojo Dibandingke” yang dirilis pada 2022 itu sekejap menghipnotis setiap pengunjung yang ada di sana. Warga yang awalnya berdesak-desakan untuk mengantre kuliner gratis dari pedagang kaki lima (PKL) di hutan kota itu seketika asyik berjoget dan berdendang bersama.
Nila (55), salah satu warga Teluk Gong, Penjagalan, awalnya tak tahu kalau di tempat itu ada kegiatan pesta rakyat. Dia pagi itu mengajak anggota keluarga dan sejumlah kerabat di dekat rumahnya dengan niat untuk lari-lari pagi.
”Sampai sini malah ramai sekali. Enggak jadi olahraga, kami malah asyik nonton,” ujarnya.
Pesta Rakyat pagi itu memang sarat hiburan. Anggota TNI dari beragam kesatuan bersama warga memeriahkan acara itu dengan mengikuti beragam perlombaan. Ada lomba kano, balap karung, hingga balapan bakiak. Warga larut dalam kegembiraan.
Hesti (40), salah satu warga dari Pademangan, Jakarta Utara, berharap kegiatan serupa dengan pesta rakyat lebih sering digelar di taman-taman hutan kota yang ada di Jakarta Utara. Kegiatan seperti ini menjadi hiburan warga yang mencari tempat rekreasi gratis ataupun murah.
”Apalagi polusi udara Jakarta lagi jelek kan. Seru sih main di hutan kota yang segar sambil nikmati makanan dan hiburan gratis,” ujarnya.
Menurut Panglima Komando Militer Jayakarta Mayor Jenderal Mohamad Hasan, Pesta Rakyat di Hutan Kota Penjaringan merupakan puncak dari kegiatan peringatan HUT Ke-78 RI yang telah digelar sejak 14 Agustus 2023. Kegiatan memperingati hari kemerdekaan dimulai dari bersih-bersih Sungai Ciliwung hingga bakti sosial.
”Kami melaksanakan 15 kegiatan dan kami pusatkan di sini. Kami ingin masyarakat bergembira dan ikut berbahagia memperingati hari kemerdekaan kita,” katanya.
Berdampak positif
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat meninjau kegiatan Pesta Rakyat itu mengucapkan limpah terima kasih kepada Pangdam Jaya serta Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto yang telah memanfaatkan Taman Hutan Kota Penjaringan untuk kegiatan hiburan. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga di tempat itu diharapkan terus berlanjut di masa depan.
”Empat belas tahun lalu, lokasi ini adalah lokasi yang tak terawat. Ini kemudian ditertibkan dan dibangun taman,” ujar Heru.
Dari catatan Kompas, Hutan Taman Kota Penjaringan dengan luas 4,4 hektar awalnya merupakan lahan telantar. Letak hutan kota yang bersebelahan dengan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo itu kemudian ditata menjadi taman hutan kota atau gabungan dari taman dan hutan kota.
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta kemudian melakukan penanaman besar-besaran untuk menghijaukan kawasan tersebut. Hutan kota itu dilengkapi pula fasilitas rekreasi warga seperti trek joging, jalur sepeda, hingga tempat pemancingan (Kompas, 29/11/2010).
Penataan kawasan-kawasan terlantar untuk menjadi ruang terbuka hijau (RTH) termasuk sebagai hutan kota jadi salah satu prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pada 2023, Pemprov DKI menargetkan untuk kembali menghadirkan 800 titik RTH baru yang tersebar di berbagai wilayah Jakarta.
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, Pemkot Jakarta Utara akan fokus menata RTH-RTH yang sudah terbangun di Jakarta Utara. RTH yang tak terawat dan gersang akan terus dirawat dan ditanami pohon agar rindang dan hijau.
”Lahan-lahan telantar yang ada juga akan kami tata. Intinya, ruang-ruang terbuka yang terlantar akan kami hijaukan untuk mengatasi polusi, penghijauan, dan jadi paru-paru kota,” ujar Ali.
Kehadiran hutan-hutan kota di Jakarta Utara yang dulunya kumuh dan telantar kini terbukti berdampak signifikan bagi warga kota. Komitmen menghadirkan RTH sebanyak-banyaknya di Jakarta masih terus dinanti warga. Berdendang dan bergembira di kota tanpa polusi selalu dirindukan warga Ibu Kota.