Perlombaan pada hari kemerdekaan merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Meski ragam lomba yang diadakan dari tahun ke tahun cenderung sama, masyarakat tetap antusias mengikutinya.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·4 menit baca
Perlombaan pada hari kemerdekaan menjadi salah satu momen yang paling dinanti. Meski lomba yang diadakan sederhana, keseruan dan kekompakan nyatanya lebih berarti. Perlombaan Agustusan juga menjadi momen untuk berkumpul dan berinteraksi.
Kamis (17/8/2023), masyarakat memadati jalan raya Petamburan IV, Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk menanti perlombaan Agustusan dimulai. Tidak hanya meriah oleh kepungan masyarakat yang bersolek merah putih, jalanan raya di Petamburan pun dilukis dengan berbagai macam corak warna putih. Umbul-umbul dengan berbagai macam warna juga terpasang.
Mereka selalu menunggu momen ini. Ada rasa gembira saat mengikuti berbagai lomba Agustusan yang hanya diagendakan satu tahun sekali tersebut.
”Kalah atau menang tidak menjadi suatu masalah. Yang penting turut berpartisipasi memeriahkan suasana,” kata Ageng Susanto (36), salah satu peserta lomba makan kerupuk di Petamburan.
Selama lomba makan kerupuk berlangsung, ketimbang berupaya menjadi pemenang, para peserta justru banyak menghabiskan waktu untuk tertawa. Terlebih saat lumuran kecap yang mengitari kerupuk putih itu menempel di wajahnya.
Menurut seorang panitia lomba, Arin (29), lomba makan kerupuk harus selalu ada setiap tahun. Lomba ini memiliki makna semangat perjuangan dan rasa percaya diri yang tinggi. Setiap peserta juga diharap dapat memupuk rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan Tuhan.
Arin melanjutkan, lomba Agustusan juga merupakan momen untuk berkumpul dan berinteraksi. Sebab, pertemuan antarwarga hanya bisa dilakukan pada hari tertentu saja, seperti perayaan hari kemerdekaan.
”Kami jarang bertemu satu sama lain karena masing-masing memiliki kesibukan sendiri. Jadi, lomba Agustusan sangat bermakna. Kami berkumpul menjadi satu,” tuturnya.
Berbagai ragam lomba Agustusan memiliki makna untuk melatih kekompakan, seperti halnya lomba futsal. Meski lomba ini tampak biasa, masyarakat tidak kehabisan ide untuk membuatnya tampak lebih menarik.
Di Petamburan V, Tanah Abang, Jakarta Pusat, para peserta lomba futsal harus memakai corong plastik berwarna merah dan putih sebagai penutup kepala. Berbeda dengan peserta lomba makan kerupuk, peserta futsal yang diisi para remaja itu bermain cukup serius.
”Sebenarnya, corong ini cukup mengganggu. Apalagi, futsal banyak pergerakan dan harus mengikuti arah bola. Tapi kalau futsal seperti biasa, kan, kurang menantang," kata Rizal (18), salah satu peserta lomba futsal.
Sebelumnya, Rabu (16/8/2023), sejumlah masyarakat Jakarta Barat juga mengikuti lomba masak olahan tempe yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Jakarta Barat di kantor Wali Kota Jakarta Barat. Ketua DWP Kota Jakarta Barat Lisniawati mengatakan, lomba masak diikuti para aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Kota Jakarta Barat, Persatuan Istri Prajurit Kartika Chandra Kirana, dan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini.
Lisniawati menyebut, lomba yang digelar dalam rangka menyambut peringatan Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia tersebut diikuti 10 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan lima peserta. Mereka mengkreasikan masakan olahan tempe dengan tema mencegah keluarga berisiko tengkes atau stunting.
”Jadi, tempe ini dikreasikan menjadi hasil produk makanan yang disukai anak-anak dalam upaya meningkatkan gizi dan pencegahan stunting,” kata Lisniawati.
Lomba memasak olahan tempe itu menghadirkan tim juri dari Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Barat. Penilaian berdasarkan kreasi masakan, rasa, kekompakan tim, dan kebersihan. Pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa piala dan perlengkapan masak.
Semangat gotong royong
Dalam peringatan hari kemerdekaan, Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus berjuang, bergerak maju, dan memperkokoh semangat gotong royong. Menurut dia, semangat gotong royong telah terbukti ketangguhannya dalam menghadapi situasi krisis.
”Kemerdekaan RI harus dirayakan dengan semangat persatuan dan kesatuan. Kemerdekaan yang diperingati hari ini juga harus menjadi dorongan untuk terus berkontribusi pada pembangunan bangsa. Dengan semangat gotong royong, bersama kita terus melaju untuk Indonesia maju,” katanya saat bertugas sebagai inspektur upacara HUT Ke-78 RI di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023).
Selain itu, Heru menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengarahkan fokusnya pada transformasi Jakarta menjadi kota global, sebagai simpul utama jaringan ekonomi dunia yang berdampak nyata pada urusan sosial dan ekonomi global. Prioritas pembangunan Jakarta pada masa mendatang adalah memperkuat peran kota sebagai pusat pertumbuhan Indonesia.
Heru mengatakan, kehadiran aparatur sipil negara (ASN) Pemprov DKI Jakarta berperan penting dalam mewujudkan sukses Jakarta. Setiap ASN harus memiliki visi yang sejalan dengan pembangunan Jakarta dan bersinergi untuk melahirkan berbagai inovasi dalam mengelola kota.
Perayaan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI merupakan momentum untuk merenung sejauh mana peran pembangunan Jakarta dalam kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.
Peningkatan kompetensi dan mengikuti perkembangan teknologi informasi juga harus terus diupayakan. Hal ini diikuti dengan pemberian pelayanan yang profesional, sikap disiplin, dan keteladanan agar menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan Kota Jakarta.
”Perayaan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI merupakan momentum untuk merenung sejauh mana peran pembangunan Jakarta dalam kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat,” kata Heru.