Misteri Kiriman Paket dan Jejak Proyektil di Kediaman Teroris Bekasi
Polisi menemukan 11 pucuk senjata api laras pendek dan 5 senjata api laras panjang. Polisi juga turut menyita ratusan amunisi, magasin, dan ransel.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
Belasan pria berpakaian bebas mengobrol santai di sebuah minimarket di Jalan KH Muchtar Tabrani, Harapan Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, sejak Senin (14/8/2023) pagi. Mereka terlihat seperti pemuda-pemuda kampung setempat yang asyik mengobrol dan bersenda gurau.
Suasana yang santai itu seketika berubah ketika sebuah sepeda motor yang dikemudikan seorang lelaki berusia 28 tahun memasuki area minimarket itu pada pukul 13.00. Belasan pria yang tengah mengobrol santai itu menyergap, menangkap, memborgol, dan memasukkan lelaki bersepeda motor tersebut ke mobil yang terpakir di lokasi minimarket itu.
Lelaki yang ditangkap itu belakangan diketahui berinisial DE, karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Lelaki itu merupakan terduga teroris pendukung Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang aktif melakukan propaganda di media sosial.
Ketegangan sejumlah warga yang sempat memuncak saat menyaksikan penangkapan DE di minimarket belum mereda, berjarak sekitar 200 meter polisi kembali menggerebek sebuah rumah di Blok B7, kawasan perumahan Pesona Angrek Harapan, Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Rumah itu baru dikontrak DE selama enam bulan terakhir.
”Saya saksi di dalam. Saat penggeledahan, isinya senjata semua. Kaget juga saya. Yang pertama ditemuin adalah senjata laras panjang di bawah meja komputer,” kata Agung, Bendahara RT 007 RW 027, Kelurahan Harapan Jaya, saat ditemui, Selasa (15/8/2023) siang.
Dari penggeledahan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, ditemukan 11 pucuk senjata api laras pendek dan 5 senjata api laras panjang. Polisi juga turut menyita ratusan amunisi, magasin, dan ransel.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Komisaris Besar Aswin Siregar mengatakan, dari total 16 senjata itu, terdapat empat senjata api pabrikan, termasuk dari Pindad. Ada pula senjata api hasil modifikasi.
”Di senjata tersebut, ada 4 yang memang pabrikan, ada lima yang modifikasi. Modifikasi dari air gun menjadi senjata api penuh,” ucap Aswin.
Misteri kiriman paket
Sehari pascapenangkapan dan penggeledahan rumah DE, atau pada Selasa siang, pagar rumah DE tertutup rapat. Tak ada aktivitas apa pun di rumah itu.
Menurut Nana (20), salah satu warga yang rumahnya bersebelahan dengan DE, istri DE yang tengah hamil delapan bulan masih tinggal di rumah itu. Istri DE ditemani dua anaknya yang masih berusia di bawah 5 tahun.
”Istrinya tidak pernah keluar. Kami tidak pernah saling sapa. Anak-anaknya juga sangat jarang main di luar rumah,” kata Nana.
Nana hanya sering melihat DE yang biasanya setiap pagi keluar rumah untuk berangkat kerja atau saat sore hari ketika kembali dari tempatnya bekerja. DE juga sering hadir dalam acara atau kegiatan lingkungan, seperti kerja bakti.
Adapun terkait temuan belasan senjata dan amunisi di rumah DE, Nana menyebut, dirinya memang sering melihat ada kurir yang mengirim paket ke rumah DE. Paket yang dikirim ke rumah itu kerap diterima oleh mertua DE.
”Hampir setiap hari ada kiriman paket. Ukurannya lumayan, seukuran kardus yang kemarin disita polisi,” kata Nana.
Dari rekaman video yang diterima Kompas, saat polisi menggeledah rumah DE pada Senin siang, polisi menemukan sejumlah senjata hingga proyektil yang masih terbungkus. Senjata api hingga amunisi yang ditemukan itu sebagian masih tersusun rapi dalam kardus dan sejumlah kotak berwarna putih.
Tertutup
Ichwanul Muslimin, Ketua RT 007 RW 027, Kelurahan Harapan Jaya, mengatakan, DE sudah tinggal di wilayah mereka selama kurang lebih enam bulan. Namun, pihak pengurus wilayah hingga warga tak banyak berinteraksi dengan DE ataupun keluarganya.
”Kami juga tidak pernah lihat dia menerima tamu. Keluarganya juga tertutup. DE sendiri selalu pulang malam,” katanya.
Pengurus wilayah dan warga pun tak pernah curiga dengan aktivitas dari DE. Sebab, warga di perumahan itu pun setiap hari rata-rata sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, ditemui terpisah, mengatakan, pemerintah daerah bakal meningkatkan kewaspadaan menyusul adanya pelaku terorisme di wilayahnya. Pengurus wilayah di tingkat RT dan RW diharapkan kian aktif mengawasi pendatang baru.
”Kami tentunya akan terus melakukan edukasi kepada warga masyarakat untuk menjaga terus hidup harmonis dan waspada dengan pendatang yang hadir. Para ketua RT dan RW memegang peranan penting untuk bersama-sama mengidentifikasi. Biasanya, memang, dari hasil yang ada, orang-orang yang datang itu biasanya tertutup,” kata Tri.