Gerakan Sosial Tangkap-Sterilisasi-Lepas ”Anabul” Jalanan
Trap Neuter Release atau TNR, yang dapat diartikan menangkap, mensterilisasi, dan melepas kembali menjadi gerakan sosial untuk mengendalikan populasi hewan liar di perkotaan.

Seorang penumpang KRL mengelus kucing liar yang sudah disteril di Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023).
Masyarakat tidak hanya bisa menyejahterahkan hewan yang bisa dipelihara dengan memberi makan atau mengadopsi mereka. Kini, Trap Neuter Release atau TNR, yang dapat diartikan menangkap, mensterilisasi, dan melepas kembali menjadi gerakan sosial untuk mengendalikan populasi hewan liar di perkotaan. Tujuannya demi mencapai kesejahteraan hewan juga berdampak baik bagi manusia.
Pekan kedua Juli 2023, sebanyak 55 ekor kucing di sekitar Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, ditangkap oleh sepuluh sukarelawan Yayasan Let's Adopt Indonesia. Kegiatan itu diikuti sekitar sepuluh sukarelawan yang ikut dibantu warga dan pekerja di lokasi tersebut.
Kucing-kucing, baik jantan maupun betina, lalu dibawa ke beberapa klinik rekanan yayasan tersebut untuk disterilisasi, diobati, dan divaksinasi dengan waktu perawatan beberapa hari. Hampir seluruh kucing yang sudah pulih lalu dilepas kembali ke tempat asal mereka.
Di Stasiun Gondangdia, Senin (17/7/2023), kucing-kucing betina yang berkeliaran memiliki jahitan di sisi perut bagian kanan di atas sepetak kulit yang telah dicukur bulunya. Di salah satu ujung telinga mereka juga terdapat bekas potongan kecil. Tanda-tanda itu memastikan mereka adalah kucing-kucing yang telah menyelesaikan program TNR.
”Kemarin saya ikut bantu sukarelawan nangkepin kucing, bukan cuma yang di stasiun, tapi juga pasar depan sini,” kata Jaka (49), tukang ojek, di salah satu pintu masuk stasiun.
Baca Juga: Kucing, di Mana-mana Ada Kucing

Anggota komunitas Let's Adopt Indonesia menangkap kucing di kawasan Masjid Cut Meutia, Jakarta, Sabtu (8/7/2023).
Ia mengatakan, kucing di sekitar tempatnya biasa mangkal itu cukup banyak dan berupa-rupa kondisinya. Ada yang sering beranak pinak, ada yang cacat karena berkelahi dengan sesama kucing atau kecelakaan di jalanan sekitar stasiun yang ramai kendaraan.
Kucing-kucing tersebut tidak hanya hidup dari makanan sisa dari tempat usaha, tetapi juga makanan kucing yang diberi langsung oleh sejumlah penumpang kereta listrik yang berlalu lalang di stasiun, kata warga Ciledug, Tangerang, Banten, itu.
Kepedulian terhadap kesehatan kucing dalam gerakan sosial baru pertama kali diadakan untuk hewan-hewan berbulu di kawasan itu. Head of Operations Let's Adopt Indonesia Carolina Fajar mengatakan, program ini dilakukan berkat usulan dan dana dari masyarakat peduli kucing.
Tujuan utama dari program TNR ini adalah mengendalikan populasi kucing dengan sterilisasi. Seperti diketahui, kucing berkembang biak secara eksponensial. Pasalnya, kucing betina umumnya dapat melahirkan 12-16 anak kucing dalam siklus empat bulanan dalam setahun.
Baca Juga: Jumlah Kucing Mati di Sunter Terus Bertambah, Penyebab Masih Diinvestigasi
Kucing-kucing yang telah steril, menurut Carolina, akan lebih sehat karena dapat menekan risiko penyakit reproduksi dan hormon birahi yang memengaruhi perilaku kucing. Lalu, dengan tidak bisa beranak pinak, risiko penyebaran penyakit yang dibawa kucing ke manusia, seperti rabies hingga toksoplasma, juga bisa dikendalikan.
”Dampaknya memang enggak instan, baru akan terlihat bertahun-tahun kemudian. Tapi, ini efektif untuk atasi populasi berlebih dan membuat masyarakat lebih nyaman hidup bersama kucing,” tuturnya.
Namun, biaya TNR memang tidak murah. Untuk sterilisasi saja, dibutuhkan biaya mulai dari sekitar Rp 200.000 per ekor kucing di fasilitas kesehatan hewan resmi.

Anggota Let's Adopt Indonesia memasukkan kucing ke dalam keranjang setelah ditangkap di kawasan Gondangdia, Jakarta, Sabtu (8/7/2023).

Seekor kucing betina dengan bekas jahitan di perut tidur di bangku halte bus di kawasan Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023).

Seekor kucing liar yang sudah disteril dan dilepaskan kembali di Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023).
Tantangan TNR
Program TNR semacam ini mulai intensif digerakkan Let's Adopt Indonesia pada 2021, atau sepuluh tahun setelah yayasan yang awalnya berbentuk komunitas ini terbentuk. Program ini sarat akan kebutuhan biaya dan sumber daya manusia yang besar.
Mengumpulkan donasi untuk sterilisasi dan vaksinasi memang bukan perkara mudah. Dari pengalaman mereka, masyarakat umum lebih responsif ketika mereka membutuhkan dana untuk menyelamatkan hewan yang sudah sakit.
Namun, tantangan tersebut tidak menghentikan mereka. Sepanjang 2023 saja, mereka sudah melakukan enam kegiatan TNR untuk 1.349 ekor kucing dan tiga kegiatan sterilisasi disertai vaksinasi gratis untuk 1.538 ekor kucing dan 27 ekor anjing. Kegiatan itu tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga sampai ke wilayah Jawa Tengah, seperti Semarang, Kudus, dan Batang.
Program terbesar di 2023 adalah TNR di sekitar Kebun Raya Bogor di Kota Bogor dan Kampus Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat. Di kedua tempat itu, Let's Adopt Indonesia dibantu sukarelawan lokal menangkap, mensterilisasi, dan melepas kembali masing-masing 533 ekor kucing dan 255 ekor kucing.
Pemerintah menurut kami peduli, tetapi mereka juga terbatas secara dana, kami mengerti. Jadi, kita masyarakat perlu berkontribusi. (Carolina)
Kegiatan massal itu dilakukan atas dukungan dana dari organisasi nirlaba asal Amerika Serikat, Neighborhood Cats, yang diajukan Let's Adopt Indonesia. Bantuan masyarakat yang masuk lewat platform donasi daring juga ikut membantu kegiatan tersebut. Adapun bantuan pemerintah daerah melalui dinas terkait memang tidak banyak masuk.
”Komunitas seperti inilah yang bisa mendukung pemerintah agar bisa menyejahterakan hewan dan manusia. Pemerintah, menurut kami, peduli, tetapi mereka juga terbatas secara dana, kami mengerti. Jadi, kita masyarakat perlu berkontribusi,” ujar Carolina.

Seorang anak memeluk kucing liar di RW 005 Sunter Agung, Jakarta Utara, Rabu (19/7/2023).
Komunitas peduli kesejahteraan kucing, Cat Rescue, juga baru beberapa tahun belakangan menggalakkan TNR, sebagai salah satu aktivitas komunitas mereka. Devin Maeztri, inisiator Cat Rescue, saat dihubungi terpisah, mengatakan, ia pertama kali mengenal metode TNR sekitar 2015.
Namun, ia dan beberapa rekan di komunitasnya baru serius melaksanakan kegiatan TNR pada 2019, seiring dengan semakin banyaknya dokter hewan yang pro terhadap sterilisasi hewan. ”Akhirnya, kami merambah ke sterilisasi kucing di ruang publik,” ujarnya.
Program TNR yang mereka lakukan memang hanya skala kecil di tiga daerah, yaitu di Depok, Menteng, dan Tanjung Barat. Menurut dia, TNR menjadi solusi terbaik dibandingkan hanya memberi makan atau ”membuang” kucing ke shelter atau tempat penampungan hewan yang belum dapat dipastikan integritasnya.
”Kalau punya rezeki lebih, jangan hanya street feeding (memberi makan di jalanan). Coba dibarengi menyisihkan uang untuk TNR. Mulai dari kucing betina, satu per satu. Ini bagaimana kita bisa berkontribusi positif dengan hal kecil, tetapi konsisten,” ujar Devin.
Baca Juga: Menangkal Rabies Kembali ke Jakarta
Di samping TNR, Cat Rescue juga mencarikan pengadopsi untuk kucing jalanan yang ditangkap. Ini terkhusus untuk kucing berkebutuhan khusus, seperti anak kucing, kucing sakit, kucing hamil, atau kucing senior, ataupun kucing yang tempat tinggalnya sangat berbahaya. Informasi ini mereka rajin bagikan lewat laman resmi mereka Catrescue.id dan kanal media sosial.
Dalam hal adopsi, kata Devin, mereka memastikan hak adopsi diberikan dengan syarat dan pengawasan ketat. Mereka biasanya akan melakukan survei kondisi rumah hingga memastikan calon pengadopsi menyiapkan kebutuhan kucing adopsi. Hal ini untuk memastikan pemindahan tempat tinggal kucing tidak menambah masalah bagi si anak bulu alias anabul yang telah diselamatkan itu. Anabul disematkan pada hewan peliharaan berbulu menggemaskan, termasuk anjing, kucing, dan hamster.
2,8 juta ekor
Penanganan kesejahteraan kucing juga menjadi perhatian pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP). Dinas ini mencatat, populasi kucing tahun 2021 sekitar 2,8 juta ekor atau setara 25 persen populasi penduduk Ibu Kota.

Populasinya dalam dua tahun terakhir diyakini jauh lebih banyak. Kondisi serupa terjadi di sekitar Jakarta dan kota lain di Indonesia (Kompas, 14/7/2023).
Beberapa program Dinas KPKP DKI dalam pendekatan pencegahan penularan rabies dilakukan dengan sterilisasi dan vaksin, yang bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, dokter hewan praktisi, klinik hewan, dan komunitas penyayang hewan. Sampai Juni 2023, sebanyak 3.532 ekor kucing sudah disteril.
Adapun untuk vaksinasi sampai periode sama sudah dilakukan kepada total 20.432 ekor hewan vektor virus rabies, yakni kucing, anjing, kera, dan musang. Kucing mendominasi hewan yang sukses vaksin rabies dengan 13.802 ekor (67,5 persen), disusul 6.408 ekor anjing (31 persen), 119 ekor monyet (0,6 persen), dan 84 ekor musang (0,4 persen).
Baca Juga: Vaksinasi Hewan Gratis Menjaga Jakarta Tetap Bebas Rabies