LPS Monas Half Marathon Lebih dari Sekadar Lomba Lari
Ajang LPS Monas Half Marathon tidak hanya lomba lari, tetapi juga menjadi momentum bagi warga Jakarta untuk mengenal lebih jauh tentang sistem penjaminan simpanan uang mereka di bank.
Oleh
Stephanus Aranditio
·5 menit baca
Selain untuk kesehatan jasmani, olahraga lari juga menjadi media interaksi sesama masyarakat. Di dalam interaksi itu mereka saling bertukar pesan yang menegaskan bahwa ajang lari adalah milik semua. Semangat itu menjadikan ajang lari Lembaga Penjamin Simpanan Monas Half Marathon yang digelar pada Minggu (2/7/2023) mendapat sambutan meriah dari warga DKI Jakarta.
Sejak subuh, sekitar 5.000 pelari mencuri perhatian warga di sepanjang rute dari Monas, Gambir, Lapangan Banteng, Jalan Cikini, Jalan Sudirman-Thamrin, hingga Istora Senayan. Dengan suara entakan kaki dan teriakan yel-yel dari masing-masing komunitas lari, mereka mengejutkan warga dari tidurnya lalu bangun keluar ke pinggir jalan melihat keramaian.
Beberapa warga Cikini kebingungan lingkungannya tiba-tiba dilewati ribuan pelari, mereka mengeluarkan gawai, merekamnya, lalu bertanya ke panitia dari harian Kompas dan petugas dari Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta yang mengamankan lintasan lari.
”Seru juga pagi-pagi lihat orang lari ramai-ramai begini, biasanya satu dua saja yang lari, ini ramai banget. Sayang masih terlalu subuh, kalau lebih pagi sedikit bisa mampir beli roti di sini banyak,” ujar salah satu warga, Bambang Purwanto, di trotoar depan Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (2/7/2023).
Dengan jersei serba putih oranye biru, para pelari ini membawa pesan untuk warga bahwa program penjaminan simpanan sangat penting bagi stabilitas sistem keuangan. Oleh karena itu, LPS hadir memberikan rasa aman dan kepercayaan bagi masyarakat.
LPS memilih olahraga lari sebagai sarana sosialisasi mereka karena lari sudah menjadi tren dan diminati oleh masyarakat luas sehingga menjadi salah satu media yang efektif bagi LPS untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai program penjaminan LPS.
”Kenapa kami pilih event-nya di Jakarta dulu? Karena berdasarkan survei yang kami punya, orang Jakarta itu lebih sedikit yang tahu LPS dibandingkan orang Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (2/7/2023).
Pengetahuan masyarakat terhadap program penjaminan simpanan sangat penting bagi stabilitas sistem keuangan. Jika masyarakat semakin tahu dan paham bahwa simpanannya di bank aman dijamin LPS, kepercayaan nasabah terhadap perbankan juga semakin kuat. Pada akhirnya, kepercayaan terhadap sistem perbankan tersebutlah yang akan menunjang stabilitas sistem keuangan nasional.
Lebih luas lagi, LPS Half Marathon ini juga berdampak bagi para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) sesuai dengan tema ”Restarts For Change” agar bangkit setelah pandemi yang mengungkung tiga tahun. Para pelari yang sudah mencapai garis finis di Istora Senayan langsung disambut oleh 10 stan dan 8 truk makanan UMKM.
Sambil merenggangkan otot dan pendinginan setelah menempuh lintasan sejauh 21,095 kilometer, mereka bisa menyantap sejumlah sajian dengan menukar kupon makan ke setiap UMKM. Sajiannya pun beragam, mulai dari bakso malang, jamu-jamuan, pempek, minuman buah, hingga roti buaya khas Betawi. Peserta tak perlu khawatir perutnya keroncongan.
”Ini kali pertama saya ikutan buka stan, biasanya hanya jualan di rumah di Cisauk (Tangerang Selatan). Dari jam dua subuh saya sudah di sini menyiapkan satu per satu porsi, ini ada 250 porsi untuk para pelari. Senang sekali bisa melarisi dagangan kami,” kata Titik Kurniasih, pemilik Bakso Malang Kurnia.
Ini pesan bagi semua pihak untuk bersama-sama mengingat dan menumbuhkan kembali semangat kejayaan yang dulu kental di kota Jakarta ke dalam diri kita masing-masing.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan bahwa Jakarta, kota metropolitan dengan berbagai masalahnya, tetap bisa dinikmati dengan cara berolahraga. Di LPS Monas Half Marathon, para pelari akan menikmati keindahan Kota Jakarta dengan rute lari yang melewati tempat-tempat bersejarah dan menjadi ikon Jakarta.
Setidaknya ada tiga patung yang menjadi ikon Jakarta sepanjang rute LPS Monas Half Marathon 2023. Pertama, Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, lalu Patung Tugu Tani di kawasan Menteng, dan Patung Pemuda di Bundaran Senayan.
”Ini pesan bagi semua pihak untuk bersama-sama mengingat dan menumbuhkan kembali semangat kejayaan yang dulu kental di kota Jakarta ke dalam diri kita masing-masing,” ucap Heru Budi.
Bagi Harian Kompas, penyelenggaraan lomba half marathon ini cukup unik dan menantang. Sebab, rute yang dilalui adalah kota Jakarta yang macet penuh polusi udara. Namun, dengan dukungan dari marshall, crew, manpower, dan tim medis yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang, LPS Monas Half Marathon bisa berjalan lancar.
”Awalnya kami ingin langsung maraton, tetapi kami mengukur karena kami belum pernah menyelenggarakan di Jakarta kami memilih half dulu untuk memastikan semua aman dan masyarakat Jakarta lebih siap,” ucap Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra.
Pejabat negara yang hadir adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Olahraga Dito Ariotedjo, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Mereka turut mendukung LPS Monas Half Marathon menjadi ajang lari nomor satu di Jakarta.
Pergelaran LPS Monas Half Marathon 2023 ini tersertifikasi Association of International Marathons and Distance Races (AIMS) bersama dengan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) sehingga capaian pelari tercatat secara resmi. Dua atlet nasional, yakni Robi Syianturi di kelompok putra dan Odekta Elvina Naibaho di putri, mampu mencatat waktu personal terbaik pada pergelaran perdana ini.
Robi meraih emas kategori nasional dan mencatat personal best (PB) dengan 1 jam 6 menit 51,6 detik. Angka ini hanya terpaut 25 detik dari rekor nasional (rekornas) milik Agus Prayogo dengan 1 jam 6 menit 26 detik yang diukir di Gold Coast Half Marathon, Australia, 7 Juli 2019.
Odekta naik ke podium ketiga kategori putri terbuka. Raihan ini mempertajam PB-nya dari 1 jam 23 menit 56 detik yang dicetak di Borobudur Half Marathon, Magelang, Jawa Tengah 18 November 2018 menjadi 1 jam 16 menit 40,84 detik.
Ini menjadi modal berharga bagi mereka menuju Kejuaraan Asia Atletik 2023 di Pattaya, Thailand, 12-16 Juli, yang menjadi pemanasan sebelum Asian Games Hangzhou, China 2022, 23 September-8 Oktober.