Perjalanan KRL Bertambah Per 1 Juni, KCI Diminta Jaga Keandalan Sarana
Dengan Gapeka Baru, Gapeka 2023, KAI Commuter akan menjalankan 1.133 perjalanan di pelayanan Jabodetabek. KAI Commuter diingatkan menjaga kenyamanan keselamatan layanan dengan strategi rekomposisi kereta.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mulai 1 Juni 2023, KAI Commuter menjalankan 1.133 perjalanan di lintas pelayanan Jabodetabek sesuai Grafik Perjalanan Kereta terbaru atau Gapeka 2023. Dengan jumlah perjalanan yang meningkat, saat kondisi sejumlah kereta siap pensiun, pengamat mengingatkan KAI Commuter menjaga kenyamanan dan keselamatan layanan, serta mendorong Kementerian Perhubungan mendesak Kementerian Perindustrian segera menyelesaikan masalah impor kereta bukan barang baru untuk menjamin ketersediaan sarana.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Deddy Herlambang, Selasa (30/5/2023) menjelaskan, melihat Grafik Perjalanan Kereta (Gapeka) 2023, setiap hari akan ada 1.133 perjalanan kereta di lintas pelayanan kereta komuter Jabodetabek. Untuk bisa melayani perjalanan sebanyak itu, KAI Commuter memang melakukan rekomposisi rangkaian kereta sehingga rangkaian kereta menjadi lebih pendek.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba, dalam keterangan kepada media, Senin (29/5/2023), menjelaskan, sebanyak 1.133 perjalanan itu akan dilayani dengan 98 rangkaian kereta atau train set. Penambahan perjalanan hingga 1.133 perjalanan untuk mengakomodasi target penumpang kembali ke satu juta penumpang atau lebih per hari.
Supaya perjalanan di semua lintas pelayanan kereta komuter terlayani, KAI Commuter menjamin ketersediaan dan keandalan sarana atau kereta. Strategi yang dilakukan KAI Commuter adalah melakukan rekayasa pola operasi dan perubahan pola perawatan.
Untuk pola perawatan, menurut Purba, kereta akan dirawat secara berkala pada Sabtu, Minggu, dan hari libur. Langkah itu untuk memaksimalkan perjalanan dan mengoptimalkan sarana.
Untuk rekayasa pola operasi dilakukan rekomposisi rangkaian kereta. Itu menjadikan akan lebih banyak rangkaian kereta yang terdiri atas 8-10 kereta per rangkaian kereta yang dijalankan.
Di sisi lain, dengan Gapeka 2023, KAI Commuter juga memperkecil headway atau jarak waktu antara kedatangan dan keberangkatan kereta. Lintas Computer Line Bogor menjadi 5 menit, lintas Commuter Line Cikarang menjadi 9 menit, lintas Commuter Line Rangkasbitung menjadi 12 menit, di lintas Commuter Line Tangerang menjadi 18 menit, serta lintas Commuter Line Tanjung Priok menjadi 18 menit.
”Headway yang diperkecil supaya tidak terjadi penumpukan,” kata Purba.
Deddy mengingatkan, dengan rekomposisi, rangkaian kereta yang dijalankan menjadi lebih pendek. Di sisi lain, hal itu juga akan membuat perawatan KRL secara berkala bisa dilakukan.
Meski demikian, dengan penambahan perjalanan KRL sesuai Gapeka 2023, dengan rangkaian kereta yang pendek penumpang KRL akan lebih padat dan berimpitan lagi bagai ”ikan pepes”. Situasi itu disebut Deddy menjadi tidak nyaman.
”Hal ini menjadi domain Kementerian Perhubungan untuk memastikan kinerja standar pelayanan minimum atau SPM KA harus konsisten. Maka, tidak ada salahnya Kementerian Perhubungan mendesak Kementerian Perindustrian untuk diizinkan impor,” ujar Deddy.
Kementerian Perhubungan harus mendesak Kemenperin untuk segera menyelesaikan kasus impor KRL sebagai barang bukan baru. ”Itu karena ketersediaan sarana KRL sudah darurat. Jangan sampai pelanggan KRL menjadi korban akibat buruknya pelayanan,” kata Deddy.
Purba menambahkan, untuk memastikan keandalan dan kesiapan sarana kereta, saat ini KAI Commuter bersama INKA tengah melakukan asesmen atas kereta-kereta yang hendak diretrofit. Tahun ini dan tahun depan ada 26 rangkaian kereta yang akan memasuki masa konservasi.
Kereta-kereta yang akan masuk konservasi akan dipensiunkan bertahap dan memerlukan kereta pengganti supaya pelayanan tidak terganggu. Lalu KAI Commuter sudah melakukan investasi senilai Rp 4 triliun untuk pengadaan kereta baru produksi INKA. Kereta-kereta baru itu ditargetkan siap bertahap mulai 2025.
Di sisi lain, KAI Commuter juga memikirkan untuk pengadaan kereta bukan baru atau kereta bekas dari Jepang. Namun, seperti dilansir dari Kompas.com tanggal 25 Mei 2023, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, keputusan mengenai rencana impor KRL bekas dari Jepang masih menunggu data dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT INKA (Persero).
Terhadap PT INKA, Erick meminta produsen kereta itu mendata kemampuannya memproduksi kereta. Selain itu, juga mendorong PT INKA melakukan perbaikan kinerja keuangan.
Kepada KAI Commuter, Erick meminta data terkait proyeksi pertumbuhan pengguna KRL selama lima tahun ke depan pascapandemi Covid-19. Apabila kedua data itu sudah keluar, Erick menginginkan adanya sinkronisasi data sehingga akan keluar keputusan jumlah yang bisa diproduksi di dalam negeri dan jumlah kereta yang diimpor.