Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diuji, Kecepatan Ditingkatkan Bertahap
Rangkaian kereta cepat Jakarta-Bandung mulai menjalani pengetesan. Pada Senin (22/5/2023), pengujian kecepatan kereta mulai ditingkatkan secara bertahap hingga nanti mencapai puncak kecepatan teknis, 385 km per jam.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sarana kereta cepat Jakarta-Bandung tengah menjalani tahapan pengetesan atau testing and commissioning. Diawali dengan pengetesan independen terhadap sarana dan prasarana, mulai Senin (22/5/2023) pengetesan kecepatan kereta ditingkatkan bertahap hingga nantinya menjadi 385 kilometer per jam.
Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti melalui keterangan tertulis, Selasa (23/5), menjelaskan, pelaksanaan testing and commissioning kereta cepat Jakarta-Bandung ditingkatkan kecepatan perjalanannya mulai Senin. Pengetesan dilakukan dengan menggunakan comprehensive inspection train (CIT) atau kereta inspeksi, dengan kecepatan ditingkatkan dari sebelumnya rata-rata 60 km per jam menjadi 180 km per jam.
Wakil Menteri 2 Kementerian BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam keterangan tertulis KCIC tersebut mengatakan, pengujian kali ini semuanya berjalan dengan lancar. Semua sistem berfungsi dengan baik, seperti keretanya, relnya, persinyalannya, dan kelistrikannya.
”Secara bertahap kecepatan perjalanan pengujian akan ditingkatkan hingga mencapai puncak kecepatan teknisnya di 385 km per jam. Untuk mencapai hal tersebut, peningkatan di beberapa aspek, seperti pagar pengaman dan sound barrier, perlu dilakukan penyempurnaan agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat saat KCJB melintas,” ujar Kartika.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, peningkatan kecepatan uji coba dapat dilakukan setelah semua persiapan awal pelaksanaan testing and commissioning berhasil diselesaikan.
”Berbagai pengetesan kesiapan sarana prasarana KCJB yang dilakukan sebelumnya sudah berjalan dengan lancar. Berdasarkan evaluasi, maka mulai hari ini (Senin, 22 Mei 2023) kecepatan perjalanan KA cepat mulai ditambah menjadi hingga 180 km per jam,” ujar Dwiyana.
General Manager Corporate Secretary KCIC Rahadian Ratry mengatakan, test commissioning adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam rencana pengoperasian KCJB, dilakukan secara bertahap. Di tahapan awal test commissioning, persiapan dilakukan terhadap pengujian integrasi sistem sarana, prasarana, fixed asset seperti signalling, telecomunication, catenary, OCC (operation control center), depo, dan stasiun.
Dalam proses itulah, kata Rahadian, dilakukan pengujian dan assessment sarana dan prasarana KA cepat serta integrasi sistemnya, termasuk uji dinamis perjalanan electric multiple unit (EMU) atau CIT yang dilakukan di sepanjang trase KCJB.
”Pada tahap awal sudah dilakukan independent test terhadap sarana dan prasarana terlebih dahulu untuk memastikan bahwa semua subsistem berjalan dengan normal sesuai standar dan spesifikasi yang telah ditentukan. Proses independent test tersebut sudah dimulai sejak April 2023,” ujar Rahadian.
Untuk memastikan tahapan pengujian dan assessment telah dilakukan dengan benar, lanjut Rahadian, KCIC menunjuk konsultan NERC dan CARS sebagai konsultan independen yang membantu pelaksanaan test commissioning proyek KCJB. NERC adalah asessor sarana dan prasarana, sementara CARS lebih sebagai konsultan yang melakukan assessment atas keselamatan sarana dan prasarana KCJB.
Uji dinamis dilakukan dengan menjalankan locomotive diesel (DMU) terlebih dahulu selama beberapa hari dengan kecepatan hingga 80 km per jam. Selanjutnya dijalankan EMU KCJB sebagai bagian tahapan test commissioning dengan kecepatan yang dibatasi sampai nantinya mencapai kecepatan teknis yang diizinkan, yaitu 385 km per jam.
Emir menambahkan, sebelum pengetesan kereta dengan meningkatkan kecepatan, pada 19 dan 20 Mei sudah dilakukan pengetesan hot sliding. Langkah ini untuk memastikan seluruh jaringan OCS KCJB yang sudah dialiri listrik bertegangan 27,5 kV pada Kamis (18/5) malam.
Hot sliding dilakukan dengan menjalankan EMU/CIT dalam kecepatan terbatas, yaitu rata-rata 60 km per jam dari Depo Tegalluar, Stasiun Tegalluar, hingga ke Stasiun Halim. ”Seluruh jaringan kelistrikan dites secara saksama agar tahapan tes dapat dilakukan ke tahap selanjutnya. Sekaligus melakukan pengujian fungsi subsistem lainnya,” ujar Emir.
Berdasarkan pelaksanaan testing and commissioning, Senin kemarin, Dwiyana melanjutkan, waktu tempuh antara Stasiun Halim dan Stasiun Tegalluar hanya sekitar 50 menit. Nantinya kecepatan akan terus ditambah hingga mencapai puncak kecepatan operasional di 350 km per jam, bahkan hingga mencapai puncak kecepatan teknisnya, yaitu hingga 385 km per jam.
Untuk mencapai angka tersebut, pengoperasian CIT akan terus ditingkatkan setiap harinya. Perjalanan dengan CIT difokuskan pada pengetesan integrasi sistem sarana dan prasarana. Seluruh aspek akan dicek apakah fungsinya normal dan dapat dilalui KCJB dengan kecepatan tinggi.
Satu rangkaian CIT KCJB terdiri dari delapan kereta. Fungsi berbagai kereta tersebut terdiri dari kereta satu untuk untuk kebutuhan pengujian lintasan, kereta dua untuk memeriksa sistem persinyalan dan komunikasi, kereta tiga untuk fungsi overhead catenary system (OCS) atau listrik aliran atas KCJB, kereta empat dan tujuh untuk ruang kerja, kereta lima berfungsi sebagai restorasi, kereta enam merupakan ruang pertemuan, dan kereta delapan untuk fungsi sinyal dan pengecekan integrasi rel-roda.
”Pelaksanaan testing and commissioning KCJB akan terus dilakukan oleh KCIC bersama para kontraktor dan konsultan independen. Kecepatan akan terus ditingkatkan secara bertahap untuk memastikan semua sarana dan prasarana yang dibangun dalam kondisi siap dioperasikan,” kata Dwiyana.