Banjir pesisir di utara Jakarta diprediksikan akan terjadi seiring berlangsung fase Bulan baru mulai 19 Mei 2023. Warga meminta agar peralatan, seperti pompa air, selalu siap untuk mengurangi dampak banjir bagi warga.
Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksikan fase bulan baru akan terjadi mulai 18-27 Mei 2023. Di wilayah Ibu Kota, fenomena cuaca tersebut berpotensi menimbulkan banjir rob mulai 19-24 Mei 2023. Warga di utara Jakarta meminta pemerintah untuk memastikan kesiapan peralatan untuk memitigasi dampak banjir tersebut.
Pemrakira cuaca maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Furqon Alfahmi, menerangkan, fenomena fase Bulan baru yang terjadi mulai besok, Jumat (19/5/2023), berpotensi meningkatkan pasang air laut. Hal tersebut dapat memicu banjir pesisir (rob) di beberapa wilayah pesisir di Indonesia.
Di wilayah Jakarta, potensi banjir rob diprediksi terjadi pada 19-24 Mei 2023. Dari pantauan di wilayah utara Jakarta, tinggi muka air ataupun water level akan naik setinggi 1,1 meter dari titik surutnya.
”Untuk di utara Jakarta, batasnya itu di 1 meter. Bila tinggi air melebihi itu, akan ada banjir rob,” ucapnya saat di Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Selain di Jakarta, banjir rob juga diprediksikan menerjang beberapa wilayah pesisir lainnya, seperti pesisir Banten dan Jawa Barat. Potensi banjir sendiri akan berbeda dari setiap waktu di setiap wilayahnya. Secara umum, dampak fenomena tersebut terhadap aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir.
”Akan berdampak pada aktivitas bongkar muat di pelabuhan serta tambak garam dan perikanan darat. Masyarakat diimbau waspada dan siaga,” katanya.
Fenomena fase Bulan baru berpotensi menyebabkan banjir pesisir sekitar pukul 20.00-00.00 WIB.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, wilayah pesisir yang akan terkena adalah kawasan Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing dan Kalibaru. Warga di kawasan tersebut pun diminta waspada, dan melaporkan kejadian, serta meminta bantuan apabila terjadi keadaan darurat.
”Fenomena fase Bulan baru berpotensi menyebabkan banjir pesisir sekitar pukul 20.00-00.00 WIB,” ucapnya.
Warga di Blok Empang, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, sendiri sudah tidak terlalu mengkhawatirkan dampak banjir rob di wilayahnya. Zainuddin (52), warga RT 010 RW 022 Muara Angke, menjelaskan, dirinya sudah terbiasa dengan luapan air yang biasa memasuki rumahnya saat posisi bulan tengah berada di antara Matahari dan Bumi (fase Bulan baru). Blok Empang dan Blok Eceng menjadi dua kawasan yang paling pertama terdampak banjir rob karena posisinya yang langsung bersebelahan dengan laut utara.
Awalnya ia dan warga lain cukup terganggu, tetapi kondisi sedikit membaik sejak kehadiran pompa air di pintu air Pasar Ikan dan di Pelabuhan Muara Angke. Sejak adanya pompa tersebut, penanganan banjir rob dalam dua tahun ke belakang relatif berjalan baik.
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air Jakarta, tinggi muka air di beberapa tempat tercatat dalam status Waspada dan Siaga. Data per Rabu (17/5/2023) pukul 17.00 WIB, status tinggi muka air di titik pemantauan Pasar Ikan berstatus Siaga, dengan tinggi 205 sentimeter. Di Pintu Air Marina, tinggi muka air tercatat berstatus Waspada dengan tinggi muka air 194 sentimeter.
”Beberapa warga juga memiliki pompa, dan dari pemerintah selalu ada pompa darurat. Intinya kalau pompa operasionalnya baik, kondisi aman. Lagi pula, kita juga sudah terbiasa, tetapi tetap waspada karena robnya juga kadang tinggi juga,” ujarnya.
Selain kehadiran pompa, rumah dan jalan di kawasan tersebut telah diuruk lebih tinggi agar air yang meluap tidak terlalu tinggi. Heni (30), warga RT 004 RW 022 Muara Angke menerangkan, dirinya dan masyarakat lainnya mengumpulkan uang secara swadaya untuk meninggikan jalan di sepanjang Blok Empang.
Baginya, banjir pesisir yang rutin melanda perkampungannya setiap tahun sudah diantisipasi cukup baik oleh pemerintah. ”Paling parah itu mungkin saat akhir tahun lalu, sisanya relatif masih belum berdampak parah,” ucapnya.