Genangan Air di Jalan Ceger Raya, Tangsel, Dua Tahun Tak Diatasi
Warga Jurangmangu Timur resah dengan genangan ini. Sejak dua tahun lalu sudah sering melapor, tetapi Pemerintah Kota Tangerang Selatan hanya memasang pompa dan jalan tetap tergenang.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Selama dua tahun warga Jurangmangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, geram dengan genangan yang tak pernah surut di Jalan Ceger Raya, persisnya di depan perumahan Mega Persada. Mereka mengeluh tidak ada tindakan nyata dari pemerintah meski sudah beberapa kali mengadu.
Di titik tersebut, air setinggi lebih kurang 10 sentimeter selalu menggenang di jalan sepanjang 100 meter walau dalam keadaan tidak hujan. Jika hujan, genangan bisa meluas hingga 200 meter di jalan. Airnya hitam pekat dan berbau tidak sedap khas air comberan.
Topografi wilayah ini berada di cekungan sehingga dengan saluran air yang buruk membuat air menggenang di jalanan. Sejumlah warga menyebut kondisi ini sudah berlangsung selama dua tahun sejak revitalisasi trotoar oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
”Semenjak trotoarnya bagus kayak gini, tetapi air tidak bisa mengalir ke sungai. Jadi, selokannya tidak lancar. Memang cuma genangan, tetapi sudah dua tahun sangat menganggu,” kata salah satu warga, Edi (38), Kamis (4/5/2023).
Genangan yang tak kunjung surut ini membuat jalan berlubang. Banyak pemotor yang naik ke trotoar untuk menghindari lubang. Edi yang berdagang soto di dekat genangan juga menjadi saksi banyak pemotor yang terjatuh dan terluka.
”Sehari bisa minimal lima kali orang jatuh. Saya lebih sering nolongin orang daripada melayani pembeli. Dagangan jadi sepi karena genangan bau orang malas makan. Ini ruko juga tutup,” kata Edi.
Pengendara mobil dan motor harus mengurangi kecepatan menjadi 10 km/jam untuk melintasi genangan ini. Lalu lintas pun tersendat dan mengakibatkan kemacetan semakin parah pada waktu pergi dan pulang kerja.
Ketua RT 002, Jurangmangu Timur, Giman mengatakan, warga sudah resah dengan genangan ini. Pengurus lingkungan juga sudah beberapa kali melaporkan hal ini kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan, tetapi sejauh ini hanya dipompa oleh Dinas Pekerjaan Umum Tangerang Selatan, lalu genangan kembali lagi.
”Warga berharapnya airnya bisa langsung dibuang ke Kali Cantiga dekat Pasar Ceger itu. Drainasenya kurang dalam makanya enggak sampai ke kali,” kata Giman.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan berjanji menyelesaikan permasalahan ini pada bulan ini. Saat ini proyek sedang dilelang agar segera bisa dieksekusi.
”InsyaAllah Minggu kedua dan ketiga Mei sudah mulai penanganan fisik untuk pembangunan,” kata Pilar saat meninjau lokasi, Selasa (2/5).
Pilar mengklaim, keluhan warga ini baru tersentuh sekarang karena menunggu anggaran yang sudah direncanakan dan disahkan pada 2023. Oleh karena itu, penanganan sementara dilakukan dengan memasang pompa untuk menyedot genangan.
Nantinya, sudut kemiringan drainase di bawah trotoar akan dibenahi. Selain itu, Kali Cantiga akan dilebarkan dari 4,5 meter menjadi 7,5 meter sekaligus dia juga merencanakan peninggian jembatan.
”Nah, ini sekarang kita ubah posisinya supaya drainase ini bisa mengikuti elevasi yang seharusnya. Jadi, air itu mengikuti gravitasi dan masuk ke Kali Cantiga,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tangsel, kondisi jalan raya di Tangsel sepanjang total 384,68 kilometer (km) secara umum dalam keadaan baik. Namun, panjang jalan dengan kondisi baik menurun setiap tahun, yaitu dari 376,85 kilometer (km) pada 2019 menjadi 374,46 km pada 2020 dan 347,55 km pada 2021.
Kondisi jalan raya di Tangsel yang rusak berat juga meningkat dari 0,70 km pada 2020 menjadi 1,86 km pada 2021. Kemudian jalan yang rusak sedang melonjak dari 5,86 km pada 2020 menjadi 32,99 km pada 2021.