Penembak Kantor MUI Gunakan ”Airsoft Gun”, Polisi Temukan Surat Berisi Keinginan Pelaku
Polda Metro Jaya bakal berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Koordinasi itu untuk menyelidiki potensi keterlibatan pelaku dalam jaringan terorisme.
Oleh
STEFANUS ATO, STEPHANUS ARANDITIO,
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya menyelidiki motif penembakan oleh Mustopa (60) di Kantor Majelis Ulama Indonesia Pusat, Selasa (2/5/2023) siang. Polisi menemukan sejumlah surat berisi keinginan pelaku.
Kondisi Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, di Pengangsan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa siang pukul 14.00, seusai insiden penembakan yang terjadi pada pukul 10.30 masih ramai. Warga berdatangan dan menjadikan kantor MUI yang dijaga polisi itu sebagai tontonan.
Akses masuk melalui dua gerbang kantor MUI pun masih terbatas. Salah satu pintu kantor tertutup dan pintu lainnya dibatasi dengan garis polisi. Garis polisi juga masih terpasang di pintu masuk utama kantor tersebut.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto mengatakan, pelaku penyerangan Kantor MUI berjumlah satu orang. Pelaku yang beraksi seorang diri itu menyerang anggota staf kantor MUI menggunakan airsoft gun.
”Ada butiran-butiran peluru dan tabung gas kecil. Ini biasa disebut airsoft gun, bukan senjata api. Namun, kami akan minta laboratorium forensik untuk menyelidiki jenis senjata ini,” kata Karyoto, di Kantor MUI Pusat, Selasa siang.
Menurut Karyoto, serangan bersenjata yang dilakukan pada Selasa pukul 10.30 itu mengakibatkan salah satu anggota staf di kantor MUI terluka akibat tertembak di punggung. Adapun pelaku penembakan dinyatakan meninggal seusai menjalani perawatan di Puskesmas Menteng.
”Saat pelaku diamankan, beberapa saat kemudian pingsan. Tersangka nanti kami otopsi. Apakah yang bersangkutan punya penyakit dan lain-lain, kami belum bisa menyimpulkan," katanya.
Selidiki dugaan terorisme
Karyoto mengatakan, Polda Metro Jaya belum mendapat profil lengkap mengenai tersangka. Namun, dari pemeriksaan awal, pelaku mengantongi identitas kependudukan dengan alamat tinggal di Provinsi Lampung.
”Anggota kami segera ke Lampung. Anggota akan berkoordinasi untuk (menggali) latar belakang yang bersangkutan,” ucap Karyoto.
Dari informasi awal yang dikumpulkan polisi, selain berdomisili di Lampung, polisi juga menemukan sejumlah surat. Surat-surat itu disebut berisi keinginan tersangka.
”Kami tidak bisa jelaskan satu-satu karena ini masih tingkat penyelidikan. Apakah surat-surat ini dibuat oleh yang bersangkutan karena ada beberapa,” tutur Karyoto.
Dari temuan beragam surat itu, Polda Metro Jaya bakal berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Koordinasi itu untuk menyelidiki potensi keterlibatan pelaku dalam jaringan terorisme.
”Kami tidak berani menyimpulkan. Tetapi, yang jelas yang bersangkutan menembakkan senjata api dan melukai satu orang,” katanya.
Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, penyerangan bersenjata yang terjadi di Kantor MUI mengakibatkan dua anggota staf bernama Bambang dan Haji Tri terluka. Bambang terluka terkena tembakan dan Tri terluka akibat terkena serpihan kaca.
”Dari kejadian ini, kami berharap dapat diusut tuntas, dapat mengembalikan kepercayaan publik mengenai jaminan keamanan publik. Tentu kita berharap tidak dijadikan ajang spekulasi,” katanya.