Hingga hari ketiga setelah Lebaran, aktivitas di sejumlah pasar tradisional di Jakarta belum normal. Pasar diperkirakan normal kembali pada hari kelima atau ketujuh setelah Lebaran.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Mayoritas aktivitas jual beli di sejumlah pasar tradisional di Jakarta tampak sepi hingga hari ketiga setelah lebaran, Senin (24/4/2023). Hanya tersisa sedikit pedagang yang tetap berjualan tetapi dengan keluhan sepi pembeli.
Senin pagi, di Pasar Palmeriam, Jakarta Timur, banyak lapak pedagang yang tutup. Di lantai dasar, terdapat sejumlah pedagang sayur dan daging masih bertahan.
Suhardy (44), pedagang daging sapi, mengungkapkan, banyak rekannya yang memilih tutup seiring dengan jumlah pembeli yang menurun sejak tiga hari sebelum Lebaran.
”Pembeli semakin sepi. Hanya beberapa pedagang yang bertahan. Mungkin sebagian pedagang juga ikut mudik,” kata Suhardy.
Keluhan pembeli yang sepi juga diungkapkan penjual ikan tawar, Ahmad Yusdede (35). Menurut dia, setelah Lebaran jumlah pembeli ikan jauh menurun. Jika biasanya, ikannya bisa habis terjual 10-12 kilogram dalam sehari, kini hanya 2-4 kilogram.
Dalam situasi tersebut, Yusdede mengakali dengan berjualan di kawasan lain. ”Biasanya jualan di sini cuma sampai jam 11-12. Setelah itu cari kawasan perumahan yang masih ramai penghuninya,” ucap Yusdede.
Pemandangan tidak jauh berbeda juga terjadi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tampak sejumlah lapak pedagang masih dalam keadaan tertutup. Salah seorang pedagang, Rusmandi (46), mengatakan, pedagang pasar banyak juga yang mudik.
”Masih sepi. Apalagi pembeli saya banyak pengusaha rumah makan. Para pemilik rumah makan tersebut sepertinya ikut pulang kampung juga,” kata Rusmandi.
Adapun mayoritas pengunjung yang masih datang di Pasar Kebayoran Lama terlihat melakukan aktivitas di lapak-lapak penjual sayur. Menurut seorang penjual sayur, Supatmi (56), jumlah pembeli di lapaknya cenderung masih normal.
Supatmi mengungkapkan, permintaan untuk sayuran dan bumbu-bumbu dapur selalu ada, bahkan saat libur Lebaran. ”Pembeli selalu butuh sayuran yang segar. Meskipun jumlah pembeli secara umum berkurang, karena pedagang juga berkurang sehingga (jumlah pembeli) di sini cenderung normal,” ujar Supatmi.
Di sisi lain, sejumlah pembeli mayoritas yang masih berbelanja ke pasar merupakan warga yang tidak memilih mudik. Dairoh (54), warga Pesanggrahan, Jakarta Selatan, merasa masih perlu membeli bahan makanan kendati persediaan makanan lebaran masih melimpah.
”Sebenarnya makanan lebaran, seperti rendang dan opor, masih banyak di rumah. Namun, orang rumah bosan juga, akhirnya sekarang belanja lagi sayuran,” ucap Dairoh.
Hal yang sama diungkapkan Ratna (33), warga yang berbelanja di Pasar Palmeriam. Ratna yang tidak mudik harus segera memastikan persediaan di dapurnya sebelum hari kerja kembali dimulai pada 26 April 2023.
”Rabu sudah mulai kerja, jadi mulai hari ini stok makanan di rumah harus mulai dipastikan kembali,” ujar Ratna.
Nyaris tutup total
Pasar Sayur Cipulir, Jakarta Selatan, dan Pasar Matraman Kebon Kosong, Jakarta Timur, justru terlihat nyaris tutup total. Darmani (41), pedagang di Pasar Sayur Cipulir, mengungkapkan, mayoritas pedagang merupakan pendatang sehingga saat momen Lebaran selalu sepi.
Ini fenomena yang sering terjadi setiap tahun, apalagi banyak masyarakat yang memilih mudik. (Ngadiran)
”Ini kan pasar kecil, pedagang dan pembeli sebagian besar merupakan warga pendatang. Beberapa pedagang yang punya kerabat di Pasar Kebayoran Lama pindah jualan ke sana hingga waktu libur Lebaran berakhir,” ucap Darmani.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Pasar Ngadiran mengungkapkan, aktivitas pasar yang sepi menjadi hal lumrah saat libur Lebaran.
”Ini fenomena yang sering terjadi setiap tahun, apalagi banyak masyarakat yang memilih mudik,” ujar Ngadiran.
Selain itu, menurut Ngadiran, sebagian besar warga yang tidak mudik biasanya sudah punya persediaan bahan makanan yang cukup hingga waktu libur Lebaran usai.
Warga yang masih tetap berbelanja pasti akan menurunkan volume belanja berkaitan dengan tidak meratanya pembagian tunjangan hari raya di kantor dan perusahaan di Jakarta.
”Prediksi saya, aktivitas pasar akan normal kembali 5-7 hari setelah Lebaran,” kata Ngadiran.