Di Ibu Kota, musibah kebakaran saat hari besar keagamaan terjadi berulang. Momen hari kemenangan yang sejatinya dirayakan dengan penuh sukacita berubah dalam hitungan detik.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
Amukan si jago merah tak pernah mengenal waktu. Di Ibu Kota, musibah kebakaran saat hari besar keagamaan terjadi berulang. Momen hari kemenangan yang sejatinya dirayakan dengan penuh sukacita berubah dalam hitungan detik.
Di Kampung Nelayan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, ada sekitar 218 bangunan rumah warga yang luluh lantak dilahap api. Sebanyak 40 keluarga yang harusnya menikmati momen Lebaran bersama keluarga di rumah masing-masing pun terpaksa mengungsi.
Musibah kebakaran itu terjadi saat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah atau tepat pada Sabtu (22/4/2023) dini hari. Saat api pertama kali merambat, sebagian besar warga masih tidur dan ada yang sudah bersiap menyambut Idul Fitri. Sebagian warga berada di masjid dan mushala untuk mengumandangkan takbir hari raya.
Pada Sabtu siang, di lokasi pengungsian, sejumlah warga masih sulit untuk berdamai dengan musibah itu. Arsyiah (43), salah satu penyintas kebakaran tak menyelamatkan satupun barang di rumahnya. Dia bergegas menyelamatkan diri dan dua putranya yang saat itu sedang menemaninya menjaga warung.
”Semuanya lenyap, bahkan baju buat anak shalat semuanya ludes. Begitu pun makanan lebaran, mulai dari opor, rendang, sop, semuanya habis,” ujar Arsyiah.
Amukan si jago merah saat Lebaran juga melanda sejumlah rumah penduduk hingga rumah toko di Bekasi, Jawa Barat. Dari data Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi, pada Jumat (21/4) dan Sabtu (22/4), kebakaran terjadi di tiga tempat berbeda, yakni dua ruko di Pasar Pondok Gede (Pondok Gede), satu unit perumahan di Perumahan Alianda (Bekasi Utara), dan satu unit rumah PUP Sektor 5, di Babelan, Kabupaten Bekasi. Penyebab kebakaran di tiga tempat itu diduga akibat korsleting listrik.
Berulang
Musibah kebakaran saat hari raya di Ibu Kota dan wilayah sekitarnya terjadi berulang. Pada momen Lebaran 2022, warga di Pasar Gembrong dan warga wilayah RT 002, 003, 004, 005, dan 006 RW 001, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, pun terpaksa merayakan Lebaran di pengungsian akibat amukan si jago merah.
Kebakaran yang terjadi pada 24 April 2022 itu menghanguskan 400 bangunan pertokoan dan rumah permanen ataupun semipermanen. Warga yang terdampak saat itu mencapai 450 keluarga atau sekitar 1.000 jiwa. Mereka mengungsi ke kerabat, tenda pengungsi, hingga tepi jalan.
Kebakaran di Pasar Gembrong saat itu menghapus rencana warga menyambut lebaran sembari menikmati opor ayam, mudik untuk berkumpul bersama keluarga, atau menjalin silhaturahmi. Musibah itu juga turut memupus mimpi warga yang ingin meraup rezeki saat hari raya.
Pedagang Pasar Gembrong biasanya meraup keuntungan besar saat Lebaran. Pasar itu sebenarnya unik lantaran menjadi salah satu pusat grosir mainan di Jakarta. Saat Lebaran, tempat itu kerap jadi sasaran warga Jakarta yang bakal berburu aneka mainan.
Beragam musibah kebakaran yang kerap melanda permukiman di Ibu Kota sejatinya sudah diantisipasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta pun setiap tahun saat menjelang Lebaran selalu mengingatkan warga untuk waspada.
Berkaca dari Ramadhan 2023, tercatat ada 124 kejadian kebakaran. Dari ratusan kejadian itu, bangunan perumahan menjadi objek yang paling banyak terbakar dengan dugaan penyebabnya akibat korsleting listrik. Ada juga penyebab kebakaran akibat kebocoran instalasi gas dan aktivitas membakar sampah.
Dari beragam penyebab tersebut, upaya antisipasi yang dapat dilakukan, yakni tidak meninggalkan kompor yang sedang menyala atau memastikan kompor tak berfungsi saat akan meninggalkan rumah atau beristirahat. Pemilik rumah juga diimbau untuk memperhatikan instalasi tabung gas, melepas regulator, serta mencabut steker dari stop kontak jika tidak terpakai.