Delapan Jam, Lama Waktu Merevitalisasi Jalur Transjakarta
Dinas Bina Marga DKI bekerja sama dengan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk untuk memperbaiki jalur Transjakarta Koridor 1-14. ”Speedcrete” jadi metode yang digunakan demi mempersingkat waktu pengerjaan menjadi 8 jam saja.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Bina Marga DKI Jakarta menggandeng PT Solusi Bangun Indonesia Tbk untuk merevitalisasi jalur bus Transjakarta. Pengerjaan akan dilakukan selama delapan jam agar tak mengganggu lalu lintas sekaligus operasional Transjakarta.
Revitalisasi jalur bus Transjakarta paket satu akan menjangkau koridor 1-14. Kontraktor pelaksana adalah PT Pendawa Lestari Perkasa (PLP) sebagai anak perusahaan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI). Konsultan pengawas dilakukan PT Alfriz Auliatama.
Jalur Transjakarta Bundaran HI jadi titik awal proyek revitalisasi ini. Direktur Utama SBI Lilik Unggul Raharjo mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan speedcrete. Metode ini diklaim dapat mempersingkat waktu dalam pengecoran beton sehingga berdampak positif bagi lingkungan dan menekan dampak ekonomi.
Selama ini, pengerjaan normal perbaikan jalan dengan pengecoran beton memakan waktu lebih dari 20 hari. Hal tersebut menimbulkan berbagai dampak, antara lain kemacetan, sehingga meningkatkan jumlah emisi kendaraan.
”Kami sebut menggunakan speedcrete, di mana revitalisasi hanya memakan waktu delapan jam. Jadi, dikerjakan, insya Allah, nanti malam dini hari, besok pagi sudah dilewati,” ujar Lilik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (14/4/2023).
Lilik menambahkan, pengerjaan Koridor 1-14 bus Transjakarta diperkirakan memakan waktu 40 hari. Selain itu, speedcrete memanfaatkan semen ramah lingkungan.
Metode ini bukan kali pertama digunakan, sebab telah diterapkan PT Holcim Indonesia sejak 2014 sebelum diambil alih Semen Indonesia Group pada 2019. Setelah itu, PT Holcim Indonesia yang berubah nama jadi SBI tetap memanfaatkan cara serupa. Total pengerjaan jalan yang telah dilakukan mencapai 150 kilometer (km).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo mengatakan, kondisi jalan bus (busway)yang mulai rusak karena selalu dilewati Transjakarta dengan beban berat jadi pertimbangan revitalisasi ini.
Metode speedcrete dinilai dapat menyesuaikan mobilitas bus Transjakarta. ”Bus tidak boleh terhenti, harus jalan terus jadi menggunakan speedcrete yang sampai delapan jam pelaksanaan (perbaikan) sampai bisa dilintasi,” tuturnya.
Heru meyakini, meski perbaikan jalan beton dilakukan selama delapan jam dengan ketebalan beton 20 cm, tetapi kualitasnya setara dengan pengerjaan selama 21 hari. Hal ini telah diuji PLP sebagai pihak pelaksana proyek sekaligus yang bertanggung jawab selama masa pemeliharaan selama dua tahun, seusai revitalisasi dilakukan.
Upaya pencegahan ketika hujan terjadi dilakukan dengan menutupi pengecoran beton dengan terpal. Sebab, jika beton terguyur air hujan, pengerjaan tak akan berjalan efektif.
Sehari sesudahnya, pengerjaan revitalisasi jalur Transjakarta Bundaran HI memang telah tuntas. Namun, jalur tersebut tak serta-merta dapat digunakan sejak pagi hari.
Menurut petugas Transjakarta, Arbi, perbaikan jalan baru selesai Sabtu (15/4/2023) sekitar pukul 08.00. Alhasil, bus-bus Transjakarta untuk sementara tak dapat melintas jalur yang baru direvitalisasi guna menjaga kekuatan beton yang baru dicor. Ia menyebut, bus dapat melintas mulai pukul 15.00. Walau demikian, perubahan jalur sementara dari busway ke jalan raya dinilai tak mengganggu operasional perjalanan.
Sekitar pukul 13.15, jalur bus yang baru diperbaiki memang masih lunak ketika diinjak. Banyak bekas pijakan sepatu terlihat di atas beton tersebut. Ada pula kerucut lalu lintas, lengkap dengan garis pembatas yang memisahkan jalur bus dengan jalan raya sebagai penanda jalan masih belum dapat dilewati.
Kami berusaha (supaya) tidak ada lubang lagi. Jadi, kalau memang ada lubang-lubang, segera laporkan ke kami, akan kami selesaikan.
Target 2023
Dalam acara yang sama, Heru turut menjabarkan sejumlah program kerja Bina Marga, baik rampung pada 2023 maupun berlanjut pada 2024. Peningkatan kualitas infrastruktur, seperti jalan hingga penerangan lampu jalan, menjadi tanggung jawab instansi yang dipimpinnya.
Heru mengakui bahwa sebagian jalan di DKI Jakarta dalam kondisi kurang baik. Oleh karena itu, pihaknya berjanji akan merapikan dan mengaspal kembali jalan-jalan tersebut. Jalan-jalan yang masih berlubang juga mendapat perhatian khusus.
”Kami berusaha (supaya) tidak ada lubang lagi. Jadi, kalau memang ada lubang-lubang, segera laporkan ke kami, akan kami selesaikan,” kata Heru.
Selain itu, pada 2023-2024, Dinas Bina Marga DKI Jakarta akan membangun jalan tembus (missing link) di 10 titik. Saat ini sudah ada dua kegiatan missing link yang dikerjakan di Jakarta Utara.
Dalam tahun ini, instansi tersebut menargetkan akan membangun empat jalan tembus. Pertama, jalan tembus Pengangsaan Dua-Boulevard-Kelapa Gading-Terminal Pulogadung, kemudian berlanjut proyek kedua, yakni jalan tembus Rusun Pulo Gebang-Jalan Sejajar Tol. Ketiga, ada jalan tembus KH Mas Mansyur-Jenderal Sudirman diikuti pembangunan jalan tembus Pemuda-Waru.
Dinas Bina Marga bertanggung jawab untuk menata jalan-jalan protokol dan jalan nasional yang diserahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR). Jalan-jalan itu kini di bawah kendali Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Hal tersebut mencakup perapian galian-galian yang mengganggu keindahan jalan. Akibatnya, sejumlah kecelakaan terjadi. ”Kami akan menertibkan galian-galian yang liar,” ujar Heru.