Pemudik Diprediksi Naik, Jakarta Maksimalkan Layanan Angkutan Bus
Kesiapan ini salah satunya dengan menyiapkan uji untuk pengemudi dan alat uji KIR kendaraan keliling di terminal hingga pol bus.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta siap melayani masyarakat yang hendak mudik di masa lebaran tahun ini dengan angkutan umum bus antarkota antarprovinsi. Layanan pengujian kelayakan jalan hingga bus untuk mudik gratis disediakan.
Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menunjukkan, jumlah pemudik dari wilayah Jabodetabek meningkat 12 persen menjadi 56 persen atau 18 juta penduduk di Lebaran tahun ini dibandingkan tahun 2022. Sebagian besar pemudik yang diprediksi itu berasal dari Jakarta.
”Pemda siap mengantarkan warga ke kampung halaman,” kata penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dalam kegiatan peninjauan sarana prasarana transportasi di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2023) sore.
Kegiatan itu turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy beserta para pejabat terkait di Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Kesiapan ini salah satunya dengan menyiapkan uji untuk pengemudi dan alat uji KIR kendaraan. Alat uji KIR yang akan keliling di terminal hingga pol bus ini dapat melaksanakan sembilan item uji mekanis, seperti pengecekan kadar emisi, pengecekan lampu, klakson, dan rem.
Tes tersebut pun dicontohkan pada salah satu bus tujuan Banjar. Proses uji kelayakan kendaraan berlangsung sekitar 30 menit. Sopir bus bisa segera mendapatkan hasilnya dan berkoordinasi dengan operator untuk melakukan perbaikan sebelum bisa kembali diuji dan beroperasi jika lolos.
”Bus-bus lain yang akan berangkat harus diuji seperti ini, mulai dari syarat kelayakan pengendara atau sopir, termasuk persyaratan surat-surat, uji kelayakan kendaraan, kondisi rem, mesin, hingga gas buang, agar memenuhi standar,” kata Muhadjir, pada kesempatan sama.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, penempatan alat uji KIR bergerak ini untuk mengakomodasi banyaknya bus yang belum lulus uji belakangan ini. Sebanyak 1.500 bus dari total 2.258 bus yang berbasis di Jakarta yang mengikuti uji kelayakan kendaraan hanya 20 persen yang lolos.
”Kami sudah berkoordinasi dengan PO (perusahaan otobus) yang sudah periksa dan tidak lulus inspeksi keamanan. Kami meminta segera perbaiki bus agar ketika masa angkutan Lebaran yang dibuka pada 14 April besok keseluruhan bus yang beroperasi dari Jakarta sudah layak jalan dan siap melayani masyarakat yang akan mudik,” kata Syafrin.
Pemerintah juga akan mengawasi penetapan tarif penumpang bus pada masa mudik agar sesuai standar yang ditetapkan. Syafrin memastikan tiket bus kelas ekonomi tidak ada kenaikan tarif melebihi 50 persen. Adapun untuk non-ekonomi, tarif batas atas bisa diterapkan sesuai mekanisme pasar.
”Untuk bus ekonomi memang akan ada peningkatan, tapi kalau melebihi bisa dicabut izin trayeknya, menurut aturan Ditjen Hubdat Kemenhub. Kami juga mengimbau operator yang melayani bus non-ekonomi tidak sesuka-sukanya menaikkan tarif. Tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat yang akan mudik menggunakan angkutan bus tahun ini,” ujarnya.
Dari agen Terminal Kampung Rambutan, tarif tiket bus pada masa mudik Lebaran sudah mulai mengalami kenaikan. Kenaikan berkisar antara Rp 40.000 dan Rp 100.000 bergantung pada jenis kendaraan dan periode pembelian. Kenaikan tarif antara lain akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.
Bus gratis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga kembali membuka layanan mudik dan balik gratis dengan angkutan bus. Saat ini terjadi kenaikan penumpang hingga 28.000 pemudik dari target awal 19.280 pemudik yang berangkat dan kembali ke Jakarta. Kenaikan itu tercatat dari pendaftaran yang sudah dimulai sejak 24 Maret 2023.
Untuk mengantisipasi lonjakan peminat layanan mudik dan balik gratis, Pemprov DKI juga akan menyiapsiagakan 170 bus tambahan. Bus itu akan ditempatkan di terminal-terminal. Penambahan ini diharapkan membantu menampung pemudik yang kemungkinan tidak dapat ditampung 2.258 bus yang berbasis di Jakarta.
”Jadi, ada peningkatan signifikan (penumpang) yang kami antisipasi agar tidak ada penumpukan di terminal karena bus kurang. Ini bukan untuk mengambil porsi angkutan umum reguler. Bus bantuan akan masuk ke terminal dan mengangkut masyarakat yang menunggu lama karena tidak bisa membeli tiket dari operator,” kata Syafrin.