Integrasi Antarmoda Diharapkan Mengurai Kusutnya Lalu Lintas Jakarta
Integrasi LRT Jabodebek dengan moda lain akan maksimal atau membuat warga perlahan beralih dari kendaraan pribadi jika frekuensi perjalanan tinggi atau jeda antar-perjalanan rapat, hingga tersedia akses yang memadai.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Kendaraan terjebak macet di Jalan Kebon Jati, Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (20/3/2023). Menjelang bulan Ramadhan, pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini mulai dipadati calon pembeli kembali untuk berbelanja pakaian.
JAKARTA, KOMPAS — Ruas jalan reguler dan jalan tol di Jakarta lebih padat seiring kembalinya aktivitas pekerja dan anak sekolah seusai libur Nyepi dan cuti bersama. Integrasi lintas raya terpadu atau LRT Jabodebek dengan angkutan massal menuju Jakarta menjadi salah satu upaya pemerintah mengurai kepadatan hingga kemacetan.
Upaya tersebut akan maksimal atau membuat warga perlahan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum jika frekuensi perjalanan tinggi atau jeda antarperjalanan rapat hingga tersedia akses yang memadai untuk menuju stasiun.
Kepolisian Daerah Metro Jaya memantau kepadatan terjadi di ruas jalan reguler ataupun jalan tol, seperti pada Senin (27/3/2023). Diperkirakan, puncak kemacetan akan terjadi mulai pukul 15.30 hingga pukul 17.00.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pekan lalu, meninjau proyek LRT Jabodebek di Stasiun LRT Halim, Jakarta Timur, untuk memastikan integrasi antara LRT, Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), dan antarmoda menuju Jakarta.
Integrasi menjadi penting lantaran angkutan massal perkotaan dan antarkota akan berjalan baik melalui koordinasi yang intensif. Apalagi selain proyek pembangunan, Stasiun LRT Halim juga merupakan titik jumpa kereta dari Dukuh Atas dan dari Bekasi bagi warga yang hendak menuju Bandung.
Integrasi LRT Jabodebek dengan angkutan massal menuju Jakarta itu diyakini memberikan dampak positif, yakni menekan angka kemacetan di Jakarta. Sebab, warga dari Bekasi, Bogor, atau Bandung bakal beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Heru menyebutkan, warga akan merasakan manfaat begitu LRT Jabodebek rampung tepat pada waktunya. Salah satunya kendaraan pribadi yang masuk Kota Jakarta akan berkurang lantaran warga beralih ke angkutan massal.
”Mohon dukungan semua lapisan, ini adalah golden time sampai Oktober 2023, semoga bisa tepat waktu serta di posisi November, Desember, dan seterusnya bisa mengurangi kemacetan yang ada di dalam kota,” kata Heru.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Uji coba LRT Jakarta, Bogorm, Depok, Bekasi (Jabodebek) di lintas pelayanan 2 Cawang-Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (15/3/2023). Setelah lima tahun persiapan, LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada Juli 2023.
Setidaknya ada enam hal krusial agar integrasi LRT Jabodebek dengan angkutan massal ataupun antarmoda optimal, menurut Aditya Dwi Laksana, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Jalan Antarkota.
Pertama, frekuensi perjalanan atau jeda antarperjalanan (headway LRT) harus tinggi atau serapat mungkin. Kedua, waktu tempuh sesingkat mungkin dibandingkan dengan moda transportasi lain.
Ketiga, konektivitas antarmoda mesti bagus dengan angkutan lain di dalam Kota Jakarta, seperti KRL, MRT, Transjakarta, dan KCIC. Keempat, konektivitas stasiun-stasiun LRT di daerah suburban atau pinggiran Jakarta harus bagus dengan angkutan umum kawasan permukiman dan tersedia parkir perpindahan moda atau park and ride dengan tarif datar yang terjangkau.
Kelima, tarif LRT terjangkau dengan Public Service Obligation atau subsidi berdasarkan sistem progresif sesuai jarak. Keenam, tersedia akses yang memadai untuk menuju stasiun LRT, misalnya jembatan penyeberangan orang dan jalur pejalan kaki.
”Keenam, hal krusial itu mesti dipenuhi supaya LRT bisa efektif mengatasi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya,” ujar Aditya.